Teknik Analisis Data Konsentrasi Merkuri Teknik Analisis Tekstur sedimen dan Karbon Organik

15 oven pada suhu 105 C selama 24 jam. Sedimen yang telah kering kemudian ditumbuk hingga halus. Sedimen ditimbang sebanyak ±4 gram kemudian dimasukkan kedalam beaker Teflon yang tertutup. Selanjutnya ditambahkan 5 ml larutan aqua regia dan dipanaskan pada suhu 130 C sampai semua sedimen larut, pemanasan diteruskan hingga larutan hampir kering dan selanjutnya didinginkan pada suhu kamar dan sampel dipindahkan kesentrifus polietilen. Kemudian ditambahkan aquades hingga volumenya mencapai 30 ml dan dibiarkan hingga mengendap, kemudian menampung fase airnya. Selanjutnya siap diukur dengan Spektrofotometer serapan atom AAS di Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri BARISTAN Manado. Sampel keong popaco ditimbang ±1-2 g, didestruksi dengan KMnO 4 , hidroksilamin klorida dan larutan SnCl 2 . Sampel keong popaco kemudian dimasukkan kedalam beaker Teflon secara merata agar mengalami proses pengeringan sempurna. Sampel keong dikeringkan dengan oven pada suhu 105 C selama 24 jam. Sampel keong yang telah kering kemudian ditumbuk sampai halus. Sampel keong ditimbang ±1 g, selanjutnya sampel keong dimasukkan kedalam beaker Teflon yang tertutup. Kemudian ditambahkan 5 ml larutan aqua regia dan dipanaskan pada suhu 130 C. Setelah semua sampel keong larut, pemanasan diteruskan hingga larutan hampir kering dan selanjutnya didinginkan pada suhu kamar dan dipindahkan kesentrifus polietilen. Kemudian ditambahkan air destilasi hingga volumenya mencapai 30 ml dan dibiarkan mengendap, kemudian supernatannya dipisahkan. Selanjutnya dilakukan deteksi dengan atomic absobtion spectrophotometric AAS di Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri BARISTAN Manado. Karbon organik tereduksi dengan larutan kalium dikromat K 2 Cr 2 K 7 1 N dalam suasana asam. Kemudian dikromat yang telah bereaksi dititrasi dengan larutan fero sulfat menggunakan difenilamin sebagai indikator. Ditimbang 1 g sampel sedimen 0,5 mm kering udara, dimasukkan kedalam elenmeyer 500 ml dan disediakan juga penetapan blangko. Ditambahkan kalium dikromat 1 N dan secara berlahan-lahan ditambahkan 20 ml larutan H 2 SO 4 , elenmeter digoyang dengan tangan selama 1 menit, kemudian didiamkan selama 30 menit diatas asbes. Ditambahkan masing-masing 200 ml air destilasi, 5 ml asam fosfat pekat 80 dan 1 ml larutan dipenilamin. Blangko dan sampel dititrasi dengan larutan ferosulfat 1 N hingga warna hijau, ditambahkan lagi 0,5 ml larutan K 2 Cr 2 K 7 1 N dan dititrasi kembali dengan larutan FeSO 2 1 N sampai dengan warna hijau muncul kembali. Berat sampel dikoreksi dengan penetapan kadar air. Analisis persen tekstur dan karbon organik di lakukan di Laboratoriun Tanah, Fakultas Pertanian IPB dengan metode Wakley dan Blachk.

3.7. Teknik Analisis Data Konsentrasi Merkuri

Hasil pembacaan absorban sampel oleh AAS selanjutnya dihitung dengan menggunakan persamaan regresi sederhana yaitu :Y = a + bx, dimana nilai absorban sebagai Y, sedangkan a dan b dari persamaan garis standar, maka diperoleh harga x yang merupakan konsentrasi contoh. Hasil perhitungan ini dinyatakan dengan ppm. ����� ���������� = �� − �� ����� �����ℎ � ��� 16 Ac adalah absorban contoh, Ab adalah absorban blangko dan FP adalah faktor pengenceran.

3.7.1. Teknik Analisis Faktor Biokonsentrasi Merkuri

Faktor biokonsentrasi merupakan hasil pembagian antara partikel dan fase terlarut yang meliputi partikel tersuspensi, biogenik organisme dan faksi nonbiogenik Baeyens et al. 2003. Untuk melihat faktor biokonsentrasi digunakan persamaan Vassiliki dan Konstantina 1984; in Falusi dan Olanipekun 2007 sebagai berikut : ��� = ������� ����� ������� ������� 3.7.2. Teknik Analisi Geokonsentrasi Merkuri Analisis indeks geokonsentrasi merkuri berdasarkan persamaan yang di kemukakan Hasan et al. 2013 yaitu : � ��� = ���2 �� 1.5 � �� Cn adalah konsentrasi merkuri yang terukur di sedimen, Bn adalah latar belakang konsentrasi merkuri di pesisir dan laut diperoleh dari tabel elemen informasi geokimia merkuri yaitu 0.05 http:www.webelements.commercurygeology.html, 1.5 adalah konstanta yang digunakan untuk meminimal pengaruh variasi nilai latar belakang yang berhubungan dengan variasi litologi pada sedimen. Apabila I geo 0 praktis tercemar, 0I geo 1 cukup tercemar, 1 I geo 2 tercemar.

3.8. Teknik Analisis Tekstur sedimen dan Karbon Organik

Penetapan kelas tekstur sedimen dengan menggunakan bantuan segitiga USDA, terhadap komposisi ukuran tekstur yang juga mempengaruhi distribusi dan penyebaran merkuri. Komposisi substrat akan dipisahkan berdasarkan kandungan pasir, debu dan liat, dibuat perbandingan diantara ketiga komposisi berdasarkan United States Department of Agriculture USDA secara oline http:www.nrcs.usda.govwpsportalnrcsdetailsoilssurveytools?cid=nrcs142p 2_054167. Hasil analisis tekstur sedimen digolongkan dalam segi tiga miler dalam Gambar. 6. Hasil yang diperoleh diklasifikasikan kedalam skala wenworth sediment Shaphard, Natan 2008; Fitriana 2006. Gambar 6. Segi tiga tekstur sedimen Arsyad 2006 dalam; Natan, 2008 17 Pengukuran peubah yang diamati dilakukan in situ dan di laboratorium. Jenis-jenis peubah yang diamati serta peralatan ukur yang digunakan disajikan pada Tabel 5. Data hasil analisis kemudian dikelompokkan berdasarkan metode USDA 1989. C-Organik digolongkan menjadi 5 kategori berdasarkan kandungan bahan organik yaitu: a 1 sangat rendah; b 1-2 rendah; c 2-3 sedang; d 3 – 5 tinggi dan e 5 sangat tinggi. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif Haeruddin et al. 2005.

3.9. Analisis Data Ekobiologi Keong Popaco