Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

31 sejajar, artinya SPLDV tidak mempunyai penyelesaian. Jika garis-garis tersebut berimpit, artinya SPLDV mempunyai banyak penyelesaian dengan himpunan penyelesaiannya berupa garis.

2.11 Kerangka Berpikir

Menurut cara berpikir yang baru, menilai bukan memvonis peserta didik dengan harga mati, lulusgagal. Menilai adalah mencari informasi tentang pengalaman belajar peserta didik dan informasi tersebut digunakan sebagai balikan untuk membelajarkan mereka kembali. Dalam KTSP pembelajaran berpusat pada peserta didik sebagai pembangun pengetahuan, artinya pembelajaran saat ini berupaya untuk memandirikan peserta didik untuk belajar, berkolaborasi, membantu teman mengadakan pengamatan, dan penilaian diri untuk suatu refleksi yang akan mendorong peserta didik membangun pengetahuan sendiri dalam rangka peningkatan kemampuan peserta didik dalam memecahkan soal matematika. Apabila dikaji lebih lanjut, berdasarkan teori yang ada, maka salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam setiap pelajaran pada umumnya dan pelajaran matematika khususnya, diperlukan berbagai macam model pembelajaran. Dalam memilih model pembelajaran tersebut harus tepat dan perlu pemikiran serta persiapan yang matang. Salah satu usaha mengembangkan kemampuan menyelesaikan soal peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik bekerja dalam satu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau 32 mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Pembelajaran kooperatif akan membantu peserta didik dalam membangun sikap positif terhadap pelajaran matematika. Para peserta didik secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan soal matematika, sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika yang banyak dialami oleh peserta didik. Numbered heads together merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan berbagai kegiatan peserta didik sehubungan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi, dengan kata lain akan tercipta interaksi antara peserta didik dan guru. Selain itu model pembelajaran numbered heads together dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, karena dalam model ini mengajarkan proses saling membantu antar teman atau kerja kelompok. Pemilihan model pembelajaran numbered heads together karena model pembelajaran ini adalah salah satu tipe dalam model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan sebagai alternatif guru untuk mengajar peserta didik. Model ini memiliki keistimewaan yaitu peserta didik selain bisa mengembangkan kemampuan dirinya sendiri juga bisa mengembangkan kemampuan berkelompoknya. Numbered heads together digunakan dalam pembelajaran matematika dengan tujuan membantu peserta didik mengatasi masalah-masalah belajar matematika sehingga kemampuan pemecahan masalah dapat berkembang. Dalam kelompok akan terjadi proses saling bertukar pengetahuan atau sharing dan tanya jawab sesama anggota tentang materi yang dibahas. Dengan begitu 33 pemilihan model kooperatif tipe numbered heads together akan mampu mengoptimalkan proses pembelajaran. Setiap peserta didik ingin berprestasi tidak hanya untuk keberhasilan individu tetapi juga keberhasilan kelompoknya. Membantu teman lain dalam satu kelompok agar dapat lebih menguasai konsep dan materi, menjadi salah satu cara untuk meraih keberhasilan kelompok. Proses saling bertukar pengetahuan ini selain menguntungkan kelompok, yang paling utama juga telah meningkatkan pemahaman masing-masing peserta didik terhadap seluruh materi. Sehingga hasil belajar peserta didik juga akan lebih baik. Dengan demikian diharapkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada materi pokok sistem persamaan linier dua variabel lebih efektif daripada model pembelajaran ekspositori, yang ditunjukkan dengan ketuntasan hasil belajar peserta didik, yaitu jika peserta didik yang mendapat nilai ≥ 65 pada tes akhir lebih dari 85.

2.12 Hipotesis Penelitian