Peluang utama yang dihadapi oleh perusahaan ditunjukkan oleh nilai tertimbang yang paling tinggi diantara faktor-faktor peluang. Peluang utama yang
dihadapi DFC yaitu faktor adanya perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi, dengan nilai tertimbang sebesar 1,250. Ancaman utama yang
dihadapi perusahaaan diperlihatkan oleh nilai tertimbang tertinggi diantara faktor- faktor ancaman yang ada. Ancaman utama yang dihadapi DFC adalah perubahan
suhu, kualitas air, dan iklim yang mempengaruhi benih dengan nilai tertimbang sebesar 0,667.
4.7. Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan merupakan tahap kedua dari proses perumusan strategi. Hasil yang didapatkan dari tahap input merupakan bahan untuk tahap pencocokan.
Hasil analisis dari matriks IFE dan EFE berupa total nilai tertimbang dicocokan dengan analisis matriks Internal Eksternal IE, sedangkan faktor-faktor strategis
internal dan eksternal dicocokan dengan analisis SWOT. Hasil dari tahap pencocokan adalah alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh DFC.
4.7.1 Matriks IE
Matriks IE digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan. Dengan mengetahui posisi perusahaan, maka akan memudahkan proses pemilihan strategi
yang mengacu pada kekuatan internal dan peluang eksternal. Berdasarkan matriks IFE, DFC memiliki total nilai tertimbang sebesar 3,000 yang mengindikasikan
kemampuan yang rata-rata dari DFC dalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang terdapat pada internal perusahaan. Sedangkan
berdasarkan matriks EFE, DFC memiliki total nilai tertimbang sebesar 3,000 yang mengindikasikan kemampuan yang tinggi dari DFC dalam memanfaatkan
beragam peluang dan mengatasi beragam ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dalam proses pemasaran produk. Bila kedua nilai tertimbang tersebut dipadukan
dalam matriks IE, maka keduanya akan bertemu pada sel ke I Gambar 6. Artinya strategi terbaik yang dapat dilakukan yaitu strategi tumbuh dan kembangkan.
Strategi umum yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk dan strategi integrasi ke depan, integrasi ke belakang
dan integrasi ke samping.
Strategi penetrasi pasar adalah meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya pemasaran yang
lebih baik. Strategi yang dapat dilakukan oleh DFC, diantaranya dengan meningkatkan kegiatan promosi yang efektif seperti melakukan promosi secara
tertulis dan mulut ke mulut, baik sengaja maupun tidak sengaja. Selain itu, DFC dapat melakukan pemasangan plank penunjuk lokasi yang menunjukkan
keberadaan DFC. Strategi pengembangan pasar adalah strategi memperkenalkan produk atau
jasa saat ini ke wilayah geografis baru. DFC dapat melakukan strategi pengembangan pasar dengan cara menambah pasar baru di daerah tertentu di luar
daerah Bogor seperti Kalimantan atau Sulawesi. Strategi pengembangan produk yaitu strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan
produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru. Strategi ini dapat dilakukan oleh DFC dengan cara perbaikan kinerja karyawan dan
pengembangan mutu benih agar benih yang dihasilkan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Integrasi ke depan adalah memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau pengecer. Integrasi ke belakang adalah mengupayakan
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. Integrasi ke samping adalah mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
pesaing.
Total Rata-Rata Tertimbang IFE
Total Rata -R
ata Tertimbang EFE Kuat 3,0-4,0
Rata-rata 2,0-2,99 Lemah 1,0-1,99 4,0 3,0
2,0 1,0 Tinggi 3,0-4,0
3,0 I
Posisi DFC II III
Menengah 2,0-2,99
2,0 IV
V VI
Rendah 1,0-1,99
1,0 VII VIII IX
Gambar 6. Matriks IE DFC
4.7.2 Matriks SWOT