Sikap Penjamah Makanan di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai Pemilihan bahan makanan

39

5.2 Sikap Penjamah Makanan di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai

Hasil penelitian menunjukkan sikap penjamah makanan di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai seluruhnya memiliki sikap yang baik sebesar 83,3 sebanyak 5 orang, sedangkan bersikap sedang sebesar 17,6 sebanyak 1 orang. Sikap penjamah makanan dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan serta perilaku sehari-hari dalam menjamah makanan atau pengolahan makanan. Responden yang memiliki sikap mengenai hygiene dan sanitasi makanan dan praktik penjamah makanan dalam kategori baik sebanyak 5 orang dimungkinkan karena pengaruh lama bekerjanya lebih lama dan memahami tentang sikap yang baik dalam pengolahan makanan, sedangkan responden yang memiliki sikap mengenai hygiene dan sanitasi makanan dan praktik penjamah makanan dalam kategori sedang sebanyak 1 orang dimungkinkan karena responden belum lama bekerja serta tidak memehami tentang sikap yang baik dalam pengolahan makanan. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, dengan kata lain sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku atau reaksi tertutup Newcomb dalam Notoatmodjo, 2005. Sikap penjamah makanan erat kaitannya dengan persepsi dan dorongan motivasi, sikap yang merupakan keadaan yang masih tertutup, hanya bias dilihat bila seseorang merealisasikan dalam perilaku sehari-hari Notoatmodjo, 1996. Menurut Sastrawijaya 1991, pencemaran makanan disebabkan sebahagian besar sikap penjamah makanan yang tidak melakukan prosedur kerja dan tidak 40 mematuhi prinsip-prinsip pengelolaan makanan seperti memakai peralatan yang telah bersih atau dalam hal memulai pekerjaan terlebih dahulu melakukan pembersihan terhadap lingkungan tempat kerjanya.

5.3 Keadaan Sanitasi Pengolahan Makanan di Lembaga Permasyarakatan

Kelas IIA Binjai 5.3.1. Lokasi dan Bangunan Dari hasil penilaian lokasi dan bangunan tempat pengolahan makanan yang ada di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai yaitu : Bebas dari pengotoran debu, pembuangan sampah dan WC umum, bangunan yang kokoh dan terpelihara serta konstruksi yang rapat tikus dan serangga. Lantai kedap air dan terpelihara dengan bersih. Permukaan dinding rata dan bersih, ventilasi alam mencukupi dan menjamin tidak terjadi bau apek dan bau busuk, langit-langit dalam keadaan baik, berwarna terang, permukaannya rata serta mudah dibersihkan. Menurut Depkes 2003 bahwa ruang makan bagi penjamah makanan harus terpisah dengan ruang pengolahan makanan, tersedia fasilitas cuci tangan dan pintu masuk buka tutup secara otomatis agar tangan tidak terkontaminasi dengan kuman yang ada di sekitarnya.

5.3.2. Fasilitas Sanitasi

a. Air Bersih Air bersih yang digunakan berasal dari PDAM. Dari segi kuantitas dan kualitas air sudah memenuhi syarat untuk pengolahan makanan. 41 b. Pembuangan Sampah Pembuangan sampah dilakukan 3 hari sekali yang seharusnya diangkat setiap hari. Tempat sampah sementara menggunakan drum bekas tidak memiliki tutup yang seharusnya tempat pembuangan sampah sementara haru memiliki tutup, kedap air, mudah dibersihkan dan mudah diangkat serta terbuat dari bahan yang kuat. c. Pembuangan Limbah Saluran pembuangan air limbah belum memenuhi syarat kesehatan karena disalurkan melalui saluran terbuka, sebaiknya disalurkan melalui saluran tertutup. d. Tempat Cuci Tangan Memiliki tempat cuci tangan, hendaknya dilengkapi dengan sabun dan pengering atau lap tangan dimana bila pencucian dilakukan dengan menggunakan sabut dapat menghindari terjadinya kontaminasi kuman terhadap makanan. e. Jamban Dapur memiliki jamban yang cukup baik dari segi konstruksi bangunan dan sanitasinya.

5.3.3. Sistem Pengolahan Makanan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa system pengolahan makanan di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai belum seutuhnya mengikuti syarat kesehatan. Dalam pengolahan makanan, penjamah makanan belum menjaga sebaik- baiknya proses pengolahan makanan dengan memperhatikan gizi, makanan sehat, keamanan makanan serta menghindari penggunaan zat kimia. Pengolahan makanan 42 sedapat mungkin dihindari dari kerusakan fisik makanan dan jauh dari faktor hinggapnya virus atau mikroba. Lokasi pengolahan dan penyimpanan makanan juga dijaga kebersihannya. Menurut FAO Indonesia 2009 bahwa dalam memilih bahan makanan sebaiknya makanan yang bergizi, sehat, aman, tidak mengandung bahan pewarna, disajikan dalam wadah yang bersih, tidak rusak secara fisik, tidak tercemar secara fisik, kimiawi dan mikroba. Menurut Prabu 2009 bahwa lokasi penyimpanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme seperti jamur, bakteri, virus, parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Menurut Anwar 1997 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalan sistem pengolahan makanan, antara lain :

a. Pemilihan bahan makanan

Untuk memperoleh bahan makanan yang segar dan baik, penanggung jawab terlebih dahulu sudah memesan dari distributor dimana setiap hari diorder dengan mobil pengangkut yang khusus dan setiap hari bahan makanan habis dipakai dan keesokan harinya dikirim lagi dan demikian seterusnya. Tetapi seperti bumbu dapur dilakukan penggilingan terlebih dahulu yang kemudian dipakai pada hari itu juga. Beras yang belum diolah terlebih dahulu dijemur dan ditampi untuk menghilangkan padi-padi atau kotoran yang ada di beras tersebut. Untuk beras disimpan di gudang penyimpanan bahan makanan. Tempat penyimpanan bahan makanan selalu terpelihara dalam keadaan bersih. Tempat penyimpanan bahan 43 makanan terpisah dengan makanan jadi. Penyimpanan bahan makanan tidak disusun sedemikian rupa.

Dokumen yang terkait

Perilaku Penjamah Makanan Terhadap Hygiene Dan Sanitasi Pengolahan Makanan Di Pondok Pesantren Darularafah Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara Tahun 2002

1 38 98

Tinjauan higiene dan Sanitasi Dalam Penyelenggaraan Makanan Di Instalasi Gizi RSU Artha Medica Binjai Tahun 2010

9 94 62

Hubungan antara Higiene Penjamah dan Sanitasi Makanan dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli

1 13 164

Karakteristik Pengetahuan dan Perilaku Tentang Higiene dan Sanitasi Penjamah Makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

0 4 7

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE SANITASI PENGOLAH MAKANAN Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Higiene Sanitasi Pengolah Makanan Di Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

0 4 13

KUALITAS MIKROBIOLOGIS MAKANAN DAN SIKAP PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN PADA KANTIN SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWATI II GIANYAR.

1 8 32

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIGIENE SANITASI PETUGAS PENJAMAH MAKANAN DENGAN PRAKTEK HIGIENE SANITASI DI UNIT INSTALASI GIZI RSJ DR AMINO GONDOHUTOMO ipi4674

1 2 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS PENJAMAH MAKANAN DENGAN PRAKTEK HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI UNIT GIZI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG TAHUN ipi4664

0 0 19

B. PERTANYAAN TENTANG PENGETAHUAN 1. Menurut anda, apakah penjamah makanan wajib memeriksakan kesehatan nya setiap 6 bulan sekali ? - Prinsip Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Makanan Dan Tingkat Pengetahuan Serta Sikap Penjamah Makanan Di Lembaga Permasya

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Prinsip Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Makanan Dan Tingkat Pengetahuan Serta Sikap Penjamah Makanan Di Lembaga Permasyarakatan Kelas Iia Binjai Tahun 2013

0 0 17