Total Rata-Rata Tertimbang IFE
Total Rata -R
ata Tertimbang EFE Kuat 3,0-4,0
Rata-rata 2,0-2,99 Lemah 1,0-1,99 4,0 3,0
2,0 1,0 Tinggi 3,0-4,0
3,0 I
Posisi DFC II III
Menengah 2,0-2,99
2,0 IV
V VI
Rendah 1,0-1,99
1,0 VII VIII IX
Gambar 6. Matriks IE DFC
4.7.2 Matriks SWOT
Analisis SWOT merupakan alat analisis yang menggambarkan bagaimana manajemen perusahaan dapat menyusun alternatif strategi dengan mencocokan
peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang dihadapi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, akan terbentuk
strategi yang sesuai dengan keadaan internal dan eksternal perusahaan. Dalam analisis SWOT terdapat empat alternatif strategi, yaitu strategi yang mencocokan
kekuatan dengan peluang SO, kekuatan dengan ancaman ST, kelemahan dengan peluang WO, serta kelemahan dengan ancaman WT. Formulasi strategi
dengan menggunakan analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Tahap pencocokan dengan Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan S
1. Modal yang digunakan adalah modal pribadi
pemilik DFC 2. Benih yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik
3. Proses produksi didukung oleh teknologi terbaru
dibidang budidaya 4. Memiliki pelanggan tetap
Kelemahan W
1. Pemasaran produk masih terbatas
2. Kurangnya promosi penjualan
3. Produktivitas produksi masih rendah
4. Sumber Daya Manusia SDM
Peluang O
1.
Kebijakan pemerintah yang
mendukung sektor perikanan
2.
Adanya perkembangan
teknologi, informasi dan
komunikasi
Strategi S-O
1. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi
untuk menjaga dan meningkatkan mutu benih
ikan.
2. Meningkatkan permodalan agar mampu
bersaing dengan perusahaan lain yang
sejenis dengan cara meningkatkan produksi.
3. Mempertahankan kualitas dan meningkatkan
kuantitas untuk mempertahankan
pelanggan yang ada.
Strategi W-O
1. Mengadakan pelatihan dan peningkatan
pengetahuan sumber daya manusia.
2. Meningkatkan promosi yang dapat
meningkatkan penjualan. 3. Menambah lokasi
pemasaran.
Ancaman T
1. Tingkat inflasi 2. Perubahan suhu,
kualitas air, dan iklim yang
mempengaruhi benih
Strategi S-T
Memanfaatkan teknologi secara optimal untuk
menanggulangi perubahan suhu, kualitas air, dan iklim.
Strategi W-T
Menjaga proses produksi secara intensif untuk
menanggulangi perubahan suhu, kualitas air, dan iklim
sehingga hasil produksi meningkat.
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, diperoleh beberapa alternatif strategi, yaitu :
Strategi S-O 1. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk menjaga dan
meningkatkan mutu benih ikan. DFC dapat mencari informasi melalui teknologi dan komunikasi yang ada mengenai cara budidaya ikan patin. Hal
ini dilakukan untuk pembelajaran agar dapat menjaga dan meningkatkan kualitas atau mutu dari benih yang dihasilkan.
2. Meningkatkan permodalan agar mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis dengan cara meningkatkan produksi. DFC diharapkan mampu
meningkatkan permodalannya sendiri dengan cara mempromosikan produk yang dihasilkannya kepada para pengusaha pembesaran ikan patin.
Tujuannya yaitu agar jumlah produksi dan penerimaan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan.
3. Mempertahankan kualitas dan meningkatkan kuantitas untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Strategi ini sangat penting dalam
suatu usaha dalam melayani para pelanggan. Benih yang dihasilkan DFC memiliki kualitas yang baik yang sesuai dengan keinginan pelanggan
sehingga para pelanggan tetap loyal terhadap DFC. Strategi W-O
1. Mengadakan pelatihan dan peningkatan pengetahuan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat mempengaruhi perkembangan suatu
usaha. Adanya kelemahan yaitu produktivitas hasil produksi masih rendah yang disebabkan oleh tenaga kerja yang dimiliki belum sepenuhnya ahli
dibidang pembenihan ikan patin, pelatihan dan peningkatan pengetahuan khususnya di bidang budidaya perikanan menjadi strategi yang dapat
dilakukan oleh DFC. 2. Meningkatkan promosi yang dapat meningkatkan penjualan. Kebutuhan
perlunya promosi yang dilakukan oleh DFC terlihat dari adanya peluang perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi. DFC dapat
memanfaatkan perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi tersebut untuk melakukan promosi kepada para target pasar. Melalui media-media
yang ada, seperti internet dan media elektronik dapat dijadikan tempat untuk melakukan promosi dari produk yang dihasilkan. Selain itu, kegiatan
promosi dapat dilakukan dengan cara promosi secara tertulis dan mulut ke mulut, baik sengaja maupun tidak sengaja. DFC dapat melakukan
pemasangan plank penunjuk lokasi yang menunjukkan keberadaan DFC. 3. Menambah lokasi pemasaran. Strategi tersebut akan mempermudah
pemasaran benih untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi di bidang transportasi akan sangat
membantu DFC dalam mendistribusikan benihnya ke daerah-daerah yang potensial seperti Kalimantan dan Sulawesi.
Strategi S-T Memanfaatkan teknologi secara optimal untuk menanggulangi perubahan suhu,
kualitas air, dan iklim. Adanya ancaman perubahan suhu, kualitas air, dan iklim yang tidak menentu membuat DFC harus lebih intensif dalam
memelihara benihnya. Sehingga DFC dapat memanfaatkan teknologi dibidang peralatan produksi untuk meminimalisir ancaman yang akan terjadi.
Strategi W-T Menjaga proses produksi secara intensif untuk menanggulangi perubahan suhu,
kualitas air, dan iklim sehingga hasil produksi meningkat. DFC dapat lebih intensif dalam menjaga dan memelihara benih terutama jika benih diserang
penyakit.
4.8. Tahap Keputusan QSPM