25
2.7 Pengelolaan Sumberdaya Air
Adanya peningkatan jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat meningkatkan kebutuhan sumberdaya air, sedangkan jumlah sumberdaya air
mengalami keterbatasan sehingga dapat mengakibatkan kelangkaan jika dibiarkan terjadi tanpa ada upaya pencegahan. Adanya pengelolaan sumberdaya air
dibutuhkan untuk menjamin adanya ketersediaan sumberdaya air di masa yang akan datang. Sugiarto 1995 menyatakan pengelolaan Daerah Aliran Sungai
DAS terkait dengan pengelolaan sumberdaya air karena dalam pengelolaan DAS adanya stabilisasi produksi air yaitu debit air pada musim kemarau dan musim
penghujan yang seimbang. Pengelolaan sumberdaya air harus dilakukan secara baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Menurut Soenarno dalam
Kodoatie 2005, pengelolaan sumberdaya air mencakup empat hal sebagai berikut :
1 Air sebagai bagian dari sumberdaya alam merupakan bagian dari ekosistem. Pengelolaan sumberdaya air memerlukan pendekatan yang integratif,
komprehensif dan holistik yakni hubungan timbal balik antara teknik, sosial, dan ekonomi serta harus berwawasan lingkungan agar terjaga kelestariannya.
2 Air menyangkut semua aspek kehidupan maka air merupakan faktor yang mempengaruhi jalannya pembangunan dari berbagai sektor maka dari itu
pengelolaan sumberdaya air didasarkan pada pendekatan peran serta dari semua stakeholders. Seluruh keputusan public harus memperhatikan
kepentingan masyarakat dengan cara konsultasi public, sehingga kebijakan apapun yang diterapkan akan dapat diterima oleh masyarakat.
26 3 Secara alamiah air akan bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa
mengenal batas politik, sosial, ekonomi, bangsa, maupun batas wilayah administrasi bahkan batas negara. Air membutuhkan pengelolaan dalam satu
kesatuan sistem berdasarkan pendekatan “one river, one plan and one management system”
. 4 Sistem aliran air menyangkut pengaruh antara hulu ke hilir yaitu apapun yang
terjadi di bagian hulu akan berpengaruh terhadap bagian hilir dan tidak sebaliknya. Pengaruh tersebut antara lain terjadinya banjir, tanah longsor dan
pencemaran. Pengelolaan sumberdaya air menyangkut sistem yang mengikat dan saling menguntungkan.
Menurut McKinney
et al 1999 dalam Esanawati 2009, tujuan
pencapaian kualitas dan kuantitas air berada dalam kerangka analisis berdasarkan hubungan antara kebijakan sosial ekonomi dan kebijakan lingkungan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air Pasal 2, Sumberdaya Air dikelola berdasarkan asas kelestarian,
keseimbangan kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas.
Kecenderungan konsumsi air naik secara eksponensial, sedangkan ketersediaan air bersih cenderung melambat akibat kerusakan alam, sehingga
dengan melihat prospek masa depan untuk menanggulangi permasalahan lingkungan yang akan dihadapi tidak menyebabkan entrophy yakni
ketidakteraturan yang merupakan sumber utama dari kelangkaan yang akan mengurangi ketersediaan sumberdaya semakin berkurang source of ultimate
scarcity dan untuk pencapaian ketersediaan air yang berkelanjutan di masa
27 mendatang. Kesejahteraan well-being seluruh umat manusia baik kaya maupun
miskin tergantung pada jasa ekosistem ecosystem services The United Nations Environment Programme
. 2004 dan diskusi kuliah Syaukat Desember 2010.
2.8. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan