Analisis deskriptif Analisis kuantitatif

pada dasarnya aktivitas mencari makan oleh rusa sambar dipengaruhi oleh fotoperiod. Waktu aktif satwa tidak akan persis sama, dapat bergeser satu jam kedepan atau satu jam mundur circadian. Perilaku yang dapat membedakan panjang relatif siang dan malam diatur oleh perubahan dalam fotoperiod. Pencatatan waktu dalam aktivitas rusa menggunakan metode non-stop recording. Hal ini berarti pencatatan dilakukan terus-menerus pada beberapa perilaku dalam satu waktu pengamatan.

3.4 Analisis Data

Data yang telah diperoleh pada penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.

3.4.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menguraikan perilaku harian rusa sambar seperti perilaku makan, aktivitas-aktivitas yang dilakukan rusa sambar sewaktu makan dan aktivitas lainnya. Selain itu, teknik analisis ini juga digunakan untuk menguraikan jenis pakan dan bagian yang dimakan oleh rusa sambar serta kondisi fisik dan keanekaragaman jenis vegetasi di lokasi penelitian. Hasil analisis ini dilengkapi dengan penyajian gambar untuk lebih memperkuat hasil diskripsi.

3.4.2 Analisis kuantitatif

2.4.2.1 Analisis vegetasi Analisis vegetasi digunakan untuk mencari Indeks Nilai Penting INP. Persamaan yang digunakan untuk mencari nilai penting tersebut adalah rumus Soerianegara dan Indrawan 1988: Kerapatan K = Jumlah individu suatu jenis Luas unit contoh Kerapatan Relatif KR = Kerapatan suatu jenis x 100 Kerapatan seluruh jenis Frekuensi F = Jumlah petak ditemukannya suatu jenis Jumlah seluruh petak Frekuensi Relatif FR = Frekuensi suatu jenis x 100 Frekuensi seluruh jenis Dominansi D = Jumlah bidang dasar Luas petak contoh Dominansi Relatif DR = Dominansi suatu jenis x 100 Dominansi seluruh jenis INP untuk pancang, anakan, tumbuhan bawah dan rumput = KR + FR INP untuk pohon dan tiang = KR + FR + DR. 3.4.2.2 Pola penyebaran tumbuhan pakan Pola penyebaran tumbuhan pakan rusa sambar dianalisis dengan indeks penyebaran berdasarkan Ludwig dan Reynold 1988. Data yang digunakan adalah hasil analisis vegetasi dengan jumlah plot n 30, sehingga persamaan yang digunakan yaitu: dan Keterangan: ID = Indeks dispersal S 2 = Keragaman nilai X = rata-rata jumlah individu tiap jenis individu χ 2 = Nilai uji n = jumlah petak ukur jenis pakan. Kriteria yang digunakan adalah, jika: χ 2 ≤ χ 2 0.975 ; maka jenis tumbuhan tersebut menyebar secara merata. χ 2 0.975 χ 2 χ 2 0.0.25 ; maka jenis tumbuhan tersebut menyebar secara acak. χ 2 ≥ χ 2 0.025 ; maka jenis tumbuhan tersebut menyebar secara berkelompok. 3.4.2.3 Produktivitas tumbuhan pakan dan daya dukung kawasan Produktivitas tumbuhan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Garsetiasih 1990: Keterangan: P = Produktivitas hijauan kghahari Bb = Biomassa tumbuhan setelah dilakukan pemotongan kg Lpu = Luas petak ukur 10 -3 ha t = Interval waktu pemotongan hari Kebutuhan makan rusa sambar antar individu menurut Staines et al. 1982 salah satunya bergantung pada umur dan berat badan. Perkiraan kebutuhan rusa pada tingkat aman adalah menghitung kebutuhan anak rusa sama dengan kebutuhan induknya Asraf 1980. Kebutuhan rata-rata makan rusa sambar per hari sebanyak 13.27 kghari Ahmed Sarker 2002. Sehingga daya dukung tumbuhan pakan rusa sambar di Resort Teluk Pulai dapat dihitung dengan menggunakan rumus Susetyo 1980: ID = S 2 X χ 2 = ID n-1 P= Bb x 1 ha Lpu x t DD = P x pu x A C Keterangan: P = Produktivitas hijauan kghahari DD = Daya dukung kawasan individuha p.u = Proper use 0.70 A = luas permukaan yang ditumbuhi rumput ha C = kebutuhan makan rusa kgindhari 3.4.2.4 Potensi ketersediaan pakan Untuk dapat menduga biomassa tumbuhan pakan rusa sambar dapat dilakukan melalui pendugaan ukuran bagian-bagian tumbuhannya Soerianegara Indrawan 1988. Pendugaan biomassa dilakukan untuk melihat produktivitas tumbuhan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan banyaknya pakan yang tersedia di alam. Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui potensi ketersediaan pakan tiap jenis adalah: Biomassa Kg ha= Kerapatan jenis ha x biomassa tumbuhan kg 3.4.2.5 Analisis data perilaku makan Data perilaku makan yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui hubungan antar parameter dilakukan dengan uji Chi- square χ 2 . Persamaannya yang digunakan adalah rumus Ludwig dan Reynold 1988, yaitu: Keterangan: χ 2 = Nilai uji O i = Frekuensi hasil pengamatan E i = Frekuensi harapan i = Kategori ke-i Uji Chi-square ini dilakukan untuk menguji hipotesis, yaitu: H = Kelas umur dan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap lamanya waktu makan. H 1 = Kelas umur dan jenis kelamin berpengaruh terhadap lamanya waktu makan. Pengambilan kesimpulan atas uji hipotesisi tersebut dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: Jika χ 2 hitung tabel, maka tolak H dan terima H 1 Jika χ 2 hitung tabel, maka terima H dan tolak H 1 Pengujian akan dilakukan pada selang kepercayaan 95 dengan derajat bebas db = b-1 k-1, dengan b adalah baris dan k adalah kolom. χ 2 = Σ O i - E i 2 E i IV. KONDISI UMUM

4.1 Letak, Luas dan Status Kawasan