11
2.1.1 Karakteristik Sumberdaya Air
Menurut Sanim 2003, air sebagai sumberdaya alam dapat berupa persediaan dan sekaligus sebagai aliran. Air tanah merupakan persediaan yang
biasanya memerlukan aliran dan pengisian kembali oleh air hujan. Sifat air adalah stokastik, artinya air diatur oleh proses fisik yang berdistribusi kemungkinan
random. Pemasokan air tergantung pada topografi dan kondisi meteorologi karena keduanya mempengaruhi peresapan dan penguapan air. Sifat air yang
stokastik inilah, maka pengambilan keputusan dalam mengembangkan sumberdaya air didasarkan atas distribusi kemungkinan. Terkait dengan
karakteristik air itu sendiri seperti mobilitas air, skala ekonomi yang melekat, supply
air yang berubah-ubah, kapasitas dari daya asimilasi dari badan air, dapat dilakukannya secara beruntun, penggunaan yang serbaguna, berbobot besar dan
memakan tempat, sehingga air sulit untuk ditegaskan hak-hak atas sumberdaya air dan kesulitan dalam pemberlakuan peraturannya.
2.1.2 Efisiensi Alokasi Sumberdaya Air
Menurut Fauzi 2006, alokasi air merupakan masalah ekonomi untuk menentukan bagaimana supply air yang tersedia harus dialokasikan kepada
pengguna atau calon pengguna. Penggunaan air sendiri pada dasarnya terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok konsumtif yakni mereka yang
memanfaatkan air untuk konsumsi rumah tangga, industri, pertanian, kehutanan dan kelompok non konsumtif yang memanfaatkan air melalui proses yang disebut
diversi baik melalui transformasi, penguapan, penyerapan ke tanah maupun pendegradasian kualitas air secara langsung pencemaran. Alokasi sumberdaya
12 air harus memenuhi kriteria efisiensi, equity, dan sustainability. Kriteria dan
tujuan pengelolaan sumber daya air dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria dan Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Air Kriteria
Tujuan
Efisiensi - Biaya penyediaan air yang rendah
- Penerimaan per unit sumber daya yang tinggi - Mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Equity - Akses terhadap air bersih untuk semua masyarakat Sustainability - Menghindari terjadinya deplesi pada air bawah tanah
- Menyediakan cadangan air yang cukup untuk memelihara ekosistem
- Meminimalkan pencemaran air
Sumber : Fauzi 2006
Menurut Tietenberg 2001, sumberdaya air harus dialokasikan dengan baik sehingga manfaat bersih marginal marginal cost benefit sama bagi semua
penggunanya. Manfaat bersih marginal merupakan jarak vertikal antara kurva permintaan terhadap air dengan kurva biaya marginal dari ekstraksi dan distribusi
air dari unit terakhir yang dikonsumsi. Jika manfaat bersih marginal tersebut tidak merata atau sama, maka akan sering terjadi kenaikan manfaat bersih dengan
adanya transfer air dari pemanfaatan yang memberikan manfaat bersih yang rendah ke penggunaan yang memberikan manfaat bersih yang lebih tinggi.
Beberapa permasalahan pokok yang sering dihadapi dalam setiap pengelolaan sumberdaya air bagi pengalokasian sumberdaya air yang terbaik
untuk mencapai penggunaan optimal dalam jangka panjang menurut Suparmoko 1995 antara lain:
a Bagaimana pengalokasian air yang tersedia water supply diantara berbagai penggunaan atau sektor among user
b Bagaimana mendistribusikan air diantara pemakai air c Bagaimana mengalokasikan air tersebut pada daerah yang berbeda
13 d Bagaimana mendistribusikan air antar waktu
e Bagaimana pengelolaan sumberdaya air yang seharusnyasiapa seharusnya pengelola sumberdaya air
Kenyataannya sistem yang berlaku tidak menjamin pengalokasian sumberdaya air bersifat efisien. Penyebab-penyebab inefisiensi dalam
pengalokasian sumberdaya air menurut Tietenberg 2001, yaitu: a Pembatasan-pembatasan dalam hal pentransferan air restriction on
transfers . Pencapaian alokasi air yang efisien dengan menetapkan manfaat
bersih marjinal harus sama atau merata di semua aktivitas penggunaan air. b Penetapan harga air water pricing. Harga yang diberlakukan pada
sumberdaya air tidak memberikan jaminan kalau sumberdaya air telah dialokasikan dengan efisien karena sumberdaya air dianggap sebagai
komoditas yang penting atau esensial, maka harga yang diberlakukan seringkali terlalu rendah. Penyebabnya antara lain biaya rata-rata historis
historical average cost yang digunakan untuk menentukan nilai atau tingkatan dan nilai kelangkaan marjinal marginal scarcity rent yang jarang
diperhitungkan. Sistem harga yang efisien didasarkan pada biaya marginal marginal cost bukan biaya rata-rata average cost.
c Masalah-masalah kepemilikan umum common property problems. Sumberdaya milik umum cenderung habis terkuras dalam waktu singkat,
sedangkan para pengguna tidak mempunyai insentif untuk melakukan konservasi, sehingga nilai kelangkaan marjinal dibiarkan hilang begitu saja.
14
2.2 Konsep Perusahaan Daerah Air Minum