campuran ini apabila pihak suami warga Negara Indonesia, maka tidak ada permasalahan, karena diatur berdasarkan hukum suami yaitu Undang-undang No.l
Tahun 1974. Sedangkan apabila isteri yang berkebangsaan Indonesia dan suami berkebangsaan asing maka dapat diberlakukan hukum pihak suami.
84
2. Akibat Hukum Perceraian terhadap Harta Bersama
Dalam hal ini ada perbedaan paham mengenai sifat hukum sebenarnya dari harta benda perkawinan internasional dan hukum mana yang harus digunakan apabila
para pihak tidak membuat syarat-syarat perkawinan, maka ada 3 aliran yang perlu dipahami yakni:
85
1. pendirian yang memandang hukum harta benda perkawinan seperti benda tidak
bergerak, karena itu termasuk dengan apa yang dinamakan status reel. Dalam pandangan ini dibedakan antara benda-benda yang tidak bergerak dan benda-
benda bergerak. Untuk benda tidak bergerak dipakai Lex Rei Sitae yakni hukum dari tempat letaknya benda tidak bergerak yang dipergunakan, sedangkan benda-
benda bergerak ditaruh dibawah hukum tempat tinggal para mempelai. 2.
Pendirina bahwa hukum harta benda perkawinan termasuk bidang status personal. Dengan demikian dianut sistem kesatuan daripada hukum yang mengatur harta
benda perkawinan tanpa membedakan antara benda-benda yang bergerak dan tidak bergerak.
84
Nawawi, Op, Cit
85
Lili Rasjidi, Op,Cit
Universitas Sumatera Utara
3. Pendirian bahwa hukum harta benda merupakan suatu kontrak diantara para
mempelai, maka kehendak para pihaklah yang menentukkan hukum yang harus dipergunakan.
Dalam Jurisprudensi Indonesia memandang bahwa hukum harta benda termasuk bidang status personal dan pada saat sekarang banyak negara-negara
menerima bahwa hukum harta benda perkawinan termasuk bidang status personal.
3. Harta Warisan
Kita mengetahui bahwa mengenai warisan, di Indonesia sampai saat ini masih bersifat plural, disamping berlakunya Hukum waris adat yang beraneka ragam
sistemnya dan juga berlaku waris yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata serta hukum waris Islam. Jadi mengenai Perkawinan Campuran masalah
warisan juga belum ada pengaturan tersendiri sehingga sangat memungkinkan terjadinya permasalahan. Masalah warisan ini, karena di. Indonesia belum
mempunyai peraturan perundang-undangan yang bersifat nasional, maka dalam warisan tetap mengacu kepada hukum adat, hukum Islam dan KUHPerdata. Oleh
karena itu warisan yang berkaitan dengan perkawinan campuran, memang diserahkan kepada suami isteri yang bersangkutan.
86
86
Ibid
Universitas Sumatera Utara
C. Pengadilan yang Berwenang Terhadap Perkara Perkawinan Campuran