Analisis Fungsi Biaya Produksi sesuai jenis Instalasi Pengolahan Air

70 Tambun sehingga menyebabkan jumlah air yang diproduksi juga semakin besar sehingga air yang diproduksi oleh Rawa Tembaga sudah cukup efisien. Pengaruh negatif yang dihasilkan PDAM Bekasi diakibatkan adanya inefisiensi air yakni adanya kesalahan teknis dan non teknis diantaranya kebocoran pipa yang menyebabkan jumlah produksi air menurun, water meter pelanggan rusak, adanya pencurian air, dan kesalahan pembacaan skala meter oleh karyawan PDAM Bekasi Cabang Rawa Tembaga, sehingga memanfaatkan kapasitas produksi yang menganggur pada instalasi tertentu. Dummy 2 yang merupakan skala usaha level tinggi yakni Cabang Kota yang dibandingkan dengan Cabang Rawa Tembaga memiliki pengaruh positif dan signifikan pada produksi air PDAM Bekasi. Hal ini menunjukkan bahwa apabila rata-rata produksi air pada level tinggi naik sebesar 1 maka akan meningkatkan rata-rata volume air terjual sebesar 0,30 sehingga jika dibandingkan pada Cabang Rawa Tembaga untuk meningkatkan volume air terjual pada Cabang Kota sebesar 1 m 3 dibutuhkan 3,3 m 3 volume air terjual Rawa Tembaga. Hal ini menunjukkan kurang efisien kapasitas produksi pada Cabang Kota dalam memproduksi air yang dapat disebabkan banyaknya kapasitas produksi terpasang yang belum dimanfaatkan, dapat disimpulkan bahwa semakin besarnya kapasitas air yang digunakan PDAM Bekasi maka volume air terjual semakin besar.

6.3. Analisis Fungsi Biaya Produksi sesuai jenis Instalasi Pengolahan Air

Struktur biaya yang membentuk harga pokok dalam proses pengolahan air pada pengelolaan PDAM Bekasi digolongkan menjadi dua yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang berpengaruh secara langsung terhadap produksi air PDAM antara lain biaya instalasi sumber 71 air dan pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi. Persentase dari komponen biaya langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Persentase dari Komponen Biaya Langsung dan Tidak Langsung Masing-masing Cabang dari Tahun 2007-2009 Komponen biaya Cabang Tambun Cabang Rawa Tembaga Cabang Kota • Biaya Langsung - Biaya Instalasi Sumber dan Pengolahan Air 62,68 65,79 84,5 - Biaya Transmisi dan Distribusi 10,15 12,77 6,62 • Biaya Tidak Langsung - Biaya Umum dan Administrasi pegawai,kantor 27,17 21,44 8,88 Total Biaya 100 100 100 Sumber : PDAM Bekasi 2011, diolah Tabel 11 menunjukkan bahwa komponen biaya langsung yang memiliki proporsi tertinggi adalah biaya instalasi sumber dan pengolahan air yaitu mencapai 63-85 dari total biaya. Biaya instalasi pengolahan air ini meliputi biaya instalasi sumber air, pemakaian bahan, biaya pemeliharaan bangunan pengolahan air, biaya penyusutan bangunan pengolahan air serta rupa-rupa biaya pengolahan air. Komponen biaya terkecil dari biaya langsung adalah biaya transmisi dan distribusi hanya 6-12 dari total biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap produksi air, komponen biaya tidak langsung dalam proses pengolahan air PDAM Bekasi meliputi biaya umum dan biaya administrasi yang terdiri dari biaya gaji pegawai Persentase dari masing-masing komponen biaya tidak langsung ketiga jenis instalasi pengolahan air Cabang Tambun, Rawa Tembaga dan Cabang Kota yaitu proporsi biaya umum dan administrasi yang sangat besar mencapai 8,8-27 dari total biaya. Biaya umum dan administrasi ini meliputi biaya gaji pegawai, 72 biaya kantor, biaya pemeliharaan, biaya gaji direksi, biaya penyusutan dan amortisasi instalasi non pabrik, biaya penyisihan utang, biaya keuangan dan rupa- rupa biaya umum dan administrasi. Biaya langsung dan tidak langsung PDAM Bekasi yang telah diolah dan terlampir selama periode tiga tahun dari 2007 sampai dengan 2009 pada Lampiran 3. Hubungan antara total biaya produksi air dengan faktor-faktor yang membentuk biaya produksi tersebut dengan mentransformasikan fungsi ke dalam bentuk logaritma linier menggunakan regresi komponen utama. Model biaya produksi air PDAM Bekasi terhadap instalasi pengolahan air dibangun oleh beberapa variabel dengan menggunakan taraf nyata 5 dapat dilihat pada Tabel

12. Model persamaan total biaya produksi air adalah sebagai berikut:

LnTC = β0 + β1 LnBI + β2 LnBP + β3 LnQ+ β4 D1+ β5 D2 Keterangan: Ln TC : Total biaya produksi air Ln BI : Biaya instalasi sumber dan pengolahan air Ln BP : Biaya pegawai Ln Q : Produksi air D1 : Skala usaha Cabang Rawa Tembaga level sedang D2 : Skala usaha Cabang Kota level tinggi Tabel 12. Persamaan Biaya Produksi PDAM Dilihat dari Koefisien, T-hitung Ket Koef t-hitung p-value VIF Ket LnBI 0,865 14,29 0,000 8,507 Signifikan LnBP -0,1 -0.84 0,405 1,555 tak Signifikan LnQ -0,46 -5.08 0,000 9,612 Signifikan D1 0,309 4.88 0,000 3,759 Signifikan D2 0,629 5.40 0,000 9,535 Signifikan R-sq : 94,40 R-Adj sq: 94,2 ; Durbin watson: 1,69 Sumber : PDAM Bekasi 2011, diolah Melalui Tabel 12 dapat dilihat p value α 5 maka seluruh variabel yang digunakan berpengaruh nyata terhadap biaya total produksi air kecuali biaya pegawai. Model layak secara keseluruhan pada taraf nyata 5 atau variabel bebas 73 berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas secara bersama-sama, R-square yang mampu dijelaskan oleh faktor-faktor dalam model adalah 94,4 artinya keragaman produksi air PDAM Bekasi dapat dijelaskan secara linier sebesar 94,4 oleh variabel-variabel penjelasnya sisanya sebesar 5,6 digambarkan oleh variabel lain diluar model. Biaya Instalasi memiliki pengaruh positif dan signifikan pada biaya produksi air dimana interpretasinya adalah apabila rata-rata biaya instalasi naik sebesar 1 maka akan meningkatkan rata-rata biaya total produksi air sebesar 0,865. Oleh karena itu biaya yang terkait langsung dengan produksi air yakni biaya sumber air dan biaya pengolahan air PDAM Bekasi menyebabkan peningkatan terhadap total biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi air PDAM Bekasi. Biaya pegawai memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan pada biaya produksi air dimana interpretasinya adalah apabila rata-rata biaya pegawai naik sebesar 1 maka akan menurunkan rata-rata biaya total produksi air sebesar 0,1. Biaya pegawai tidak mempengaruhi secara langsung dalam memproduksi air. Produksi air memiliki pengaruh positif dan signifikan pada biaya produksi air dimana interpretasinya adalah apabila rata-rata produksi air naik sebesar 1 maka akan menurunkan rata-rata biaya total produksi air sebesar 0,46 jadi apabila semakin banyak jumlah produksi air PDAM Bekasi yang dihasilkan maka dapat memberikan efisiensi terhadap total biaya produksi air, dalam aktivitas produksinya biaya pengelolaan air PDAM mengalami perubahan setiap waktu. 74 Hal tersebut bergantung ada berbagai macam faktor dan salah satunya adalah jumlah air yang diproduksi. Dummy 1 memiliki pengaruh positif dan signifikan pada biaya produksi air dimana interpretasinya adalah apabila rata-rata skala usaha Rawa Tembaga naik sebesar 1 maka akan meningkatkan rata-rata biaya total produksi air sebesar 0,309. Dummy 2 memiliki pengaruh positif dan signifikan pada biaya produksi air dimana interpretasinya adalah apabila rata-rata skala usaha Cabang Kota naik sebesar 1 maka akan meningkatkan rata-rata biaya total produksi air sebesar 0,629. Jika perusahaan berencana meningkatkan produksinya, maka biaya pengelolaan juga akan mengalami peningkatan. Namun terkadang jika perusahaan berupaya untuk menurunkan produksi airnya, biaya pengelolaan air tidak tentu mengalami penurunan, bahkan yang terjadi adalah biaya pengelolaan air cenderung akan tetap atau justru mengalami peningkatan. Biaya pengelolaan air PDAM Bekasi tersebut bersifat kaku sehingga apabila telah mengalami peningkatan maka akan sulit untuk diturunkan kembali walaupun faktor pemicu kenaikannya telah diturunkan sehingga untuk dapat meminimalisasi biaya produksi, PDAM Bekasi harus mampu memproduksi air secara efisien. Scatter plot untuk uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dapat dilihat pada Lampiran 4.

6.4 Penentuan Harga Pokok Air Bersih dengan