31 Keamanan konsumsi kerang darah yang terkontaminasi merkuri di Kao
Teluk, untuk anak-anak adalah 1,45 ppmkghari selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Paparan merkuri harian PMH kerang darah untuk anak-anak ppmkghari di Pesisir Kao Teluk, Halmahera Utara
Jenis Kerang Tingkat Keamanan
konsumsi Suber data
Kerang darah 1,45
Hamid 2011 Keamanan konsumsi mingguan kerang darah yang terkontaminasi merkuri
di Kao Teluk untuk anak-anak dan orang dewasa telah melampaui level aman sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI Tahun 2009 tentang kontaminasi
logam berat pada daging sebesar 1 ppmkghari. Data keamanan konsumsi dapat disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Paparan merkuri mingguan PMM kerang darah untuk anak-anak dan orang dewasa ppmkgminggu di Pesisir Kao Teluk, Halmahera Utara
Jenis kerang Anak-anak
Orang dewasa Sumber data
Kerang darah 17,44
3,99 Hamid 2011
4.7. Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur pada bulan Juni hingga Agustus masing- masing disetiap stasiun pengamatan meliputi suhu
C, oksigen terlarut mgL, pH, salinitas ‰, konduktifitas mScm, kekeruhan mgL, dan TDS mgL
Tabel 20. Tabel 20. Parameter kualitas air yang terukur pada bulan Juni-Agustus
Parameter ST I
ST II ST III
Satuan Kisaran
Suhu 30,11-30,81
28,13-28,24 27,85-29,28
C Oksigen Terlarut
5,12-6,23 3,00-9,04
7,07-8,07 mgl
pH Air 7,11-7,18
6,73-7,79 6,23-7,23
- Salinitas
13,70-14,85 16,30-17,79
23,31-26,23 ppt
Konduktifitas 4,48-8,22
7,08-12,81 3,70-4,14
mScm Kekeruhan
186-215,09 126-136,95
99-171,13 mgl
TDS 12,70-17,35
11,98-17,21 26-27,11
mgl
4.7.1. Suhu Perairan
Suhu air yang terukur pada bulan Juni hingga Agustus masing-masing di Muara Sungai Balaotin, Cibok dan Kobok berkisar antara 30,11-30,81
C, 28,13- 28,25
C dan 27,85-29,28 C.
4.7.2. Oksigen Terlarut mgL
Kisaran oksigen terlarut yang di peroleh pada bulan Juni-Agustus di Muara Sungai Balaotin dan Cibok masing-masing adalah 5,12-6.23 mgL dan 3,00-9,04
mgL, sedangkan di Muara Sungai Kobok adalah 7,07-8,07 mgL.
4.7.3. pH Perairan
pH air terukur pada bulan Juni sampai dengan Agustus di setiap stasiun pengamatan diantaranya adalah di Muara Sungai Balaotin, Cibok dan Kobok
berturut-turut adalah 7.11-7.18, 6.73-7.79 dan 6.74-7.23.
32
4.6.4. Salinitas ppt
Salinitas yang diperoleh pada bulan Juni sampai dengan Agustus masing- masing di Muara Sungai Balaotin, Cibok dan Kobok di Muara Sungai Balaotin,
Cibok dan Kobok adalah 13,66-14,85 ppt, 16,30-17,79 ppt dan 23,31-26,23 ppt.
4.6.5. Konduktivitas
Konduktifitas atau daya hantar listrik yang terukur pada bulan Juni, Juli, Agustus menunjukan di Muara Sungai Balaotin berkisar 4,48-8,22 mScm, Cibok
7,08-12,81 mScm dan Kobok 33,70-43,14 mScm.
4.6.6. Kekeruhan
Kekeruhan terukur pada bulan Juni-Agustus berkisar antara 186-215,09 mgL, 126-136,95 mgL dan 99-171,13 mgL masing-masing di Muara Sungai
Balaotin, Cibok dan Kobok.
4.6.7. Total dissolved Solid TDS
Total partikel terlarut TDS yang terukur pada bulan Juni hingga Agustus di Muara Sungai Balaotin, Cibok dan Kobok berturut-turut adalah 12,70-17,35
mgL, 11,98-17,21 mgL dan 26-27,11 mgL.
V. PEMBAHASAN 5.1. Konsentrasi Merkuri pada Air
Berdasarkan Gambar 7, konsentrasi merkuri pada air di Muara Sungai Balaotin lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi merkuri di Muara Sungai
Cibok dan Kobok. Konsentrasi merkuri pada air cenderung menurun antar bulan pengamatan, pada bulan Juni lebih besar kemudian menurun pada bulan Juli dan
Agustus. Menurunnya konsentrasi merkuri antar bulan pengamatan diduga karena adanya sistem hidrodinamika perairan seperti banjir dan arus, sehingga merkuri
pada air terdistribusi ke kawasan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Riani 2012 yang mengatakan bahwa logam berat di perairan akan menurun karena
adanya dinamika perairan seperti adanya arus, gelombang, pengenceran, reaksi dengan bahan organik dan anorganik dalam perairan serta adanya penyerapan oleh
mahluk hidup. Konsentrasi merkuri pada air bervariasi yakni pada kisaran rendah hingga sedang dan masih sesuai dengan baku mutu air alut Environmental
Protection Agency
US EPA 62FR 42160 sebesar 0,0018 ppm. Menurut Kinghorn et al. 2007 konsentrasi logam berat pada musim hujan, kandungan
logam berat dalam air cenderung lebih kecil karena proses pengenceran, sedangkan pada musim kemarau kandungan logam akan lebih tinggi karena logam
menjadi terkonsentrasi.
Konsentrasi logam pada suatu perairan dari waktu ke waktu selalu berubah- ubah, konsentrasinya bisa semakin meningkat maupun sebaliknya menurun hal ini
karena kondisi air sungai dan air laut sangat labil adanya pergerakan arus, gelombang, curah hujan dan perubahan kondisi lingkungan yang berlangsung
terus menerus akibat masuknya air limbah akan mempengaruhi konsentrasi logam dalam air. Dinamika logam dalam air baik jenis air, maupun makhluk yang hidup
di air tersebut telah banyak diteliti, terutama dalam memonitor pencemaran logam berat pada lingkungan perairan. Dalam memonitor pencemaran logam, analisis
biota air sangat penting artinya dari pada analisis air itu sendiri. Hal ini