Penyimpanan Makanan Pengangkutan Makanan Penyajian Makanan

49 dikategorikan baik dan bersih karena tidak terbuat dari bahan yang berbahaya. Pencucian dilakukan secara manual dengan tahap menghilangkan sisa makanan di tangan, lalu dibersihkan dengan sabun kemudian dibilas dengan air bersih lalu dikeringkan dan dapat dipakai kembali.

d. Penyimpanan Makanan

Makanan yang diolah atau dimasak hanya untuk sekali makan saja pada saat pengolahan makanan. Makanan terlindung dari serangga dan binatang pengganggu lainnya, rak tempat penyimpanan makanan dalam keadaan baik dan bersih, wadah terbuat dari bahan yang tidak berbahaya dan aman serta makanan yang dimasak tidak sampai bermalam. Penyimpanan makanan jadi harus memperhatikan suhu dan kelembaban sesuai dengan persyaratan jenis makanan dan cara penyimpanannya yang tertutup Depkes RI, 2003.

e. Pengangkutan Makanan

Makanan yang telah diolah dimasukkan ke dalam wadah berupa panci dan dalam keadaan tertutup, kemudian diangkat secara manual dan dibawa ke tepat pembagian yang dibatasi dengan troli. Disinilah dibagikan kepada narapidana dengan membaginya per porsi satu persatu secara teratur sesuai blok-blok sel masing-masing. Tenaga pengangkut tidak memiliki penyakit menular atau sebagai carrier, memiliki personal higiene yang baik, alat pengangkut makanan dalam keadaan 50 bersih dan baik akan tetapi wadah makanan tidak memiliki tutup untuk menghindari kontaminasi kuman terhadap makanan sebaiknya memiliki tutup. Pengangkutan makanan yang sehat akan berperan di dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi resikonya daripada pencemaran bahan makanan. Dalam proses pengangkutan makanan banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan, pewadahan, orang, suhu dan kendaraan pengangkutan itu sendiri Depkes RI, 2000.

f. Penyajian Makanan

Penyajian makanan yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam menarik pelanggan. Teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan wadah boks plastik yang digunakan hanya sekali pakai, serta dilengkapi dengan sendok, garpu dan tisu yang dibungkus plastik bersih dan tertutup rapat. Penyajian di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai berlangsung 3 tiga kali sehari yaitu sarapan pagi, makanan siang dan sore hari. Cara penyajian yaitu makanan dibawa ke tempat pembagian kemudian dibagi ke dalam porsi masing-masing tempat makan, baru kemudian dibagikan kepada para narapidana. Alat makan dan minum yang digunakan di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai dalam keadaan bersih dan baik, permukaan alat langsung berhubungan dengan makanan serta terhindar dari pencemaran. Petugas penyaji makanan memiliki personel higiene yang baik dan makanan yang disajikan dalam keadaan bersih dan baik. 51 Peralatan kontak langsung dengan makanan tidak boleh mengeluarkan zat beracun yang melebihi ambang batas sehingga membahayakan kesehatan. Peralatan juga tidak boleh rusak, gompel, retak dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap makanan. Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus conus atau tidak ada sudut mati, rata, halus dan mudah dibersihkan Depkes RI, 2003 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai prinsip penyelenggaraan hygiene sanitasi makanan dan tingkat pengetahuan serta sikap penjamah makanan di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai dapat diambil suatu kesimpulan bahwa : 1. Fasilitas sanitasi yang ada di dapur Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai dilihat dari air bersih, jamban dan sampah yang diangkut 3 kali sehari belum memenuhi syarat dan saluran pembuangan air kotor dalam keadaan terbuka dan juga tempat sampah yang tidak tertutup. 2. Penjamah makanan tidak memeriksakan kesehatannya setiap 6 bulan pengaman kesehatan belum memiliki sertifikasi kesehatan. 3. Pengolahan makanan pada Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai ada beberapa kriteria belum memenuhi syarat seperti penjamah makanan belum memiliki sertifikat kesehatan, tidak memakai pakaian kerja secara lengkap ada saat bekerja. 4. Pengangkutan makanan di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai ditemukan bahwa wadah belum memiliki tutup dengan baik. 5. Penyajian makanan di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Binjai sudah baik dan memenuhi standar. 50

Dokumen yang terkait

Perilaku Penjamah Makanan Terhadap Hygiene Dan Sanitasi Pengolahan Makanan Di Pondok Pesantren Darularafah Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara Tahun 2002

1 38 98

Tinjauan higiene dan Sanitasi Dalam Penyelenggaraan Makanan Di Instalasi Gizi RSU Artha Medica Binjai Tahun 2010

9 94 62

Hubungan antara Higiene Penjamah dan Sanitasi Makanan dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli

1 13 164

Karakteristik Pengetahuan dan Perilaku Tentang Higiene dan Sanitasi Penjamah Makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

0 4 7

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE SANITASI PENGOLAH MAKANAN Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Higiene Sanitasi Pengolah Makanan Di Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

0 4 13

KUALITAS MIKROBIOLOGIS MAKANAN DAN SIKAP PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN PADA KANTIN SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWATI II GIANYAR.

1 8 32

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIGIENE SANITASI PETUGAS PENJAMAH MAKANAN DENGAN PRAKTEK HIGIENE SANITASI DI UNIT INSTALASI GIZI RSJ DR AMINO GONDOHUTOMO ipi4674

1 2 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS PENJAMAH MAKANAN DENGAN PRAKTEK HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI UNIT GIZI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG TAHUN ipi4664

0 0 19

B. PERTANYAAN TENTANG PENGETAHUAN 1. Menurut anda, apakah penjamah makanan wajib memeriksakan kesehatan nya setiap 6 bulan sekali ? - Prinsip Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Makanan Dan Tingkat Pengetahuan Serta Sikap Penjamah Makanan Di Lembaga Permasya

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Prinsip Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Makanan Dan Tingkat Pengetahuan Serta Sikap Penjamah Makanan Di Lembaga Permasyarakatan Kelas Iia Binjai Tahun 2013

0 0 17