6 kelompok kebiasaan makan fungsional yang di amati di Sungai Cikaniki, di ikuti
oleh kelompok scraper, collector filter, collector gathrer, shelder dan yang terakhir adalah predator. Keberadaan merkuri telah banyak dilaporkan menyebabkan
bioakumulasi dan biomagnifikasi merkuri pada biota dan rantai makanan yang ada di perairan Yoga et al. 2009.
Sungai merupakan ekosistem yang memiliki nilai ekologi yang tinggi dengan fauna yang kaya dari struktur populasi yang kompleks dan nilai biologi
yang tinggi. Tipologi sungai sangat rentan dan rapuh terhadap perubahan lingkungan, terutama gangguan yang berasal dari antropogenik, yang sering
mengisyaratkan terdegradasinya biota Beasley dan Kneale, 2003; Dahl et al.
2004 dalam Benetti et al. 2011. Lebih lanjut Benetti 2011 menjelaskan bahwa
di antara fauna
sungai yang harus
disorot adalah
makroinvertebrata. Kelompok invertebrata yang berukuran 1 mm mewakili ukuran makroskopik biasanya tinggal secara parmanen atau selama periode waktu
tertentu dari siklus hidupnya dapat digunakan untuk menilai kondisi ekologi dan keragaman jenis di lingkungan perairan diantaranya adalah jenis
serangga, krustasea, Annelida, moluska, dan lintah.
2.3. Konsentrasi Merkuri Di Air
Total konsentrasi merkuri sangat tergantung pada masukan dan siklus. Keberadaan merkuri di perairan telah banyak dilaporkan menyebabkan
bioakumulasi dan biomagnifikasi merkuri pada biota perairan dan rantai makanan di perairan. Besarnya konsentrasi merkuri di perairan merupakan fungsi dari
kondisi lingkungan yang dapat mendukung terjadinya unsur merkuri seperti suhu air yang tinggi, pH rendah, kondisi anaerobik, tingginya konsentrasi karbon
organik terlarut dan kepadatan lahan basah disekitarnya MacFarlane 2004; Yoga et al.
2009. Edward 2008 melaporkan bahwa hasil analisis konsentrasi merkuri di
perairan laut Teluk Kao adalah 0,0001 ppm, konsentrasi ini masih di bawah nilai ambang batas sehingga aman untuk kehidupan biota perairan. Aktivitas
penambangan baik oleh PT. Nusa Halmahera Minerals dan penambangan tanpa izin oleh masyarakat belum mencemari perairan tersebut. Hamid 2011
melaporkan bahwa Konsentrasi merkuri di Teluk Kao yaitu 0,0007 ppm lebih tinggi bila dibandingkan hasil dari Edward 2008. Hasil penelitian tersebut diatas
dapat disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Konsentrasi merkuri di perairan pesisir Teluk Kao Konsentrasi merkuri di air laut
Satuan Sumber
0,0001 0.0007
ppm ppm
Edward 2008 Hamid 2011
2.4. Konsentrasi Merkuri Di Sedimen
Distribusi, spesiasi dan bioavailabilitas merkuri dalam sedimen berbeda antar lokasi berdasarkan sampling sistemik sedimen dan konsentrasi merkuri.
Merkuri dipengaruhi oleh faktor alam dan antropogenik, termasuk polutan terestrial, sifat geomorfik, dan secara tidak langsung dengan status ekonomi.
Merkuri berkorelasi positif dengan bahan organik, pH, fraksi debu dan liat, tapi merkuri berkorelasi negatif dengan fraksi pasir. Merkuri yang ditemukan pada
sedimen
terutama dalam bentuk
merkuri volatile.
7 Merkuri yang mudah dalam bioakumulasi di lahan basah mangrove dan mungkin
merupakan sumber alami emisi merkuri dari atmosfir Ding et al. 2009. Kontaminasi merkuri dalam sedimen terjadi karena proses alamiah
pelapukan batuan termineralisasi, proses pengolahan emas secara tradisional amalgamasi, maupun proses industri yang menggunakan bahan baku yang
mengandung merkuri. Nilai anomali unsur Hg dalam sedimen harus dievaluasi secara hati-hati mengingat besar kemungkinan terjadi pencemaran akibat
pemakaian merkuri oleh pertambangan emas rakyat. Kontur dasar berbatu biasanya tidak mengalami mineralisasi Widhiyatna et al. 2005.
Umumnya konsentrasi logam pada suatu ekosistem perairan berhubungan dengan sumber masukan di sekitar kawasan, sehingga semakin tinggi masukan
logam, cenderung semakin meningkatkan akumulasinya di dalam ekosistem perairan. Merkuri di perairan mengalami berbagai proses pengendapan,
pengenceran, disperse dan absorbsi oleh organisme yang berada pada habitat kawasan ekosistem tersebut. Rendahnya pH pada sedimen berpotensi untuk
meningkatkan konsentrasi merkuri. Selain itu pH merupakan faktor yang mempengaruhi kapasitas absorbsi sedimen terhadap Hg
2+
, serta memicu peningkatan toksisitas Hg bagi organisme Sanusi 2006; Asonye et al. 2007,
Begum et al. 2009, dan Danazumi dan Bichi, 2010 dalam Cordova et al. 2011 serta Riani, 2011.
Menurut Palar 2004 dalam Riani 2012 menjelaskan bahwa konsentrasi logam di air dan sedimen akan turun ketika pH naik. Hal ini disebabkan pada
lingkungan perairan, bentuk logam antara lain berupa ion-ion bebas, pasangan ion organik, dan ion kompleks. Hal ini mengakibatkan kelarutan logam dalam air dan
sedimen di kontrol oleh pH, karena kenaikan pH dapat mengubah kestabilan dari bentuk karbonat menjadi hidroksida yang membentuk ikatan dengan partikel pada
perairan, hingga pada akhirnya di endapkan dalam bentuk lumpur.
Hasil terdahulu tentang konsentrasi merkuri sedimen pada Teluk Kao terutama di beberapa muara sungai di antaranya Sungai Cibok 0,014, Muara
Sungai Kasusu 0,020 ppm, Muara Sungai Tabobo 0,151 ppm dan air panas sebagai Kontrol 0,137 Edward 2008. Hasil analisis konsentrasi merkuri oleh
Hamid 2011 di pantai Dumdum Kao Teluk berkisar antara 0,838-1,321 ppm dan stasiun pembanding sebesar 1,233 ppm. Konsentrasi merkuri sedimen Kao Teluk
di sajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Konsentrasi merkuri di sedimen Kao Teluk
Konsentrasi merkuri di Sedimen Satuan
Sumber
0,014-0,151 0,838-1,321
ppm ppm
Edward, 2008 Hamid, 2011
2.5. Peran Keong Popaco