13
Pola sebaran spasial harimau sumatera sangat berkaitan dengan pola penggunaan ruang. Diduga pola sebaran spasial harimau berkaitan dengan sebaran
spasial satwa mangsa. Secara tidak langsung pola sebaran spasial harimau sumatera juga dipengaruhi oleh kondisi habitat yang digunakan. Harimau sumatera
menggunakan ruang habitat yang ada untuk melakukan aktivitas kesehariannya seperti makan, minum, berburu, bermain, istirahat, dan bereproduksi. Pola sebaran
spasial satwa dipengaruhi oleh faktor eksternal ekologis dan internal biologis dan perilaku dari satwa itu sendiri. Tarumingkeng 1994 menyatakan bahwa pola
sebaran spasial suatu ekologi dapat ditentukan dengan berbagai macam indeks penyebaran dispersion index, yaitu : indeks dispersi ID, indeks Agregatif IC, dan
indeks Greens GI.
C. Pola Penggunaan Ruang
Habitat sebagai ruang bagi satwaliar dalam melakukan berbagai aktivitas hidupnya digunakan dalam suatu pola tersendiri yang menjadikan ciri khas bagi jenis
satwa tertentu. Pola sebaran spasial sangat berkaitan dengan pola penggunaan ruang, hal ini untuk mengetahui jenis habitat seperti apa yang ditempati oleh harimau
tersebut. Menurut Legay dan Debouzie 1985 dalam Santosa 1990, pola penggunaan ruang merupakan keseluruhan interaksi antara satwaliar dengan
habitatnya. Parameter penggunaan ruang yang paling banyak diteliti ada dua hal yaitu wilayah jelajah dan pergerakan. Hal ini untuk mengetahui seberapa jauh satwa
berjalan setiap hari dan seberapa besar home range mereka. Struktur habitat yang diperlukan oleh satwaliar dapat dilihat dari beberapa
keadaan, antara lain kebutuhan dasar, tipe habitat, faktor kesejahteraan yang spesifik dan komponen faktor-faktor kesejahteraan Anderson, 1985; Bailey, 1984 dalam
Alikodra, 1990. Menurut Weirsung 1973 dalam Hernowo et al. 1991, pembagian pola penggunaan ruang oleh satwaliar di hutan tropika karena adanya stratifikasi tajuk
vegetasi. Strata hutan tropika yang digunakan digolongkan sebagai berikut : 1.
Above of canopy, yaitu satwaliar yang hidup di atas tajuk pohon. 2.
Top of canopy, yaitu satwaliar yang hidup pada puncak tajuk pohon.
14
3. Midle of canopy, yaitu satwaliar yang hidup di tajuk pohon bagian tengah.
4. Scansorial canopy, yaitu satwaliar yang hidup di tajuk pohon bagian tengah tetapi
sering turun ke tanah. 5.
Ground living animal, yaitu satwaliar yang hidup di lantai hutan. Menurut Hernowo et al. 1991, penyebaran satwaliar di pengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain : sejarah penyebaran masa lalu, jenis satwaliar, kemampuan gerak, penghalang geografis, kondisi habitat, iklim, kemampuan adaptasi
dan manusia beserta aktivitasnya. Penyebaran satwaliar pada suatu tempat sesuai dengan kemampuan pergerakannya dan kondisi lingkungan yang mendukung.
Pola penggunaan ruang dan perilaku sosial betina sangat dipengaruhi oleh keterbatasan, distribusi makanan dan cover, sedangkan pola penggunaan ruang oleh
jantan dipengaruhi oleh jumlah dan penyebaran spasial betina Osfield et al., 1985 dalam
Mauziah, 1994. Aspek pola pemanfaatan ruang menggambarkan interaksi antara satwa dengan habitatnya Santosa, 1990. Mobilitas dan wilayah jelajah
merupakan parameter yang lebih banyak digunakan sebagai indikator strategi pemanfaatan ruang oleh satwaliar.
15
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A.