Konsentrasi Merkuri pada Sedimen

20 menyebabkan konsentrasi merkuri pada kawasan tanpa aktivitas penambangan ST I lebih besar, dibandingkan dengan kawasan penambangan emas tanpa izin ST II dan kawasan sekitar aktivitas penambangan PT. NHM ST III, disajikan pada Gambar 9. Gambar 9. Standar deviasi konsentrasi merkuri pada air berdasarkan stasiun pengamatan. Konsentrasi merkuri di perairan Teluk Kao beberapa tahun terakhir cenderung meningkat. Berdasarkan beberapa laporan penelitian Gambar 10, menunjukkan plot peningkatan konsentrasi merkuri pada perairan adalah 0,0001 ppm 2008, 0,0007 2011 dan 0,0012 2013. Gambar 10. Konsentrasi merkuri pada air di perairan Kao Teluk berdasarkan hasil penelitian terdahulu.

4.2. Konsentrasi Merkuri pada Sedimen

Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sedimen bulan Juni di Muara Sungai Balaotin ST I adalah 0,12 ppm, sedngkan pada bulan Juli dan Agustus masing-masing 0,07 ppm. Konsentrasi merkuri pada sedimen di Muara Sungai 0.00032 0.00030 0.00027 0.00000 0.00005 0.00010 0.00015 0.00020 0.00025 0.00030 0.00035 ST I ST II ST III K o ns ent ra si M er kur i p p m Stasiun Pengamatan 0.0001 0.0007 0.0012 0.0000 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.0010 0.0012 0.0014 Edward, 2008 Hamid, 2011 Hasil Penelitian, 2013 21 Cibok ST II pada bulan Juni-Agustus berturut-turut 0,05 ppm, 0,09 ppm dan 0,07 ppm. Konsentrasi merkuri pada sedimen di Muara Sungai Kobok ST III yang terukur pada bulan Juni dan Juli masing-masing adalah 0,07 ppm dan 0,09 ppm, sedangkan pada bulan Agustus adalah 0,01 ppm Gambar 11. Konsentrasi merkuri pada sedimen tertinggi di Muara Sungai Balaotin pada bulan Juni, sedangkan terendah di Muara Sungai Kobok pada Bulan Agustus. Komposisi tekstur sedimen di Muara Sungai Balaotin, Cibok dan Kobok masing-masing adalah liat dan lempung, liat dan lempung berpasir serta liat dan lempung berdebu berkorelasi positif dengan merkuri. Komposisi tekstur yang terdiri dari liat dan lempung memiliki afinitas yang tinggi terhadap merkuri. Gambar 11. Konsentrasi merkuri pada sedimen Juni hingga Agustus, masing- masing di Muara Sungai Balaotin ST I, Cibok ST II dan Kobok ST III. Rata-rata dan standar deviasi konsentrasi merkuri pada sedimen di Muara Sungai Balaotin adalah 0,09±0,03 ppm, Muara Sungai Cibok adalah 0,07±0,02 ppm, dan Muara Sungai Kobok adalah 0,06±0,04 ppm, Gambar 12. Konsentrasi merkuri pada sedimen bervariasi antar stasiun pengamatan. Rata-rata konsentrasi merkuri pada sedimen tercatat sedikit lebih tinggi di Muara Sungai Balaotin dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi merkuri yang terukur di Muara Sungai Cibok dan Kobok. Gambar 12. Rata-rata dan standar deviasi konsentrasi merkuri pada sedimen perstasiun pengamatan. 0.12 0.05 0.07 0.07 0.09 0.09 0.07 0.07 0.01 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 ST I ST II ST III K o ns ent ra si M er kur i p p m Stasiun Pengamatan Juni Juli Agustus 0.09 0.07 0.06 0.000 0.020 0.040 0.060 0.080 0.100 0.120 ST I ST II ST III K o ns ent ra si M er kur i p p m Stasiun Pengamatan 22 Hasil penelitian sebelumnya tentang konsentrasi merkuri di sedimen bervariasi pada tahun 2008 hingga 2013, rendah pada tahun 2008, naik secara drastis ditahun 2011 kemudian turun di tahun 2013, fluktuasi merkuri pada sedimen disajikan pada Gambar 13. Gambar 13. Kondisi konsentrasi merkuri di sedimen di Kao Teluk berdasarkan penelitian terdahulu.

4.2.1. Indeks Geokonsentrasi Merkuri

Hasil analisis geoakumulasi merkuri menunjukkan di Muara Sungai Balaotin sebesar 0,482 ppm, Muara Sungai Cibok dan Kobok adalah 0,361 ppm. Berdasarkan hasil analisis tentang indeks geokonsentrasi di tiga stasiun yang terdapat di Teluk Kao, dikategorikan pencemaran sedang karena I geo 0 1. 4.2.2. Tekstur Sedimen Hasil analisis tekstur sedimen di Muara Sungai Balaotin ST I didominasi pasir 40,08-40,96, debu 27,92-43,52 dan liat 12,31-31,12, Muara Sungai Cibok ST II pasir 26,36-71,80, debu 22,47-49,39 dan liat 5,73-26,03, sedangkan di Muara Sungai Kobok ST III pasir 7,73-36,78, debu 41,47- 44,66 dan liat 21,75-43,51, sepeti disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Tekstur sedimen Tekstur Juni Juli Agustus Kawasan Pasir Debu Liat 40,08 34,35 25,57 40,96 27,92 31,12 44,17 43,52 12,31 ST I Pasir Debu Liat 26,36 49,39 24,25 37,57 36,44 26,03 71,80 22,47 5,73 ST II Pasir Debu Liat 36,78 41,47 21,75 7,73 44,66 43,51 33,61 42,31 24,08 ST III Hasil analisis segitiga tekstur berdasarkan United States Department of Agriculture USDA di Muara Sungai Balaotin diperoleh komposisi liat dan 0.15 0.83 0.12 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 Edward, 2008 Hamid, 2011 Hasil Penelitian, 2013 K o ns ent ra si M er kur i p p m Hasil Penelitian 23 lempung liat, Muara Sungai Cibok lempung berpasir dan lempung, dan Muara Sungai Kobok diperoleh komposisi lempung dan lempung berdebu, Gambar 14. Gambar 14. Segitiga Tekstur USDA, Keterangan ● ST I ● ST II dan ● ST III. 4.2.3. C-Organik Hasil analisis C-organik di Muara Sungai Balaotin berkisar 6,06-7,42 , Muara Sungai Cibok berkisar 4,54-6,62 dan di Muara Sungai Kobok berkisar 5,02-7,02, seperti terlihat pada Tabel 8. Rata-rata C-organik di Muara Sungai Balaotin, Cibok dan Kobok berturut-turut adalah 6,70 , 5,31 dan 6,27 . Kategori C-organik pada masing-masing stasiun pengamatan adalah sangat tinggi, dimana kuantitas C-organik berkorelasi positif dengan konsentrasi merkuri pada sedimen Tabel 8. Hal ini merupakan salah satu faktor yang diduga menyebabkan konsentrasi merkuri pada sedimen lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi merkuri pada air. Tabel 8. C-organik Stasiun Pengamatan ST I ST II ST III Juni 6,62 6,62 6,78 Juli 6,06 4,78 5,02 Agustus 7,42 4,54 7,02 Rata-rata 6,70 5,31 6,27

4.2.4. pH Sedimen

Hasil pengukuran pH sedimen selama penelitian di Muara Sungai Balaotin ST I berkisar 4,5-6,9, Muara Sungai Cibok dan Kobok masing-masing adalah 3,9-5,2 dan 4,8-5,9, seperti disajikan pada Tabel 9. Kisaran pH yang terukur pada masing-masing stasiun pengamatan adalah pada kondisi basah yakni 7. Hal ini diduga karena merkuri lebih mudah larut dan dapat memediasi terjadinya proses metilasi pada sedimen, sehingga dapat meningkatkan toksisitas merkuri Riani, 2012. 24 Tabel 9. pH sedimen Stasiun Pengamatan ST I ST II ST III Juni 6,9 5,2 5,9 Juli 5,5 4,1 5 Agustus 4,5 3,9 4,8

4.3. Konsentrasi Merkuri pada Keong Popaco T. telescopium