16
Pesisir Selatan, Solok, Solok Selatan, Dharmasraya, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Muko-Muko Selatan, Musi Rawas dan Kotif Lubuk Linggau.
B. Letak dan Luas
Secara geografis kawasan TNKS terletak pada 100º31’18” – 102º44’1” Bujur Timur dan 1º7’13” – 3º26’14” Lintang Selatan. Luas keseluruhan TNKS menjadi ±
1.389.549,867 ha setelah dimasukkannya kelompok hutan Sipurak hook. Kawasan hutan Ipuh-seblat secara administratif terletak di Provinsi Bengkulu dengan luas ±
831,02 km². adapun luas dari TNKS terbagi ke dalam 4 Propinsi yaitu sebagai berikut:
1. Seluas 347.109 Ha terletak di Propinsi Sumatera Barat
2. Seluas 418.051 Ha terletak di Propinsi Jambi
3. Seluas 345.591 Ha terletak di Propinsi Bengkulu, dan
4. Seluas 245.126 Ha terletak di Propinsi Sumatera Selatan
C. Kondisi Fisik Kawasan
C.1. Topografi
Kondisi topografi TNKS adalah bergelombang, berlereng curam dan tajam dengan ketinggian 200 sampai dengan 3.805 meter dpl. Gunung kerinci merupakan
puncak tertinggi dari pegunungan yang ada di kawasan TNKS. Sedangkan topografi di kawasan Ipuh-seblat berupa dataran rendah, berbukit curam yang ketinggiannya
berkisar 100-1000 mdpl dengan kelerengan sebagian besar 0-30º. Jenis tanah di kawasan ini adalah berupa Latosol dan atau gabungan antara Latosol dengan podsolik
Merah Kuning, sebagian lainnya adalah campuran Podsolik Merah Kuning dengan Litosol. Komposisi lainnya berupa Aluvial, Andosol, Regosol dan Organosol
Supriyanto et al. 2000.
C.2. Iklim
Sebagai bagian dari iklim pulau Sumatera, TNKS memiliki iklim tropis basah dengan curah hujan yang relatif tinggi dan merata. Rata-rata curah hujan tahunan
17
berkisar antara 3.000 mm. musim hujan berlangsung dari bulan September - Februari dengan puncak musim hujan pada bulan Desember. Sedangkan musim kemarau
berlangsung dari bulan April – Agustus. Suhu udara rata-rata bervariasi yaitu 28º C di dataran rendah, 20º C di Lembah Kerinci dan 9º C di puncak Gunung Kerinci.
Sedangkan kelembaban udara mencapai 80 - 100.
C.3. Hidrologi
Sebelum disahkan sebagai Taman Nasional, kawasan TNKS merupakan penyatuan dari Kawasan Cagar Alam Indera Pura dan Bukit Tapan, Suaka
Margasatwa Rawasa Huku Lakitan, Bukit Kayu Embun dan Gedang Seblat, serta hutan lindung dan hutan produksi terbatas yang memiliki fungsi Hidrologis penting
terhadap wilayah sekitarnya. Kelompok hutan tersebut merupakan daerah aliran sungai DAS utama, yaitu
DAS Batang Hari, DAS Musi dan DAS wilayah pesisir bagian barat. DAS tersebut sangat vital peranannya terutama dalam pemenuhan kebutuhan air bagi hidup dan
kehidupan jutaan orang yang tinggal di daerah tersebut. Daerah Aliran Sungai DAS yang berukuran lebar di kawasan ini antara lain
Air Ipuh, Air Seblat, Air Ikan, Air Retak, Air Teramang dan Air Berau. Kemudian juga terdapat sungai besar lainnya yaitu Air Seblat Merah, Tembulun Air Rami, Air
Madu dan Air Lupu.
C.4. Aksesibilitas
Kota terdekat dengan TNKS yang memiliki pelabuhan udara adalah Padang, Jambi dan Bengkulu. Perjalanan darat dari jambi ke Sungai Penuh Lokasi kantor
TN dapat ditempuh dengan kendaraan umum bus melalui bangko selama 24 jam perjalanan. Selain itu dapat pula ditempuh melalui Padang, Lubuk Linggau dan
Bengkulu. Kemudian dari Sungai Penuh, lokasi yang selanjutnya akan dituju dapat dicapai dengan kendaraan sewaan dari Sungai Penuh. Waktu tempu Sungai Penuh –
Ipuh ± 12 jam dengan kendaraan umum.
18
D. Kondisi Biologi