kerangas,  ekosistem  hutan  rawa  air  tawar,  ekosistem  hutan  rawa  gambut, ekosistem  hutan  bakau,  ekosistem  hutan  pantai  dan  ekosistem  hutan  sekunder
Ditjen PHKA 2007.
4.3.2 Flora
TNTP  sebenarnya  memiliki  potensi  bagi  pengembangan  wilayah Kalimantan  Tengah  secara  berkelanjutan.  Keanekaragaman  ekosistemnya  mulai
dari  hutan  pesisir  pantai,  lahan  basah  mangrove,  rawa  air  tawar,  hutan  gambut, hingga  hutan  daratan  dataran  rendah,  hutan  kerangas,  serta  sebagian  diantaranya
berupa  semak  belukar  dan  hutan  sekunder.  Formasi  pantainya  ditumbuhi  cemara Casuarina  sp.,  pandan  Pandanus  tectorius,  keben  Barringtonia  asiatica,
nyamplung Calophylum inophyllum, dudulan Scaevola sp., dan katang-katang Ipomoea  pes-capre.  Tumbuhan  lahan  basah  mangrove  dan  rawa  gambut
umumnya  adalah  bakau  Rhizophora  sp.,  pedada  Sonneratia  sp.,  butun Barringtonia  sp.,  nipah  Nypa  fruticans,  pulai  Alstonia  scholaris,  jelutung
Dyera lowii, antumbus Campnosperma sp., nyatoh Palaquium sp. dan gaharu Gonystylus  bancanus.  Jenis  pohon  belangiran  Shorea  belangeran  banyak
tumbuh  di  pingiran  rawa  gambut.  Sedangkan  flora  khas  pinggiran  Sungai Sekonyer adalah pandan Pandanus sp. dan bakung Crinum asiaticum Soedjito
2004. Ekosistem  hutan  dataran  rendahnya  sangat  kaya  jenis  diantaranya  adalah
meranti  dan  tengkawang  Shorea  sp.  keruing  Dipterocarpus  sp.,  kayu  ulin Eusideroxylon  zwageri  dan  berbagai  jenis  dari  marga  Alstonia,  Beckia,
Campnosperma,  Castanopsis,  Dacrydium,  Diospyros,  Durio,  Eusgenia,  Ganua, Hopea,  Jackia,  Licuala,  Lithocarpus,  Melaleuca,  Mesua,  Palaquium,  Schima,
Tetramerista,  dan  Vatica.  Selain  tumbuhan  berkayu,  terdapat  juga  berbagai  jenis rotan, anggrek, paku-pakuan, dan tumbuhan bawah lainnya seperti kantong semar
Nepenthes sp. Soedjito 2004.
4.3.3 Fauna
Potensi  fauna  yang  sudah  teridentifikasi  sebanyak  38  jenis  mamalia termasuk 9 jenis primata. Selain itu, di Taman Nasional Tanjung Puting TNTP
juga  telah  teridentifikasi  16  jenis  reptilia  dan  lebih  dari  200  jenis  burung.  Salah satu  jenis  burung  bangau  paling  langka  di  dunia  yaitu  sindanglawe  Cicona
stormi  masih  dijumpai  di  danau  yang  berada  dalam  kawasan  taman  nasional. Satwa  langka  endemik  lain  yang  mudah  ditemukan  adalah  orangutan  Pongo
pygmaeus  dan  bekantan  Nasalis  larvatus  Soedjito  2004.  Selain  itu,  satwa langka  lainnya  adalah  klampiau  Hylobates  agilis,  lutung  merah  Presbytis
rubicunda,  lutung  abu-abu  Trachypithecus  cristatus,  monyet  Macaca fascicularis  dan  Macaca  nemestrina,  beruang  Helarctos  malayanus,  sambar
Cervus unicolor, kijang Muntiacus muntjak, kancil Tragulus javanus, macan dahan  Neofelis  nebulosa,  kucing  hutan  Felis  bengalensis,  babi  hutan  Sus
barbatus,  dan  tupai  Callosciurus  notatus.  Kawasan  ini  juga  memiliki  satwa yang  berasosiasi  dengan  air  seperti  biawak  Varanus  salvator,  buaya  muara
Crocodylus  porosus,  buaya  kalimantan  Crocodylus  raninus,  dan  buaya senyulong Tomistoma schegeltii Ditjen PHKA 2007.
Keterangan: a
Hutan Dataran Rendah b Hutan Rawa Air Tawar
c   Padang Rumput d Semak Belukar
Gambar 6 Beberapa tipe habitat di kawasan Resort Teluk Pulai, Taman Nasional Tanjung Puting.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Habitat