23
Arah jalur
20 m aaaaaa
Gambar 3 Perencanaan analisis vegetasi dengan metode jalur berpetak. Keterangan :
a : Petak tingkat semai dan tumbuhan bawah 2 m x 2 m
b : Petak tingkat pancang 5 m x 5 m
c : Petak tingkat tiang 10 m x 10 m
d : Petak tingkat pohon 20 m x 20 m
C.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka ataupun wawancara dengan masyarakat setempat yang ada di lokasi penelitian. Data sekunder
ini dibutuhkan untuk mendukung data primer yang didapatkan. Adapun data sekunder yang didapatkan adalah keberadaan satwa mangsa,
kondisi harimau sumatera dan habitatnya pada waktu sebelum penelitian, ancaman dan gangguan yang terjadi, interaksi antara harimau sumatera dengan masyarakat,
serta kondisi penduduk di sekitar TNKS.
D. Analisis Data
D.1. Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi adalah suatu cara untuk mempelajari komposisi jenis dan struktur vegetasi. Hasil dari analisis vegetasi akan dihitung sehingga didapatkan
Indeks Nilai Penting INP untuk mengetahui jenis suatu vegetasi yang paling dominan. Penghitungan analisis vegetasi adalah sebagai berikut :
d c
b a
b a
d 10 m
24
Kerapatan K :
Jumlah individu suatu jenis Luas unit contoh
Kerapatan Relatif KR :
Kerapatan suatu jenis X 100
Kerapatan seluruh jenis Frekwensi F
: Jumlah plot ditemukan suatu jenis
Jumlah seluruh plot Frekwensi Relatif FR
: Frekwensi suatu jenis
X 100 Frekwensi seluruh jenis
Dominansi D :
Jumlah bidang dasar Luas petak contoh
Dominasi Relatif DR :
Dominasi suatu jenis X 100
Dominasi seluruh jenis Indeks Nilai Penting INP :
KR + FR + DR Soerianegara Indrawan, 2002
Luas bidang dasar jenis ke-i
2
4 1
i
d ⋅
⋅ =
π
d
i
= diameter setinggi dada ± 130 cm
D.2. Analisis Bentuk Sebaran Spasial Aktivitas Harimau sumatera
Bentuk sebaran spasial aktivitas dari harimau sumatera ditentukan dengan menggunakan pendekatan nilai indeks penyebaran sebagai berikut :
X S
ID
2
= Keterangan : S
2
= keragaman contoh
X
= rata-rata contoh Untuk menentukan pola sebarannya digunakan uji Chi-Square dengan
persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
X² = Nilai hitung chi square
N = jumlah aktivitas harimau sumatera
25
Kriteria uji yang digunakan untuk N30, sebagai berikut : 1.
Jika
2 975
. 2
X X ≤
maka pola sebaran spasial aktivitas, seragam 2.
Jika
2 025
. 2
2 975
.
X X
X maka pola sebaran spasial aktivitas, acak
3. Jika
2 025
. 2
X X
≥ maka pola sebaran spasial aktivitas, kelompok
D. 3. Analisis Hubungan Antara Tipe Aktivitas dan Karakteristik Habitat
Analisis hubungan dilakukan antara aktivitas harimau sumatera dengan karakteristik habitat yang ada di TNKS. Hal ini dimaksudkan untuk menyelidiki
hubungan antara tipe habitat dengan jenis-jenis aktivitas yang dilakukan oleh harimau sumatera. Hubungan tersebut dianalisis dengan menggunakan chi kuadrat. Adapun
tahapannya sebagai berikut :
D.3.1. Pengisian Tabel Penggunaan Habitat oleh Harimau Sumatera
Untuk mempermudah pengelompokan data mengenai aktivitas harimau sumatera, maka setiap perjumpaan baik langsung maupun tidak langsung yang
mengindikasikan keberadaan harimau sumatera beserta aktivitasnya dimasukan ke dalam tabel isian.
Tabel 2 Tabel isian aktivitas harimau sumatera No Jenis aktivitas
Frekuensi Tipe habitat
1 2
3 4
5 6
7 8
Berjalan Cakaran di Tanah
Cakaran di pohon Membuang kotoran
Berlindung Mengasuh anak
Membersihkan diri Lainnya
26
Setiap temuan yang ada dimasukkan ke dalam tabel sehingga dapat diketahui frekuensi keseluruhan dari aktivitas harimau sumatera pada suatu tipe habitat tertentu.
Hal ini juga untuk mengetahui karakteristik habitat yang disukai oleh harimau sumatera, dengan indikasi bahwa tempat yang lebih disukai akan lebih banyak
digunakan oleh harimau sumatera untuk beraktivitas.
D.3.2. Analisis Hubungan Parameter Penduga
Selanjutnya data aktivitas harimau sumatera akan dianalisis menggunakan metode uji chi-kuadrat yaitu antara tipe aktivitas harimau sumatera dengan
karakteristik habitat yang digunakan. Langkah pengiujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Ho : tidak ada hubungan antara tipe aktivitas dengan karakteristik habitat
H1 : ada hubungan antara tipe aktivitas dengan karakteristik habitat 2.Kriteria Pengujian
Jika X² hitung kurang dari X²t
abel
maka terima H pada taraf nyata, dengan
derajat bebas v = b-1 k-1 dimana b dan k masing-masing menyatakan baris dan kolom.
Keterangan : Oi =Frekuensi hasil pengamatan ke-i
Ei = Frekuensi harapan ke-i
27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN V.1. Karakteristik Habitat