pribadi. Modal tersebut digunakan pemilik untuk membeli lahan, membangun lokasi produksi serta kebutuhan yang menunjang seperti peralatan, perlengkapan
produksi dan pengemasan.
4.1.4 Unit Bisnis
Unit Bisnis yang ada di DFC hanya 1 unit bisnis saja yaitu pembenihan ikan patin, berbeda saat dahulu DFC bergerak di komoditi ikan hias. Perusahaan
melihat peluang pasar yang cukup menjanjikan di budidaya pembenihan ikan patin ini, karena itu perusahaan mencoba fokus didalam bisnis pembenihan ikan
patin. Saanin 1984 mengklasifikasi Patin Siam sebagai berikut: Filum: Chordata
Sub Filum: Vertebrata Kelas: Pisces
Sub Kelas: Teleostei Ordo: Ostariophysi
Sub Ordo: Siluroidei Famili: Schilbeidae
Genus: Pengasius Spesies: Pangasius hypopthalmus.
Patin Siam bertubuh panjang dengan perbandingan panjang dan tinggi sekitar 4 : 1. Bila dipotong secara vertikal, Patin Siam bertubuh pipih dengan
perbandingan tinggi dan lebar sekitar 3 : 1. Dengan perbandingan seperti itu Patin Siam bertubuh tipis atau tidak bulat, seperti ikan lele. Tanda khas lainnya adalah
Patin Siam berpunggung lurus, mulai dari punggung sampai pangkal ekor. Tidak seperti ikan mas dan nila, Patin Siam tak bersisik, sehingga yang
nampak hanya kulitnya saja. Namun kulit Patin Siam tidak halus seperti lele, tetapi agak kasar. Pada bagian itu terlihat warna tubuhnya. Warna tubuh Patin
Siam seperti terbagi dua, yaitu punggung berwarna hijau, abu-abu gelap, sedangkan bagian perut berwarna putih perak. Pada bagian itu terdapat dua garis,
garis pertama memanjang dari kepala sampai ke pangkal ekor, sedangkan garis kedua memanjang dari kepala sampai ke ujung sirip dubur.
Tubuh Patin Siam terbagi tiga bagian, yaitu kepala, badan dan ekor. Kepalanya kecil dan gepeng dengan batok kepala yang keras. Mata yang kecil,
hidung yang kecil, mulut yang bercelah lebar dengan dua pasang sungut maksila dan mandibula, atau kumis. Inilah yang menjadi ciri khas catfish ikan berkumis
seperti kucing. Pada rongga mulut mempunyai gigi palatin yang terpisah dari tulang vomer. Tutup insang tidak terlalu besar, menutup bagian kepala.
Patin Siam bersirip lima, yaitu sebuah sirip punggung dorsal fin, sebuah ekor caudal fin, sebuah sirip dubur anal fin, sepasang sirip perut ventral fin
dan sepasang sirip dada pectoral fin. Sirip punggung kecil dan pendek, berada tepat di atas perut. Sirip dubur panjang, kurang lebih sepertiga dari panjang
tubuhnya, dan berjari-jari sirip 29 – 33. Selain kelima sirip, Patin Siam memiliki sirip yang tidak dimiliki ikan lain, yaitu bersirip lemah adipose fin yang letaknya
di belakang sirip punggung. Patin Siam dan Patin Lokal dapat dibedakan dari bentuk tubuh, bentuk sirip
punggung, patil pada sirip dada. Patin Siam bertubuh lebih panjang dari Patin Lokal, tetapi memiliki sirip punggung dan memiliki patil yang lebih pendek, atau
Patin Lokal lebih pendek, hampir menyerupai tubuh ikan betutu. Selain itu, patin siam berdaging agak kuning. Sedangkan Patin Lokal berdaging putih dan rasanya
lebih enak. Adapun alur proses produksi pembenihan ikan patin yang terdapat di DFC dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Proses Produksi Pembenihan Ikan Patin di Darmaga Fish Culture
4.2. Analisis Lingkungan Internal DFC