Setiap rencana transaksi yang mengandung benturan kepentingan harus diungkapkan terlebih dahulu, karena informasi itu merupakan
panduan penting bagi pemegang saham, atau investor untuk mengambil keputusan. Semua transaksi yang tersebut harus diungkapkan secepat
mungkin paling lambat dua hari setelah transaksi.
209
F. Aspek Perlindungan Saham Minoritas dengan Adanya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Dengan demikian, proses penambahan modal perusahaan publik melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang dilakukan dengan
transaksi yang mempunyai benturan kepentingan sebagaimana yang tercantum dalam angka 9 Peraturan IX. D. 1 dianggap sah apabila telah
memenuhi syarat-syarat RUPS dan dibuat dalam bentuk akta notariil sebagaimana yang diatur dalam Peraturan IX. E. 1.
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston mengatakan pada dasarnya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu adalah suatu bentuk
perlindungan kepada pemegang saham lama, khususnya pemegang saham minoritas. Hal ini dikarenakan pemegang saham minoritas mempunyai
hak terlebih dahulu untuk membeli efek baru yang akan dikeluarkan oleh perusahaan publik sehingga persentase kepemilikan merek dalam suatu
209
Ibid., Hal. 250-251
Universitas Sumatera Utara
perusahaan publik tidak akan mudah terdilusi dengan bertambahnya efek baru dalam perusahaan publik tersebut.
210
Indra Surya dan Ivan Yustiavandana mengatakan bahwa Peraturan Nomor IX. D. 1 juga berkaitan dengan prinsip fairness dalam GCG yang
mengisyaratkan adanya kewajaran dan keseimbangan yang harus diterapkan pada semua pemegang saham. Jika perusahaan publik hendak
menambah modalnya dengan melepas saham baru, maka kepada pemegang saham lama dapat dipenuhi kepentingannya melalui
pemberian Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Dapat dikatakan bahwa tindakan tersebut juga merupaka perwujudan penerapan prinsip keadilan
bagi pemegang saham minoritas.
211
Akan tetapi, dalam prakteknya, implementasi dari Hak Memesan Efek Terlebhi Dahulu rights issue ternyata dapat merugikan
kepentingan investor kecil atau pemegang saham minoritas. Pengamat pasar modal, Sutito menyatakan bahwa aksi rights issue ini sebetulnya
merugikan investor, terutama investor kecil atau pemegang saham minoritas dua kali. Pertama, saham investor kecil akan mengalami dilusi.
Kedua, harga saham di pasar pasti akan turun mengikuti harga rights issue
-nya. Oleh karena itu, BEI berkoordinasi dengan Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan terhadap serangkaian aksi rights issue oleh
beberapa emiten di BEI. Jika hasil pemeriksaan mengindikasikan aksi
210
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, op. cit., Hal. 354.
211
Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, op. cit., Hal. 119.
Universitas Sumatera Utara
merugikan kepentingan investor kecil, maka Bapepam L-K tidak akan mengeluarkan izin rights issue tersebut.
212
Sebenarnya, perlindungan saham minoritas perusahaan publik telah diatur dalam Pasal 61 dan 62 Undang-Undang Perseroan Terbatas
Nomor 40 Tahun 2007. Pasal 61 ayat 1 menyatakan setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan kepada Perseroan ke pengadilan
apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan sebagai akibat dari keputusan RUPS, Direksi, dan atau
Dewan Komisaris.
213
Gugatan tersebut dapat diajukan ke pengadilan negeri yang hukumnya meliiputi tempat kedudukan Perseroan.
214
Pasal 62 ayat 1 menyatakan setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibel dengan harga yang wajar
apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa :
215
a. perubahan anggaran dasar;
b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai
nilai lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih Perseroan; atau
c. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan.
Pasal 62 ayat 2 menyatakan dalam hal saham diminta untuk dibeli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 melebihi ketentuan pembelian
212
Kontan, Jumat, 4 Juni 2010, Hal. 5
213
Pasal 61 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
214
Pasal 61 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
215
Pasal 62 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
kembali saham oleh Perseroan, sebagaiman dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1 huruf b, Perseroan wajib mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh
pihak ketiga.
216
1. Pemegang saham minoritas dapat menempuh jalur hukum dengan
mengajukan gugatan terhadap perusahaan publik yang melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
dengan merugikan kepentingannya vide pasal 61. Dengan demikian, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu termasuk
dalam cakupan Pasal 61 dan 62 karena pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus telah mendapatkan persetujuan RUPS dan
termasuk tindakan Perseroan yang berkaitan dengan perubahan anggaran dasar.
Apabila pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang telah mendapat persetujuan RUPS ternyata dirasakan oleh pemegang
saham minoritas sebagai tidak adil dan merugikan kepentingannya, maka Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 memberikan dua pilihan yang
dapat ditempuh pemegang saham minoritas, yaitu :
2. Pemegang saham minoritas berhak meminta perusahaan publik yang
melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu untuk membeli kembali sahamnya dengan harga yang wajar.
vide pasal 62.
216
Pasal 62 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
G. Penerapan Prinsip Keterbukaan dalam Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD