Otoritas Jasa Keuangan OJK

5. Fatwa No.40DSN-MUIIX2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip syariah di Bidang Pasar Modal. 6. Fatwa No.41DSN-MUIIII2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah. Fatwa-fatwa tersebut di atas mengatur prinsip-prinsip syariah di bidang pasar modal, yang meliputi bahwa suatu efek telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah secara tertulis dari DSN-MUI. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk memperoleh sertifikatpredikat syariah dari DSN- MUI, yaitu bahwa calon emiten terlebih dahulu harus mempresentasikan, terutama struktur bagi hasilnya dengan nasabahinvestor, struktur transaksinya, bentuk perjanjiannya, seperti perjanjuan perwaliamanatan, dan lain-lain. 81

2. Otoritas Jasa Keuangan OJK

Otoritas Jasa Keuangan OJK adalah lembaga independen pengawas perbankan dan lembaga keuangan, yang semestinya sudah ada pada 2002, sesuai amanat UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Namun dengan adanya UU No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU RI No. 23 Tahun 1999, pembentukan OJK diperpanjang dan akan dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 2010. OJK yang merupakan lembaga pengawasan jasa keuangan seperti industri 81 Ibid, Hal. 64. Universitas Sumatera Utara perbankan, pasar modal , reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Secara teoritis, terdapat dua aliran school of thought dalam hal pengawasan lembaga keuangan yaitu : 82 1. Aliran yang berpendapat bahwa pengawasan industri keuangan sebaiknya dilakukan oleh satu institusi. 2. Aliran yang berpendapat bahwa pengawasan industri keuangan sebaiknya dilakukan oleh beberapa institusi. Di Inggris misalnya industri keuangannya diawasai oleh Financial Supervisory Authority FSA, sedangkan di Amerika Serikat industri keuangan diawasi oleh beberapa institusi. SEC misalnya mengawasi perusahaan sekuritas sedangkan industri perbankan diawasi oleh bank sentral the Fed, FDIC dan OCC. Alasan dasar yang melatarbelakangi kedua aliran ini adalah kesesuaian dengan sistem perbankan yang dianut oleh negara tersebut. Juga, seberapa dalam konvergensi di antara lembaga lembaga keuangan. 83 Hal ini berbeda dengan universal banking, yang dianut oleh antara lain negara-negara Eropa dan Jepang, yang membolehkan bank melakukan kegiatan usaha keuangan non bank seperti investment banking dan asuransi. Di samping alasan sistem perbankan yang berlaku yang juga 82 http:zulsitompul.files.wordpress.com200706menyambut-ojkpilar.pdf ., diakses tanggal 23 September 2010 83 Ibid Universitas Sumatera Utara menjadi dasar pertimbangan adalah seberapa dalam telah terjadi konvergensi pada industri keuangan. 84 Konvergensi yang dalam akan menyebabkan munculnya masalah kewenangan regulasi. Hal ini terjadi karena produk-produk yang dihasilkan lembaga-lembaga keuangan sudah sedemikian menyatunya sehinga sulit menentukan apakah suatu produk keuangan tertentu dihasilkan oleh industri perbankan sehingga diregulasi oleh bank sentral atau produk perusahaan sekuritas dan harus tunduk pada regulasi Bapepam. Dengan diserahkannya kewenangan pengawasan kepada satu institusi maka masalah kewenangan regulasi tersebut akan terpecahkan. 85 84 Ibid 85 Ibid Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Struktur pengawasan sistem keuangan berdasarkan industri 86 Negara Populasi dalam juta Perbankan Asuransi Pasar modal Keterlibatan bank sentral Bangladesh 162,22 CB CB S Jerman 81,76 FSA FSA FSA Ya Prancis 65,45 FSA FSA FSA Ya Inggris 62,04 CPMA CPMA CPMA Ya Italia 60,34 CB I S Ya Spanyol 46,03 CB I S Ya Australia 22,38 FSA FSA FSA Belanda 16,62 CB IS IS Ya Belgia 10,83 BSS IS BSS Ya Portugis 10,64 CB I S Ya Swedia 9,35 FSA FSA FSA Ya Austria 8,37 FSA FSA FSA Ya Denmark 5,54 FSA FSA FSA Tidak Finlandia 5,36 BSS IS BSS Ya Singapura 4,99 FSA FSA FSA Tidak Irlandia 4,46 CB G CB Ya Luksemburg 0,50 BS I BS Tidak 86 http:www.bisnis.comartikel2id3031.html, diakses tanggal 25 September 2010 Universitas Sumatera Utara Sumber : Bisnis Indonesia Ket : FSA = Pengawasan Terpadu. CB = Bank Sentral. B, I, S = Pengawas Khusus untuk perbankan B, asuransi I dan pasar modal S, bisa juga adalah kombinasi ketiganya. D = Departemen Pemerintah. CPMA = Consumer Protection and Market Authority. Berkaitan dengan konvergensi yang menyebabkan masalah kewenangan regulasi seperti yang disebutkan di atas, Ketua Bapepam- LK, Fuad Rahmany selaku ketua Tim Penyusun RUU OJK menyatakan OJK akan menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan abuse of power yang selama ini cenderung muncul. Sebab dalam OJK, fungsi pengawasan dan pengaturan dibuat terpisah. Selama ini, Bapepam-LK tidak hanya mengawasi tetapi juga membuat peraturan untuk perusahaan sekuritas atau efek. Hal ini berpotensi menimbulkan abuse of power sehingga pengaturan dan pengawasan harus dipisahkan. Meski OJK memiliki fungsi pengaturan dan pengawasan dalam satu tubuh, fungsinya tidak akan tumpang tinding, sebab OJK terdiri atas tujuh dewan komisioner. Ketua Dewan Komisioner akan membawahkan tiga anggota dewan komisioner yang masing-masing mewakili perbankan, pasar modal dan lembaga keuangan nonbank LKNB. Kewenangan pengawasan Universitas Sumatera Utara perbankan oleh BI akan dikurangi, namun BI masih mendampingi pengawasan. Dengan demikian, jika selama ini mikro dan makro prudensialnya di BI, maka OJK akan fokus menangani mikro prudensialnya. Mengacu pada kajian di sembilan negara, Fuad dan tim perumus OJK akan membuat sistem pengawasan dan pengaturan baru yang mengarah pada Unified Supervisory Model seperti Financial Service Authority FSA yang telah disebutkan di atas. Dengan sistem ini, fungsi pengawasan dan pengaturan perbankan, asuransi, dan pasar modal menjadi satu. Namun, fungsi moneter tetap ada di BI, seperti yang berlaku di Jerman. 87 Dari segi industri, pembentukan OJK mempertegas fungsi pengawasan produk. Misalnya, saat kasus Bank Century, Bank Indonesia beranggapan reksadana yang dijual Bank Century sudah didaftarkan ke Bapepam LK. Padahal Bapepam-LK tidak tahu-menahu soal reksadana, yang ternyata palsu tersebut. Hal ini dikarenakan jasa lembaga keuangan bank-bank seperti Bank Century juga telah berkembang pesat sehingga memungkinkan bank juga bergerak dalam perusahaan sekuritas, asuransi, dan dana pensiun. Kompleksitas inilah yang belum diawasi maksimal. Meski tugas pengawasan bank ada pada bank sentral dan sekuritas diawasi Bapepam-LK, tapi masih ada kebingungan untuk mempertegas kewenangan masing-masing Dengan adanya suatu lembaga pengawasan 87 http:www.adpi.or.idnewsOtoritas-jasa-keuangan, diakses tanggal 25 September 2010 Universitas Sumatera Utara berada pada satu atap seperti OJK, pengawasan terhadap lembaga- lembaga keuangan akan lebih efektif sehingga diharapkan kasus seperti Bank Century tidak akan terulang kembali. 88

C. Penggabungan Bursa Efek Jakarta BEJ dan Burse Efek Surabaya BES menjadi Bursa Efek Indonesia BEI