Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

33 pengembangan, biaya keuangan, biaya pemeliharaan, rupa-rupa biaya umum, penyusutan instalasi biaya umum dan biaya bank. Produk yang dihasilkan dalam memproduksi air PDAM hanya satu jenis, maka untuk menetapkan harga pokok air PDAM dapat dilakukan dengan metode pembagian yaitu membagi seluruh biaya produksi dengan jumlah satuan air yang diproduksi pada periode tertentu, rumus matematika terdapat pada persamaan 1.

3.4 Kerangka Pemikiran Operasional

Perusahaan Daerah Air Minum dalam penyelenggaraannya, berusaha mengelola sumberdaya air menjadi air bersih yang layak untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terutama sebagai sumber air minum. Penyediaan air bersih di Indonesia sendiri menghadapi berbagai kendala yang kompleks mulai dari kelembagaan, teknologi, anggaran, pencemaran maupun sikap masyarakat. Salah satu permasalahan dalam pengelolaan air bersih adalah ketidaksediaan dana dan meningkatnya biaya produksi dan operasional unit-unit pengolahan air. Peningkatan ini dipicu oleh krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sehingga berpengaruh terhadap kegiatan PDAM sebagai penyedia air bersih. PDAM sebagai pihak yang mengelola dan memanfaatkan air membutuhkan upaya-upaya dalam supply air bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Keterkaitan ekonomi antara sumberdaya alam dan lingkungan merupakan sistem pendukung yang erat kaitannya satu sama lain, oleh karena itu dibutuhkan alternatif pemecahan masalah secara internal dan eksternal terhadap produksi dan pendistribusian air terhadap masyarakat, hal tersebut yakni dengan mengidentifikasi pengelolaan sumberdaya air berdasarkan kapasitas produksi PDAM Bekasi, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat 34 produksi air bersih di PDAM Bekasi dan mengestimasi biaya produksi terhadap jenis instalasi pengolahan air sesuai level kapasitas produksinya dan mengevaluasi harga pokok air bersihnya. Tahap awal dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi pengelolaan sumber daya air berdasarkan kapasitas produksi instalasi pengolahan air oleh PDAM Bekasi dengan menggunakan alat analisis deskriptif untuk melihat keragaan ekstraksi air sesuai dengan efisiensi, equity dan sustainability. Tahap kedua adalah dengan menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi fungsi produksi air PDAM Bekasi dengan menggunakan analisis fungsi regresi linier berganda yakni metode regresi komponen utama. Hal ini dilakukan agar diketahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap produksi air PDAM Bekasi. Tahap ketiga adalah mengestimasi fungsi biaya produksi terhadap jenis instalasi pengolahan air sesuai level kapasitas produksinya dengan menggunakan fungsi biaya pengelolaan air dengan menggunakan regresi linier berganda yakni dengan fungsi Cobb Douglas terhadap pengamatan dan perlakuan dari unit instalasi pengolahan air dengan level kapasitas produksi rendah, sedang dan tinggi selama tiga tahun terakhir melalui biaya langsung dan tidak langsung yang digunakan. Hal ini untuk melihat dan membandingkan apakah semakin besar kapasitas unit pengolahan air mempengaruhi biaya produksi yang dikeluarkan. Tahap keempat adalah menilai harga pokok air bersih dengan menggunakan mekanisme marginal cost pricing yaitu dengan membagi jumlah biaya produksi yang digunakan dengan jumlah air yang didistribusikan ke pelanggan. Pemanfaatan dan pengelolaan air permukaan dipengaruhi oleh debit air dan kualitas air sehingga stok yang dimaksudkan dalam hal ini adalah jumlah 35 debit air yang mengalir pada wilayah sungai. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat membantu PDAM dalam menghasilkan orientasi kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya air yang optimum dan efisien sehingga dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat Bekasi secara berkelanjutan. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 4 yang menjelaskan kerangka berpikir dari latar belakang, tujuan penelitian dan metode yang digunakan. 36 Gambar 4. Kerangka Pemikiran Perusahaan Daerah Air Minum Pengelolaan Air Kelangkaan Ketersediaan Air Bersih, Produksi yang kurang efisien, Tarif Air PDAM Mengidentifikasi pengelolaan sumberdaya air Instalasi Pengolahan Air PDAM Bekasi Estimasi variabel yang mempengaruhi fungsi produksi dan biaya pengelolaan air Estimasi fungsi biaya produksi terhadap jenis instalasi pengolahan air sesuai level kapasitas produksi Evaluasi harga pokok air bersih Analisis Deskriptif Analisis regresi linier berganda dengan PCA Regresi berganda Marginal Cost Pricing Kebijakan pengelolaan sumberdaya air yang optimum , penetapan tarif dan alokasi air minum yang efisien secara berkelanjutan sesuai dengan produksi dan IPA yang digunakan. 37

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PDAM Bekasi Jl. KH Noer Ali Kav 1. Perum Mas Naga Bekasi. Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja purposive dengan mempertimbangkan bahwa di PDAM Bekasi memiliki kriteria untuk diidentifikasi mengenai permasalahan air akibat aktivitas industri yang menyebabkan adanya alokasi dan pengelolaan yang kurang efisien. Pemilihan lokasi ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan sistem PDAM Kota Bekasi dalam mengalokasi sumberdaya air sesuai jenis instalasi pengolahan air, mengestimasi faktor produksi dan biaya produksi terhadap Instalasi Pengolahan Air IPA dan menghitung harga pokok air bersih. Pengambilan data primer penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2011.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan terbagi kedalam dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Data yang digunakan sebagai bahan analisa dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data deret waktu time series. Data tersebut meliputi data biaya usaha bulanan selama tiga tahun 2007-2009 dan data produksi bulanan selama lima tahun 2006-2010 didapatkan dari PDAM Bekasi, selain itu data primer digunakan sebagai data pendukung untuk melengkapi data sekunder, diperoleh secara langsung dengan metode wawancara kepada direksi PDAM Bekasi, masyarakat lain sekitar PDAM Bekasi, dan pihak-pihak yang mengetahui informasi penting yang terkait dengan penelitian ini sedangkan data lainnya sebagai pendukung diperoleh dari instansi terkait, antara lain BPS Kota Bekasi,