Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Pengumpulan Data

20

IV. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Bidang Pengelolaan Wilayah III Bengkulu dan Sumatera Selatan, SPTN V Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS gambar 2. Luas TNKS yang ada di Propinsi Sumatera Selatan yaitu 245.126 Ha yang terletak di Kabupaten Musi Rawas dan Kotif Lubuk Linggau. Secara umum, kawasan tersebut memiliki 4 tipe hutan yaitu hutan dataran rendah, hutan perbukitan, hutan sub pegunungan, dan hutan pegunungan. Kondisi topografinya bergelombang, berlereng curam dan tajam dengan ketinggian antara 200 sampai 2300 meter dpl. Kawasan tersebut merupakan daerah aliran sungai DAS utama Sumatera Selatan yaitu DAS Musi yang merupakan sungai yang membelah kota-kota di Sumatera Selatan. Gambar 2 Peta lokasi penelitian. 21 Akses menuju kantor SPTN V Lubuk Linggau sangat mudah. Dari kota Sunagia Penuh dapat ditempuh dengan kendaraan umum melalui Bangko selama 6-8 jam perjalanan. Selain itu dapat pula ditempuh dari kota Bengkulu dengan kendaraan umum melalui Curup selama 3-4 jam perjalanan. Dari kantor SPTN V Lubuk Linggau menuju kawasan hutan taman nasional dapat ditempuh dengan kendaraan umum dengan lama perjalanan 12-15 jam. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Juni sampai 9 Desember 2008.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah harimau sumatera dan satwa mangsanya serta vegetasi yang ada di lokasi penelitian. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah peta lokasi SPTN V Lubuk Linggau yaitu berupa peta topografi, GPS Garmin 76 CSX untuk menandakan koordinat titik jejak yang ditemukan, tali tambang, meteran untuk mengukur jejak dan diameter pohon, kompas menentukan arah jalur, golok, kamera Olympus FE 230 7,1 Megapixel untuk mendokumentasikan temuan, dan alat pengukur waktu.

C. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data hasil pengamatan sepanjang jalur transek yang telah ditentukan. Data yang diambil berupa data primer dan sekunder. C.1. Data Primer Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan. Data primer merupakan data yang digunakan untuk menganalisis bentuk sebaran spasial aktivitas harimau sumatera dan hubungan antara tipe aktivitas yang dilakukan oleh harimau sumatera dengan habitat yang ada di lokasi penelitian. Data primer terdiri dari : 1. Karakteristik habitat, meliputi kondisi fisik habitat dan komposisi vegetasi. 2. Data mengenai aktivitas harimau sumatera. Data ini didapatkan dari kegiatan pengamatan yaitu berupa perjumpaan tidak langsung jejak kaki, cakaran di tanah, cakaran di pohon, kotoran, dan cover. Pengamatan dilakukan mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB. 22 Metode yang digunakan yaitu dengan mengamati aktivitas harimau sumatera dari tanda-tanda yang ditemukan pada jalur pengamatan. Pada setiap wilayah kerja dibuat jalur transek, disesuaikan dengan jalur yang telah ada di lokasi penelitian. Dengan pertimbangan tipe habitat, luasan serta waktu yang dibutuhkan, maka penelitian ini dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut : 1. Hutan dataran rendah : 5 jalur

2. Hutan perbukitan

: 30 jalur 3. Hutan sub pegunungan : 12 jalur 4. Hutan pegunungan : 9 jalur Setiap jalur merupakan garis lurus sepanjang 2,5 km. Jadi panjang total jalur yang diamati adalah sepanjang 140 km dengan luasan total hutan yaitu 1.601,422 km². Luasan masing-masing sebagai berikut: hutan dataran rendah 188,453 km², hutan perbukitan 755,094 km², hutan subpegunungan 461,950 km² dan hutan pegunungan 195,925 km². Tahapan dalam kegiatan pengamatan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah, letak, serta arah jalur pengamatan pada peta. 2. Melakukan pengamatan, seluruh perjumpaan baik secara langsung atau tidak langsung. Selanjutnya perjumpaan dicatat dalam tabel pengamatan dan difoto sebagai dokumentasi temuan di lapangan. Untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis tumbuhan dilakukan dengan cara analisis vegetasi yang dilakukan dengan cara sampling pada lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah metode garis berpetak dengan lebar jalur 20 m dan panjang jalur 200 m. Jumlah plot yang digunakan sebanyak 10 plot pengamatan atau disesuaikan dengan kondisi lapangan. 23 Arah jalur 20 m aaaaaa Gambar 3 Perencanaan analisis vegetasi dengan metode jalur berpetak. Keterangan : a : Petak tingkat semai dan tumbuhan bawah 2 m x 2 m b : Petak tingkat pancang 5 m x 5 m c : Petak tingkat tiang 10 m x 10 m d : Petak tingkat pohon 20 m x 20 m C.2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka ataupun wawancara dengan masyarakat setempat yang ada di lokasi penelitian. Data sekunder ini dibutuhkan untuk mendukung data primer yang didapatkan. Adapun data sekunder yang didapatkan adalah keberadaan satwa mangsa, kondisi harimau sumatera dan habitatnya pada waktu sebelum penelitian, ancaman dan gangguan yang terjadi, interaksi antara harimau sumatera dengan masyarakat, serta kondisi penduduk di sekitar TNKS.

D. Analisis Data