Analisis Regresi Multinomial Logit
ada. Analisis besaran dana kompensasi berdasarkan perbaikan dan pemeliharaan hutan pada catchment area mata air Paniis serta besaran perhitungan berdasarkan
usulan dari PERHUTANI dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Dari data yang didapat dibuat persamaan regresi dan analisis koefisien korelasi untuk
menyatakan hubungan variabel dependent dan independent. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang mencakup potensi sumber air, sistem penyediaan
air bersih, besaran kompensasi, kemampuan keuangan PDAM Kota Cirebon, uji statistik dan perundang-undanganperaturan-peraturan yang terkait, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu, untuk memulihkan kerusakan dilingkungan catchment area
mata air Paniis sesuai perhitungan PERHUTANI sebesar Rp3.615.916.000tahun dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan sebesar
Rp2.110.204.000tahun. Berdasarkan debit pemanfaatan, dimana terdapat prosentasi pemanfaatan sebesar 57,33, maka besarnya usulan biaya kompensasi
menjadi Rp2.073.126.000tahun
untuk PERHUTANI
dan Rp1.209.839.000tahun untuk Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Proporsi bagi
hasil dari biaya kompensasi yang dibayarkan Pemerintah Kota Cirebon yang penggunaannya disesuaikan dengan hasil analisis didapat pembagian prosentasi
untuk Pembangunan Pemerintah Daerah Kuningan sebesar 62,5 , untuk konservasi hutan dan lingkungan hidup sebesar 30 dan desa-desa
pemilikpemanfaat sekitar mata air Paniis sebesar 7,5 . Kemudian penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Hikmat Ramdan
dalam kajiannya yang berjudul Pengelolaan Sumber Air Minum Lintas Wilayah di Kawasan Gunung Ciremai Propinsi Jawa Barat. Ramdan 2006 melakukan kajian
untuk menganalisis ketersediaan dan kebutuhan air minum di kawasan Gunung Ciremai dan potensi konflik dalam pemanfaatan air minum lintas wilayah antara
Kabupaten Kuningan dengan Kota Cirebon, kemudian penelitiannya juga menganalisis mekanisme alokasi air minum lintas wilayah sebagai upaya resolusi
konflik air lintas wilayah di kawasan Gunung Ciremai serta menganalisis kelembagaan dalam pengelolaan sumber air minum di kawasan Gunung Ciremai.
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis hirarki proses untuk menganalisis alokasi air minum antar wilayah Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mekanisme alokasi air minum lintas wilayah perlu
ditentukan sebagai bagian dari kerjasama antar daerah dalam memanfaatkan sumber air minum dan menghindari konflik. Penentuan mekanisme alokasi air
minum lintas wilayah perlu memperhatikan aspek-aspek dari faktor, aktor, dan tujuan yang mempengaruhi alokasi air minum lintas wilayah. Dalam penelitian ini
prioritas mekanisme alokasi air minum lintas wilayah di Kawasan Gunung Ciremai adalah alokasi air oleh pemerintahpublic based allocation 0,4, alokasi
melalui transfer hak guna airwater market allocation 0,204, alokasi melalui biaya penyediaan airmarginal cost pricing allocation 0,2, dan alokasi oleh
pengguna airuser based allocation 0,196. Kemudian dalam penelitian ini rumah tangga pengguna air minum setuju untuk memberikan dana kompensasi
konservasi sebagai additional fee untuk membantu kegiatan konservasi sumber air di kawasan Gunung Ciremai.
Ramdan 2006, menambahkan bahwa Peraturan daerah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Rencana Umum Tata Ruang Gunung Ciremai selain berfungsi untuk
mengalokasikan ruang dalam kawasan tersebut, juga bernilai ekonomi berkaitan dengan jaminan komitmen wilayah hulu Kabupaten Kuningan untuk memasok
air dalam jumlah dan kualitas yang stabil sepanjang tahun. Implementasi RUTR sebagai sebuah sertifikat komitmen dari daerah hulu untuk hilirnya tersebut
merupakan terobosan kebijakan dalam kerjasama antar daerah di era otonomi daerah ini. Estimasi nilai WTP total untuk konservasi Gunung Ciremai dari
pengguna air minum di Kabupaten Kuningan dan Kota Cirebon masing-masing adalah
Rp29.250.000,00bulan atau
Rp351.000.000,00tahun dan
Rp177.500.000,00bulan atau Rp2,13 milyartahun. Kedua penelitian ini pada intinya membahas hal yang sama yaitu mengenai
penentuan dasar nilai pembayaran jasa lingkungan untuk kegiatan konservasi kawasan sumber mata air Paniis. Kajian ini menjadi dasar bagi penulis dalam
melakukan kajian evaluasi efektivitas pembayaran jasa lingkungan di Kota Cirebon.