Keterbukaan dalam Penawaran Umum Perdana

3 Penyerahan efek kepada pemodal di pasar primer. 4 Emiten mencatatkan efeknya di pasar sekunder di bursa. 5 Perdagangan efek di pasar sekunder di bursa. 3. Tahap Setelah Emisi 133 Sesudah proses emisi, emiten berkewajiban untuk menyampaikan informasi, yaitu : 1. Laporan berkala, misalnya laporan tahunan dan laporan tengah tahunan continuous disclosure. 2. Laporan kejadian penting dan relevan, misalnya akuisisi, pergantian direksi timely disclosure.

E. Keterbukaan dalam Penawaran Umum Perdana

Dalam kegiatan pasar modal adalah kewajiban pihak-pihak dalam suatu penawaran umum untuk memerhatikan dan memenuhi prinsip keterbukaan. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek yang dimaksud dan atau harga dari efek tersebut. 134 133 Ibid., Hal. 219 134 Adrian Sutedi, op.cit., Hal. 98. Universitas Sumatera Utara Menurut Bismar Nasution, ada tiga tujuan keterbukaan disclosure dalam pasar modal, yang antara lain adalah sebagai berikut : 135 1. Memelihara kepercayaan publik terhadap pasar Dalam hal ini kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal capital flight secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal bursa saham 2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. Sistem keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi anggota dan profesional pasar. 3. Memberi perlindungan terhadap investor Dengan adanya keterbukaan maka secara tidak langsung akan memberi perlindungan kepada investor, yang apabila dalam membuat perjanjian pembelian saham oleh investor, kemudian terdapat penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan, misalnya pernyataan misrepresentation informasi, maka perlindungan investor tersebut dilihat dari sisi ketentuan perjanjian sebagai mana diatur dalam KUHPerdata hanya sebatas pembatalan perjanjian transaksi saham. 135 Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Jakarta: Program Pascarsarjana UI, 2001, Hal. 9-11, dikutip dari Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal , op. cit., Hal. 99. Universitas Sumatera Utara Dalam penawaran umum, aspek yang sangat penting dari keterbukaan adalah pengertian mengenai informasi apa yang diperlukan dan kemudian menyediakanya dalam keadaan yang jelas dan terbuka. Salah satu langkah penting dari penawaran umum adalah penyiapan pernyataan pendaftaran. Pernyataan pendaftaran ini memberikan detil mengenai penawaran umum perusahaan dan menyediakan informasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh Bapepam, dan untuk meningkatkan minat investor terhadap perusahaan. 136 Dalam pernyataan pendaftaran, keterbukaan harus datang baik dari emiten sendiri maupun dari profesi penunjang. Emiten hendaknya membuka semua informasi material berkaitan dengan kondisi perusahaan sedangkan profesi penunjang harus men-disclose semua informasi material dalam due diligence mereka. Baik emiten maupun profesi penunjang bertanggung jawab atas segala informasi yang disampaikan kepada Bapepam. Hal ini terlihat dari angka 1 huruf c Peraturan Bapepam No. IX. A. 2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum menyatakan : 137 136 Asril Sitompul, op. cit., Hal. 56-57. 137 Angka 1 huruf c Peraturan IX. A. 2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum “Emiten dan profesi penunjang bertanggung jawab atas kelengkapan dan kebenaran informasi yang diungkapkan dalam pernyataan pendaftaran dan dokumen pendukungnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap Pihak yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuannya, pendapat atau keterangan tersebut dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukungnya, wajib Universitas Sumatera Utara bertanggung jawab baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, atas pendapat atau keterangan yang diberikannya”. Selain pernyataan pendaftaran, keterbukaan dalam rangka penawaran umum juga diharuskan tercermin dari prospektus. Peraturan perundang-undangan memperkenalkan tiga macam prospektus yaitu : 138 1. Prospektus biasa. 2. Prospektus ringkas wajib dimuat dalam surat kabar. 3. Prospektus dalam rangka penawaran umum oleh perusahaan menengah dan kecil. Selanjutnya, UUPM memberikan rambu-rambu yuridis bagi suatu prospektus, yaitu sebagai berikut : 139 1. Dilarang memuat hal-hal : a. keterangan yan tidak benar tentang fakta material; dan b. tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material. 2. Memuat semua rincian tentang fakta material yang dapat memengaruhi keputusan pemodal. 3. Fakta dan pertimbangan yang paling penting ditempatkan pada tempat paling awal. 4. Ekstra hati-hati dalam penggunaan foto, diagram atau tabel karena sangat potensial untuk terjadinya misleading. 5. Diungkapkan dengan bahasa yang jelas dan komunikatif. 138 Adrian Sutedi, op. cit., Hal. 105 139 Ibid., Hal. 105. Universitas Sumatera Utara 6. Diungkapkannya fakta material harus ditentukan sesuai bidang usaha atau sektor industrinya. 7. Mestilah terdapat pernyataan bahwa lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang disebut dalam prospektus tersebut bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi mereka, sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam wilayah RI dan kode etik, norma serta standar pofesi masing-masing. 8. Harus ada pernyataan bahwa sehubungan dengan penawaran umum, setiap pihak terafiliasi dilarang menentukan keterangan atau pernyataaan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam prospektus tanpa persetujuan tertulis dari emiten dan penjamin pelaksana emisi. 9. Menurut penjelasan pasal 78 ayat 3 UUPM, suatu prospektus sekurang-kurangnya memuat : a. uraian tentang penawaran umum; b. tujuan dan penggunaan dana penawaran umum; c. analisis dan pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan; d. risiko usaha; e. data keuangan; f. keterangan dari segi hukum; g. informasi mengenai pemesanan pembelian efek; dan h. keterangan tentang anggaran dasar. 10. Harus adal “klausula huruf besar” yakni klasula yang dicetak dengan huruf besar, yaitu terhadap hal-hal sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT DALAM PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. b. EMITEN DAN PENJAMIN EMISI EFEK jika ada BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT DALAM PROSPEKTUS INI. c. JIKA DIRENCANAKAN UNTUK MENSTABILISASI HARGA EFEK TERTENTU, MAKA MESTI ADA KLASULA HURUF BESAR. Bagi pihak manajemen perusahaan, yang bermaksud go public atau perusahaan publik, mutlak memahami prinsip keterbukaan di pasar modal, agar dapat memahami apa yang telah ditetapkan dalam strategi pengelolaan perusahaan yang baik. Pemahaman tersebut sekaligus berguna untuk lebih mendalami persoalan bagaimana menciptakan mekanisme pasar modal yang efisien. Hal ini sejalan dengan tujuan prinsip keterbukaan yaitu untuk menciptakan mekanisme pasar yang Universitas Sumatera Utara efisien, melindungi investor, dan membantu menetapkan harga pasar yang kuat. 140 Sebab pemahaman yang baik dan mendalam tentang prinsip keterbukaan tersebut pada gilirannya dapat digunakan untuk mendorong jalannya hukum yang mengatur pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam rangka memberikan jaminan untuk mengantisipasi terjadinya kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta material atau tidak meratanya informasi bagi investor disebabkan karena adanya informasi yang tidak disampaikan dan bisa juga terjadi informasi yang belum tersedia untuk publik telah disampaikan kepada kepada orang- orang tertentu. Di sini investor atau pemegang saham dapat mengakses informasi fakta material yang lahir dari prinsip keterbukaan sebagai pendekatan untuk mengambil keputusan yang baik dalam investasinya, sekaligus dapat memproyeksikan harga saham sesuai dengan refleksi realita pasar. 141 140 Bismar Nasution, Mengupas serta Mencermati Fenomena Tindak Pidana di Pasar Modal , disampaikan pada Seminar Bina Manajemen Bisnis dan Investasi Dharma Nusantara, Jakarta, 8 Mei 2003, Hal. 20. 141 Ibid. Universitas Sumatera Utara BAB IV TINJUAN HUKUM HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU HMETD RIGHT ISSUE DALAM PASAR MODAL

A. Pengertian dan dasar hukum Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD dalam Pasar Modal