Pencemaran Merkuri Di Sungai Konsentrasi Merkuri Di Air

5 Sumber merkuri secara antropogenik berasal dari penambangan, industri, kedokteran, pertanian, kosmetik, dan bahan baku pembuatan alat laboratorium. Meningkatnya konsentrasi merkuri di lingkungan kebanyakan berasal dari aktivitas manusia dan atau gunung berapi kemudian diangkut secara global melalui sirkulasi udara. Merkuri di atmosfer kemudian dikembalikan ke dalam tanah ataupun laut melalui curah hujan basah. Beberapa tahun terakhir emisi antropogenik tiga kali lebih besar konsentrasinya dari atmosfer dan permukaan laut Marson et al. 1994 dalam Kesavan et al. 2011. Siklus merkuri di lingkungan perairan seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Proses bioakumulasi logam merkuri pada organisme perairan EPA 2011 Pencemaran merkuri yaitu berupa “merkuri klorida” pernah dialami oleh Jepang pada tahun 1930 yang membuang limbah industri secara langsung ke Teluk Minamata di pantai barat pulau Kyushu, setelah lima belas tahun sejak dimulainya pembuangan limbah ke perairan tersebut barulah terlihat dampaknya yaitu timbulnya penyakit yang di kenal dengan “penyakit minamata byo” pada masyarakat berdomisili di Teluk Minamata bahkan pulau-pulau di sekitarnya Lasut 2002 dalam Waraouw 2008.

2.2. Pencemaran Merkuri Di Sungai

Penambangan emas tanpa izin yang melibatkan ekstraksi emas dengan menggunakan logam merkuri, telah mengakibatkan peningkatan konsentrasi logam tersebut di sungai. Bioakumulasi merkuri Trichoptera tertinggi dari 6 kelompok kebiasaan makan fungsional yang di amati di Sungai Cikaniki, di ikuti oleh kelompok scraper, collector filter, collector gathrer, shelder dan yang terakhir adalah predator. Keberadaan merkuri telah banyak dilaporkan menyebabkan bioakumulasi dan biomagnifikasi merkuri pada biota dan rantai makanan yang ada di perairan Yoga et al. 2009. Sungai merupakan ekosistem yang memiliki nilai ekologi yang tinggi dengan fauna yang kaya dari struktur populasi yang kompleks dan nilai biologi yang tinggi. Tipologi sungai sangat rentan dan rapuh terhadap perubahan lingkungan, terutama gangguan yang berasal dari antropogenik, yang sering mengisyaratkan terdegradasinya biota Beasley dan Kneale, 2003; Dahl et al. 2004 dalam Benetti et al. 2011. Lebih lanjut Benetti 2011 menjelaskan bahwa di antara fauna sungai yang harus disorot adalah makroinvertebrata. Kelompok invertebrata yang berukuran 1 mm mewakili ukuran makroskopik biasanya tinggal secara parmanen atau selama periode waktu tertentu dari siklus hidupnya dapat digunakan untuk menilai kondisi ekologi dan keragaman jenis di lingkungan perairan diantaranya adalah jenis serangga, krustasea, Annelida, moluska, dan lintah.

2.3. Konsentrasi Merkuri Di Air

Total konsentrasi merkuri sangat tergantung pada masukan dan siklus. Keberadaan merkuri di perairan telah banyak dilaporkan menyebabkan bioakumulasi dan biomagnifikasi merkuri pada biota perairan dan rantai makanan di perairan. Besarnya konsentrasi merkuri di perairan merupakan fungsi dari kondisi lingkungan yang dapat mendukung terjadinya unsur merkuri seperti suhu air yang tinggi, pH rendah, kondisi anaerobik, tingginya konsentrasi karbon organik terlarut dan kepadatan lahan basah disekitarnya MacFarlane 2004; Yoga et al. 2009. Edward 2008 melaporkan bahwa hasil analisis konsentrasi merkuri di perairan laut Teluk Kao adalah 0,0001 ppm, konsentrasi ini masih di bawah nilai ambang batas sehingga aman untuk kehidupan biota perairan. Aktivitas penambangan baik oleh PT. Nusa Halmahera Minerals dan penambangan tanpa izin oleh masyarakat belum mencemari perairan tersebut. Hamid 2011 melaporkan bahwa Konsentrasi merkuri di Teluk Kao yaitu 0,0007 ppm lebih tinggi bila dibandingkan hasil dari Edward 2008. Hasil penelitian tersebut diatas dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Konsentrasi merkuri di perairan pesisir Teluk Kao Konsentrasi merkuri di air laut Satuan Sumber 0,0001 0.0007 ppm ppm Edward 2008 Hamid 2011

2.4. Konsentrasi Merkuri Di Sedimen