hedonik formula kematangan masak penuh lebih baik dibandingkan dengan formula kematangan agak masak dan kematangan matang tidak masak hanya
saja rasa dari formula kematangan masak penuh yang perlu diperbaiki.
2. Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Formula
Uji hedonik adalah jenis uji yang menggunakan instrumen berupa indera manusia oleh karena itu uji ini cenderung bersifat subjektif. Kemampuan
fisiopsikologik panelis dapat dikelompokkan menjadi lima tipe yaitu kemampuan mendeteksi, mengenal, membedakan, membandingkan dan kemampuan
hedonik atau tingkat kesukaan Soekarto 1990. Uji hedonik dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan serta daya terima minuman serbuk buah buni. Nilai
yang dipakai adalah nilai rataan dan nilai modus. Pada masing-masing tingkat kematangan akan dilihat tingkat kesukaannya dan akan dipilih formulasi terbaik
formulasi yang tingkat kesukaan dan daya terimanya tertinggi. Tingkat kesukaan diuji terhadap parameter warna, aroma, rasa, dan keseluruhan
minuman serbuk buah buni. Tingkat kesukaan terdiri dari 9 tingkat mulai dari amat sangat tidak suka hingga amat sangat suka.
a. Tingkat Kesukaan Warna
Hasil uji Anova pada lampiran 27, 31, dan 35 menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis pada parameter warna dalam 9 formulasi pada setiap
tingkat kematangan tidak berbeda nyata p0.05. Warna yang dihasilkan pada 9 formulasi dalam setiap kelompok tingkat kematangan tidak signifikan diduga
disebabkan karena pada tingkat kematangan yang sama warna yang dihasilkan tidak berbeda jauh sehingga tidak dapat dibedakan secara subjektif.
Hasil uji Kruskal-Wallis H uji ranking pada lampiran 38 menunjukkan bahwa pada kematangan matang tidak masak, warna yang paling disukai adalah
warna dengan formulasi tingkat kemanisan 20 dan penambahan asam sitrat 0.3. Hasil uji Kruskal-Wallis H uji ranking pada lampiran 34 pada parameter
warna tingkat kesukaan tertinggi minuman serbuk buah buni kematangan agak masakadalah formulasi dengan tingkat kemanisan 20 dan penambahan asam
sitrat 0.1. Hasil uji Kruskal-Wallis H uji ranking pada lampiran 30 menunjukkan bahwa pada kematangan masak penuh, warna yang paling disukai
adalah warna dengan formulasi tingkat kemanisan 20 dan penambahan asam sitrat 0.2.
b. Tingkat Kesukaan Aroma
Hasil uji Anova pada lampiran 27, 31, dan 35 menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis pada parameter aroma dalam 9 formulasi pada setiap
tingkat kematangan tidak berbeda nyata p0.05. Aroma yang dihasilkan pada 9 formulasi dalam setiap kelompok tingkat kematangan tidak signifikan diduga
disebabkan karena flavor yang ditambahkan pada masing-masing formulasi tidak berbeda yaitu 0.1.
Hasil uji Kruskal-Wallis H uji ranking pada lampiran 38 menunjukkan bahwa pada kematangan matang tidak masak, aroma yang paling disukai adalah
aroma dengan formulasi tingkat kemanisan 20 dan penambahan asam sitrat 0.1. Hasil uji Kruskal-Wallis H uji ranking pada lampiran 34 menunjukkan
bahwa pada kematangan agak masak, aroma yang paling disukai adalah aroma dengan formulasi tingkat kemanisan 20 dan penambahan asam sitrat 0.2.
Pada parameter aroma, hasil uji Kruskal-Wallis H uji ranking pada lampiran 30 menunjukkan bahwa formulasi dengan tingkat kemanisan 10 dan penambahan
asam sitrat 0.3 adalah formulasi yang paling disukai pada kematangan masak penuh.
c. Tingkat Kesukaan Rasa