13
mekanisme, respon yang jelas dan kompleks, adaptasipenyesuaian, dan penciptaankeaslian.
2.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan Mulyasa, 2006: 17. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP Mulyasa, 2006: 20.
Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar
nasional pendidikan terdiri dari standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan. Dua dari ke delapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu Standar Isi SI dan Standar Kompetensi Lulusan SKL merupakan acuan utama
bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dilandasi oleh
undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Mulyasa, 2006: 24.
14
Mulyasa 2006: 178 menjelaskan pula tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah yang tertuang dari Standar Isi Mulyasa, 2006: 26 meliputi lima kelompok mata pelajaran yaitu:
1 kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2 kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3 kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4 kelompok mata pelajaran estetika;
5 kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesenian.
2.3 Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah pola interaksi peserta didik dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas Suherman, 2003: 3. Obyek dasar yang dipelajari dalam penelitian ini adalah
materi yang berhubungan dengan aljabar, oleh karena itu masih banyak peserta didik yang merasa kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam
memecahkan masalah matematika. Jika dalam menyampaikan materi matematika guru hanya menggunakan metode ceramah seperti yang selama ini kita jumpai,
akan menyebabkan peserta didik menjadi pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi cepat bosan dan motivasi belajarnya
berkurang. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman konsep dan berakibat
15
pada rendahnya kemampuan dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan materi pokok sistem persamaan linier dua variabel. Oleh karena itu ketepatan
pemilihan model pembelajaran sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai. Ada 4 ciri-ciri model pembelajaran antara lain: 1 tinjauan teoritik atau
kajian ilmiah dari penemu; 2 ada tujuan yang ingin dicapai dari tindakan pembelajaran tersebut; 3 ada tingkah laku yang khusus yang dilakukan guru dan
peserta didik; 4 memerlukan kondisi khusus yang perlu diciptakan agar tujuan tercapai.
2.4 Pembelajaran Kooperatif