E. Tinjauan Kepustakaan
Definisi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagaimana yang terdapat dalam penjelasan Pasal 82 ayat 1 Undang-Undang No 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal adalah hak yang melekat pada saham yang memberikan kesempatan bagi pemegang saham yang bersangkutan untuk
membeli efek baru sebelum ditawarkan kepada pihak lain.
16
Sedangkan, dalam Peraturan Bapepam Nomor IX. D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu angka 1 huruf a, definisi Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu didefinisikan sebagai hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk
membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada pihak lain. Hak
tersebut wajib dapat dialihkan.
17
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Dalam perkembangan pasar modal di Indonesia, penulis
menemukan bahwa dalam situs-situs internet,koran-koran dan majalah- majalah ekonomi dalam negeri lebih sering menggunakan istilah Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagai rights issue seperti rights issue Bank BNI dan Bank Mandiri yang penulis kutip dari harian Kontan.
Bahasa Inggris: Rights Issue
atau disingkat HMETD dalam pasar modal Indonesia adalah hak yang diperoleh para pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam
daftar pemegang saham suatu perseroan terbatas untuk menerima
16
Penjelasan pasal 82 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
17
Peraturan Bapepam Nomor IX. D. 1.
Universitas Sumatera Utara
penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang menjalani proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau saham
simpanan
18
Mohammad Samsul memberikan definisi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagai rights issue. Menurutnya, right issue atau right
adalah hak pemengang saham lama untuk membeli terlebih dahulu preemptive right saham baru pada harga tertentu dalam waktu kurang
dari 6 bulan.
19
Adrian Sutedi menggunakan istilah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagai Bukti Right. Bukti Right didefinisikan sebagai Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD pada harga yang telah diterapkan selama periode tertentu. Bukti Right diterbitkan pada
penawaran umum terbatas right issue, di mana saham baru ditawarkan pertama kali kepada pemegang saham lama. Bukti Right dapat juga
diperdagangkan di pasar sekunder selama periode tertentu. Apabila pemegang saham tidak menukar Bukti Right tersebut, maka akan terjadi
dilusi pada kepemilikan atau jumlah saham yang dimiliki akan berkurang secara proporsional terhadap jumlah total saham yang diterbitkan
perusahaan.
20
Di negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD lebih sering didefinisikan sebagai
18
http:id.wikipedia.orgwikiHak_Memesan_Efek Terlebih_Dahulu, diakses tanggal 18 Juli 2010.
19
Mohammad Samsul, op. cit., Hal. 84.
20
Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, Hal.47.
Universitas Sumatera Utara
preemptive rights . Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston menggunakan
istilah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD sebagai preemptive right
. Menurut mereka, preemptive right adalah provisi dalam anggaran dasar korporasi atau menurut hukum yang memberikan hak
kepada pemegang saham biasa untuk membeli penerbitan saham baru atau sekuritas konvertibel atas dasar pro rata.
21
Menurut kamus bahasa asing, preemptive right diartikan sebagai : The right of certain stockholders to maintain ownership of a constant
percentage of a firms stock. Such stockholders have the first opportunity to purchase new stock in the firm proportionate to the percentage of
shares already held. Dari definisi tersebut, preemptive right berarti hak
dari pemegang saham tertentu untuk mempertahankan kepemilikan konstan atas kepemilikan saham di suatu perusahaan. Pemegang-
pemegang saham tersebut mempunyai kesempatan pertama untuk membeli saham baru di dalam perusahaan secara proporsional dengan
persentase saham yang telah dimiliki.
22
Menurut Lectric Law Librarys Lexicon, preemptive right diartikan sebagai
: The privilege of a stockholder to maintain a proportionate share of ownership in a corporation by purchasing a proportionate share of any
new stock issued . Dari definisi tersebut, preemptive right dapat diartikan
21
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, Manajemen Keuangan, cet 8 Jakarta: Erlangga, 2001, Hal. 353.
22
http:www.answers.comtopicpreemptive-right, diakses tanggal 18 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
sebagai hak istimewa dari seorang pemegang saham untuk mempertahankan kepemilikan saham secara proporsional di dalam sebuah
perusahaan dengan membeli saham secara proporsional dari saham baru apapun yang diterbitkan.
23
Pada prinsipnya, dalam Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, pemegang saham lama ditawari terlebih dahulu jika efek baru yang
diterbitkan oleh emiten. Pengertian efek sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1 angka 5 adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan
utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan
setiap derivatif dari Efek.
24
Saham dalam bahasa Belanda disebut andeel, yang berarti andil, sero atau penyertaan modal dalam suatu perusahaan. Dalam Black’s Law
Dictionary , 6
th
Edition , dijelaskan pemahaman mengenai saham share
adalah : share means the unit into which the prorietary in a corporation Dari definisi efek di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
suatu Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, hak yang ditawarkan kepada pemegang saham lama tidak hanya saham saja tetapi juga jenis-jenis efek
lain walaupun pada umumnya, dalam suatu Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu lebih sering mengeluarkan efek yang berbentuk saham.
23
http:www.lectlaw.comdef2p070.htm, diakses tanggal 18 Agustus 2010.
24
Pasal 1 angka 5 UU Nomor 8 Tahun 1995
Universitas Sumatera Utara
are divided . Dari dua definisi di atas dapat dilihat bahwa saham berkaitan
erat dengan pembentukan modal dan adanya badan hukum perusahaan.
25
Oleh Schilfgaarde, dikatakan bahwa saham adalah suatu hak terhadap harta kekayaan suatu perseroan. Bahkan dikatakannya bahwa
saham adalah suatu hak atas bagian dari sesuatu terhadap harta kekayaan perseroan.
26
F. Metode Penulisan