Sumber : Fauzi 2009
Gambar 2. Manfaat Pembayaran Jasa Lingkungan
Pendekatan pembayaran jasa lingkungan didasarkan atas pemikiran bahwa model konservasi dan usaha-usaha pembangunan tidak dapat dipisahkan untuk
mencapai efektivitas dan kelestarian sumberdaya yang berkelanjutan Bawa et al. 2004; Ferraro dan Kiss 2002. Menurut Landell-Mills dan Poras 2002, beberapa
mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang sudah banyak digunakan di dunia yaitu:
1. Direct Negotiation : Transaksi langsung antara penyedia dan pengguna jasa lingkungan dan seringkali menghasilkan proses negosiasi yang panjang.
2. Intermediary-Based Transaction : Fasilitator berperan agar transaksi dalam hal mencari informasi, bernegosiasi dan menyelesaikan proses transaksi menjadi
rendah. Selain itu fasilitator juga berperan untuk mereduksi resiko kegagalan dengan membangun kapasitas masyarakat, mencari partner yang tepat serta
mengidentifikasi masalah yang ada. 3. Pooled transaction : Pendekatan yang mengandung resiko transaksi dengan
membagikan investasi melalui beberapa pengguna jasa lingkungan. Dana terkumpul biasanya cukup besar untuk mendiversifikasi investasi.
4. Joint venture : Mekanisme yang melibatkan investor yang menawarkan input yang seimbang untuk memulai suatu perusahaan dan menyalurkan imbalan
bagi lingkungan melalui perusahaan tersebut dalam bentuk bagi keuntungan, konsultasi teknis, dana langsung, dan lain-lain.
5. Retail Based Traders : Imbalan jasa lingkungan terlampir dalam bentuk pasar dan jasa, contoh : harga premium bagi produk ramah lingkungan.
6. Internal trading : Transaksi antar departemen dalam suatu organisasi 7. Over The Counter TradersUser Fees : Pada mekanisme ini jasa lingkungan
dikemas terlebih dahulu untuk dijual. Mekanisme pembayaran lingkungan menurut Wunder 2005, memiliki
konsep bahwa penyedia manfaat adalah lingkungan yang menyediakan suatu jasa lingkungan. Mekanisme pembayaran lingkungan ini tergantung oleh mekanisme
keuangan dan mekanisme pembayaran jasa lingkungan itu sendiri. Keduanya sangat dipengaruhi oleh struktur pemerintah sehingga menghasilkan suatu nilai
yang sesuai dengan jasa lingkungan sesungguhnya yang dibayarkan secara sukarela oleh penerima manfaat jasa lingkungan agar dapat menghasilkan jasa
lingkungan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.
2.3 Kelembagaan Pengelolaan Air Minum Lintas Wilayah
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan membutuhkan suatu kelembagaan untuk mengatur dan mengarahkan perilaku stakeholders yang
terlibat didalamnya. Kelembagaan atau institusi merupakan suatu sistem yang kompleks, rumit, dan abstrak yang mencakup ideologi, hukum, adat istiadat,
aturan dan kebiasaan yang tidak terlepas dari lingkungan adanya kelembagaan yang tepat dapat menjadi sumber efisiensi dan kemajuan ekonomi Ramdan
2006. Institusi mengatur apa yang dilarang dikerjakan oleh individu atau dalam
kondisi bagaimana individu dapat mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu, institusi adalah instrumen yang mengatur hubungan antar individu. Institusi juga berarti
seperangkat ketentuan yang mengatur masyarakat, yang mana masyarakat tersebut telah mendefinisikan kesempatan-kesempatan yang tersedia, mendefinisikan
bentuk-bentuk aktifitas yang dapat dilakukan oleh pihak tertentu terhadap pihak lainnya, hak-hak istimewa yang telah diberikan serta tanggung-jawab yang harus
mereka lakukan Kartodihardjo et al. 2000. Menurut Soekanto 1990, fungsi
kelembagaan atau institusi adalah : 1 sebagai pedoman bagi masyarakat untuk bertingkah laku, 2 menjaga keutuhan masyarakat dan 3 sebagai sistem
pengendalian sosial social control, artinya sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggotanya.
Institusi dalam prakteknya dapat merupakan gabungan dari kebijakan dan tujuan, hukum dan regulasi, rencana dan prosedur organisasi, mekanisme insentif,
mekanisme akuntabilitas, norma, tradisi, dan adat istiadat Bandaragoda 2000; Kliot dan Shmueli 2001. Institusi sebagai modal dasar masyarakat dapat
dipandang sebagai aset produktif yang mendorong individu-individu anggotanya untuk bekerjasama menurut aturan perilaku tertentu yang disetujui bersama untuk
meningkatkan produktifitas anggotanya dan produktifitas masyarakat secara keseluruhan. Ikatan institusi masyarakat yang rusak secara langsung akan
menurunkan produktifitas masyarakat dan menjadi faktor pendorong percepatan eksploitasi sumberdaya alam di sekitarnya Kartodihardjo et al. 2000.
Institusi yang berjalan baik dalam pengelolaan air memiliki fungsi yang penting, misalnya untuk memfasilitasi resolusi konflik. Dua aspek penting dalam
analisis kelembagaan sumber air minum yang perlu diperhatikan meliputi hukum dan adat, serta regulasi dan pengaturan organisasi yang terkait dengan
pengelolaan sumber air Bandaragoda 2000. Sarwan et al. 2003 menyatakan bahwa struktur property rights dalam air akan memfasilitasi alokasi air yang
efisien. Hak-hak air umumnya berasal dari penggunaan air secara historis dan telah berjalan di tengah masyarakat sepanjang waktu, bahkan ada diantaranya
yang telah diakui oleh suatu keputusan legislatif atau konstitusi. Namun dalam banyak kasus, hak-hak air masih samar-samar. Di Amerika Serikat dikenal adanya
riparian rights dan appropriation-rights dalam pengelolaan sumberdaya air.
Di Indonesia hak guna air water right diatur berdasarkan konstitusi, yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air. Hak guna air
adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau mengusahakan air untuk berbagai keperluan. Hak guna air dibagi menjadi hak guna pakai air dan hak guna
usaha air. Hak guna pakai air adalah hak untuk memperoleh dan memanfaatkan air. Hak guna usaha air adalah hak untuk memperoleh dan mengusahakan air. Hak
guna pakai air diperoleh tanpa izin untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
bagi perseorangan dan bagi pertanian rakyat yang berada dalam sistem irigasi. Hak guna pakai air memerlukan izin apabila :
a cara menggunakannya dilakukan dengan mengubah kondisi alami sumber air, b ditujukan untuk kelompok yang memerlukan air dalam jumlah besar,atau
c digunakan untuk pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada. Hak guna usaha air dapat diberikan kepada perseorangan atau badan usaha
dengan izin dari pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Hak guna usaha air merupakan hak guna yang baru secara
eksplisit dinyatakan dalam peraturan perundangan-undangan yang mengatur masalah air, sehingga dalam pengesahan undang-undangnya menuai sejumlah
kekhawatiran terhadap terjadinya privatisasi sumberdaya air di Indonesia. Privatisasi air dikhawatirkan akan memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat
yang selama ini menganggap bahwa air adalah barang publik. Upaya konservasi sumber air memiliki kaitan dengan adanya kelestarian
kawasan sumber air Acreman 2004. Dengan demikian regulasi tentang perlindungan kawasan sumber air merupakan regulasi penting yang terkait dengan
upaya mempertahankan kesinambungan pasokan air di suatu wilayah, misalnya regulasi tentang upaya pengaturan ruang dari kawasan sumber air tersebut. Ada
beberapa alternatif bentuk penguatan kelembagaan dalam pembayaran jasa lingkungan, antara lain: i membentuk kepengurusan kolaboratif, ii membentuk
lembaga baru, dan iii memanfaatkan lembaga yang sudah ada. Membentuk kepengurusan kolaboratif dalam bentuk forum atau badan koordinasi merupakan
salah satu alternatif yang paling memungkinkan dalam penguatan kelembagaan pengelolaan sumber daya alam saat ini.
2.4 Analisis Manfaat dan Biaya
Analisis manfaat dan biaya merupakan suatu metode evaluasi ekonomi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam memilih alternatif
terbaik dari beberapa alternatif yang ada. Analisis manfaat biaya adalah bentuk dari analisis ekonomi yang membandingkan biaya pengeluaran dan manfaat yang
dihasilkan dari dua kegiatan atau lebih. Analisis manfaat dan biaya digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar sumber yang