10 ligan yang berbeda terhadap MeHg. Efisiensi asimilasi MeHg pada dasar rantai
makanan juga dipengaruhi oleh jenis MeHg terlarut yang kompleks dalam air dan sedimen. Kemampuan dan perbedaan fungsi dari setiap organisme untuk
melarutkan MeHg melalui proses pencernaan yang kompleks terhadap MeHg juga berbeda. Kehadiran ligan organik dan tingginya konsentrasi DOC di ekosistem air
umumnya dianggap membatasi penyerapan MeHg oleh biota Bloom 1992; Watras et al. 1998:183; Kidd et al. 1995; Laporte et al. 2002; Lawson dan Mason
1998; Lawrence dan Mason 2001; Leaner dan Mason 2002; Driscoll 1995;. Sunda dan Huntsman 1998.
2.7. Pengaruh Merkuri terhadap Organisme
Toksikokinetik melalui penyerapan, distribusi, metabolisme dan ekskresi merkuri sangat tergantung pada bentuk merkuri dan reseptor yang terkena. Sifat
fisik dan kimia merkuri pada umumnya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan serta kecenderungan untuk mengalami transformasi biologis, sehingga dapat diprediksi
konsentrasi merkuri. Permasalahan yang di hadapi saat ini dalam mempelajari perilaku merkuri karena memiliki batas deteksi yang tinggi sebagai penentuan
logam berat, masalah kontaminasi yang serius selama sampling, dan kurangnya konsentrasi merkuri dalam berbagai referensi saat ini EEC 1976; EEC 1982; EEC
1984; Pavlogeorgatos 2001 dalam Pavlogeorgatos 2002.
Deposisi merkuri ke badan air juga dapat berdampak pada ekosistem dan satwa liar. Kontaminasi merkuri pada semua media lingkungan terutama sistem
perairan mengalami eksposur terbesar karena bioakumulasi. Bioakumulasi mengacu pada penyerapan bersih dari kontaminan semua jalur yang mencakup
akumulasi terjadinya kontak langsung ke media yang terkontaminasi serta penyerapan dari makanan EPA 2011.
Merkuri di atmosfer yang memasuki ekosistem air melalui deposisi langsung dan limpasan dari daerah aliran sungai terestrial. Deposit merkuri, dapat
dikonversi menjadi methyl merkuri organik terutama dimediasi oleh bakteri pengurai sulfat. Meningkatnya methylasi terutama pada kondisi lingkungan
anaerob dan asam, hingga meningkatkan toksisitas merkuri dan berpotensi untuk bioakumulasi pada rantai makanan. Sejumlah kontrol kunci secara biogeokimia
mempengaruhi produksi methyl merkuri dalam ekosistem perairan. Hal ini termasuk sulfur, pH, bahan organik, besi, merkuri penuaan, dan aktivitas jenis
bakteri Munthe et al. 2007.
2.8. Baku Mutu Produk Perikanan
Lingkungan perairan, khususnya sungai, danau, dan laut melalui jalur air dan tanah terbawa merkuri kemudian mengalami perubahan menjadi merkuri
organik yang sangat beracun yakni methyl merkuri oleh organisme melalui proses metilasi. Merkuri organik jika dibandingkan dengan methyl merkuri dapat diserap
enam kali lebih besar dan dapat bermigrasi melalui barrier sel dan menyebabkan keracunan. Rantai makanan merupakan jalur bioakumulasi merkuri yang paling
penting lihat Gambar 4. Proses bioakumulasi melalui rantai makanan meliputi plankton yang memperoleh merkuri melalui absorbsi permukaan secara pasif atau
melalui asupan makanan, kemudian dimakan oleh konsumer plankton, yang kemudian dimakan oleh ikan yang lebih besar dan pada akhirnya dikonsumsi oleh
manusia The Green Lane TM 2004; Gesbauer 2007 dalam Direktur Penilaian keamanan Pangan dan Balai Besar POM 2009.
11 Suhu yang lebih tinggi, produksi perikanan global harus tetap berimbang,
namun distribusi spasial stok ikan dapat berubah karena migrasi ikan dari satu daerah ke daerah lain untuk mencari kondisi yang sesuai. Perubahan iklim lainnya
berdampak pada perikanan meliputi angin permukaan yang akan mengubah baik pengiriman nutrisi ke zona fotik dan kekuatan dan distribusi arus laut, tingkat
CO
2
yang tinggi yang mengubah keasaman laut dan variabilitas curah hujan mempengaruhi permukaan air laut. Perubahan iklim dapat mempengaruhi
produktivitas sistem akuakultur dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit ikan budidaya dan mengurangi kembali ke petani. Peristiwa cuaca ekstrim dapat
mengakibatkan penurunan keragaman genetik yang dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati Jaykus et al. 2008.
Perubahan lingkungan ekologi memiliki dampak, baik langsung maupun tidak langsung terhadap bahaya keamanan pangan pada berbagai tahap rantai
makanan. Pemerintah harus siap untuk menghadapi perubahan tersebut. Beberapa negara maju telah memulai program kerja yang bertujuan untuk mengidentifikasi
risiko keamanan pangan yang terkait dengan perubahan lingkungan. FAO memiliki peran penting dalam membantu negara-negara berkembang untuk
menilai situasi perubahan keamanan pangan dan untuk mempromosikan kerjasama internasional dalam meningkatkan pemahaman tentang implikasi
keamanan perubahan pangan Jaykus et al. 2008.
Persyaratan keamanan pangan food safety yang akan dikonsumsi, merupakan salah satu hal yang penting untuk dipenuhi, agar supaya tubuh tetap
sehat. Apa artinya makanan bergizi tinggi, berpenampilan menarik, lezat dan bermutu tinggi namun tidak aman untuk dikonsumsi. Pangan yang aman adalah
pangan yang tidak mengandung 1 bahaya biologi atau mikrobiologi, 2 bahaya kimia dan 3 bahaya fisik. Ardiansyah 2006; Fardiaz 2008 dalam Anggrahini,
2008.
2.8.1. Bahaya Merkuri terhadap Kesehatan
Pencemaran logam berat tidak mengenal ambang batas karena kalau sudah masuk ke dalam tubuh manusia bersifat akumulatif atau tertimbun.
Logam berat yang terakumulasi dalam tubuh manusia dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tubuh, menimbulkan cacat fisik, menurunkan
kecerdasan, melemahkan system saraf, dan berpengaruh ke tulang. Terkait dengan afinitas, logam berat memiliki afinitas yang tinggi terhadap unsur S,
yang menyebabkan logam berat menyerang ikatan belerang -SH dalam enzim, sehingga enzim menjadi inaktif, yang menyebabkan terjadinya
gangguan pada proses metabolisme dalam tubuh Anggrahini 2008.
Merkuri yang diserap olah tubuh manusia diperkirakan hanya 15 persen, logam merkuri sebagian besar ditumbun oleh ginjal, otak, hati dan
janin yang mengakibatkan kerusakan pada susunan syaraf pusat. Alkil merkuri dapat terakumulasi dalam jaringan karena sifatnya yang lipofilik
sehingga ditimbun dalam jaringan lemak dengan menghambat fungsi enzimatik. Pengaruh merkuri lebih sensitive terhadap anak-anak, dapat
berkembang menjadi masalah terhdap susunan syaraf pusat, system pencernaan, dan kerusakan ginjal. Merkuri bersifat, seperti pada Teluk
Minamata, Jepang, kurang lebih tahun 1970an bayi yang lahir dari ibu yang terkontaminasi yang mengkonsumsi ikan tercemar merkuri mengalami
12 abnormal syaraf, termasuk retaldasi mental Direktur Penilaian keamanan
Pangan dan Balai Besar POM 2009.
Gambar 4. Proses Biomagnifikasi methyl merkuri di ekosistem 2.8.2.
Batasan Merkuri dalam Pangan US-EPA menetapkan batas merkuri pada air minum, sebesar 0,002
mgl 2 ppb dan merekomendasikan batas anorganik merkuri di sungai dan danau tidak lebih dari 144 ppt. Menurut U.S. Food and Drug Administration
FDA menetapkan batas merkuri dalam air kemasan sebesar 0,002 mgL, dan batas maksimum merkuri yang diperbolehkan terdapat dalam makanan
berupa produk perikanan sebesar 1 ppm ATSDR 1999; Johnson, 1997 dalam Direktur Penilaian keamanan Pangan dan Balai Besar POM 2009.
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No.03725lBSKVll1989 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam
Makanan menetapkan bahwa batasan maksimum merkuri dalam produk pangan sebesar 0,03-0,5 mgkg pangan.
Tabel 4. Batas maksimum cemaran merkuri dalam pangan
N Produk Prikanan
Konsentrasi Maksimum
1. 2.
3. 4.
Ikan hasil olahan Ikan Predator
Kekerangan Bivalvia, muluska dan
teripang Udang dan krustasea lainnya
0.05 mgKg 1.0 mgKg
1.0 mgKg
1.0 mgKg Sumber : Standar Nasional Indonesia 2009.
III. METODE PENELITIAN 3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di muara Sungai Balaotin, Cibok, dan Kobok Kecamatan Kao Teluk Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2013.