hijauan  dari  dalam  tempat  pakan,  sehingga  rusa-rusa  lain  tinggal  memakannya. Jika rusa jantan telah merasa cukup kenyang maka akan berjalan-jalan kemudian
kembali ke tempat pakan untuk mengulangi hal serupa Wirdateti et al. 1997. Menurut  Sutrisno  1986  bila  hendak  makan  atau  merumput  rusa  sambar
muncul  dari  dalam  hutan  yang  berada  di  sekitar  padang  penggembalaan  untuk mencari  hijauan  yang  disukai.  Jika  jenis  hijauan  yang  disukai  telah  berhasil
ditemukan, hijauan tersebut direnggut dengan mulutnya dan dikunyah. Pada saat makan, posisi kepala kadang-kadang merunduk dan kadang-kadang tegak, sambil
menengok  ke  kiri  dan  ke  kanan,  disertai  dengan  telinga  yang  berputar.  Hal  ini dimaksudkan untuk mengontrol kemungkinan adanya gangguan atau bahaya yang
mengancam.
2.4.2 Perilaku lainnya
Rusa sambar umumnya tidak memiliki teritori yang khusus, meskipun pada saat  musim  kawin  rusa  jantan  membentuk  teritori  khusus  yang  ditandai  dengan
urine  yang  mengandung  feromon  Lekagul    McNeely  1988.  Rusa  sambar jantan umumnya hidup soliter dan betina lebih sering berkelompok dalam jumlah
yang  kecil  dengan  anggota  kelompok  antara  2 −3 individu Lekagul  McNeely
1978.  Menurut  penelitian  Karant  dan  Sunquist  1992,  rusa  sambar  di  India merupakan  hewan  yang  soliter.  Tetapi  di  dalam  penangkaran,  selama  proses
penjinakan rusa sambar membentuk kelompok antara satu sampai tiga kelompok dan  setiap  kelompok  memiliki  jumlah  yang  bervariasi  hingga  18  individu
Semiadi 1996. Sutrisno  1986  melaporkan  terdapat  beberapa  tipe  sosial  di  dalam
kehidupan rusa sambar di Jawa Barat. Setidaknya terdapat 4 tipe kehidupan sosial yakni:  1  satu  individu  rusa  jantan  yang  hidup  menyendiri,  2  kelompok  rusa
yang terdiri dari satu individu rusa betina dewasa dengan satu individu rusa betina remaja,  3  kelompok  rusa  yang  terdiri  dari  satu  individu  rusa  betina  dewasa
dengan dua ekor rusa betina remaja dan 4 kelompok rusa yang terdiri dari  satu individu  rusa  jantan  dewasa,  satu  individu  rusa  betina  dan  dewasa  dan  tiga  ekor
rusa betina remaja. Kelompok besar rusa sambar sangat mudah bertukar anggota dan kelompok
besar  ini  hanya  bersifat  sementara.  Rusa  sambar  berkumpul  pada  daerah-daerah
yang  telah  dikenalnya,  biasanya  di  padang  rumput  yang  memiliki  kubangan  air. Kubangan  atau  rawa-rawa  merupakan  tempat  berkumpul  pada  akhir  senja  untuk
membentuk  kelompok  temporal  sebelum  menyebar  mencari  makan.  Kelompok sosial  terbentuk  pada  daerah  yang  dikenal  dengan  home  range  yang  tumpang
tindih.  Setelah  berkelompok  rusa  jantan  kembali  soliter.  Ada  beberapa  kasus jantan dewasa juga disertai oleh rusa yang berusia dua tahun atau jantan  juvenil.
Sedangkan untuk rusa betina dewasa dalam mencari makan akan disertai oleh rusa sambar  juvenil  atau  anak  rusa  sambar  yang  berusia  satu  tahun  Lekagul
McNeely 1988. Aktivitas  rusa  sambar  untuk  merumput  dilakukan  pada  dini  hari  hingga
menjelang pagi dan sore hari. Pada dini hari sekitar 03.45 −05.00 WIB sedangkan
sore  hari  17.30 −18.30  WIB  Sutrisno  1986.  Sedangkan  penelitian  Subagyo
2000  di  Taman  Nasional  Way  Kambas,  rusa  sambar  aktif  berada  di  padang rumput  mulai  05.00  WIB  hingga  10.00  WIB  dan  sore  hari  mulai  16.00  WIB
hingga  malam  hari.  Diantara  dua  periode  tersebut  rusa  sambar  banyak  terlihat dalam  keadaan  berbaring  pada  jam  15.00  WIB.  Rutinitas  harian  pada  sebagian
hewan herbivora menurut Arnold 1981 ditentukan oleh tipe diurnal dari grazing, waktu  untuk  memamah  biak,  periode  istirahat  dan  minum  yang  disesuaikan
dengan interval ketika hewan tidak merumput. Sebagian besar periode merumput dimulai pada pagi hari sampai tengah hari, kemudian berakhir pada saat matahari
mulai terbenam. Kegiatan  sehari-hari  di  dalam  penangkaran,  khususnya  yang  berhubungan
dengan  perjalanan  menuju  lokasi  merumput,  rusa  sambar  memiliki  satu  jalan utama  primer  yang  digunakan  oleh  semua  anggota  kelompok.  Di  beberapa
bagian  dari  alur  primer  akan  terdapat  beberapa  percabangan  sekunder  yang hanya  digunakan  oleh  beberapa  anggota  kelompok  tertentu.  Terbentuknya  alur
jalan  primer  ini  menunjukkan  bahwa  rusa  sambar  mempunyai  rute    perjalanan yang tetap Semiadi 1996.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian