27 mendatang. Kesejahteraan well-being seluruh umat manusia baik kaya maupun
miskin tergantung pada jasa ekosistem ecosystem services The United Nations Environment Programme
. 2004 dan diskusi kuliah Syaukat Desember 2010.
2.8. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Studi yang terkait mengenai pengelolaan sumberdaya air PDAM telah banyak dilakukan antara lain Sudrajat 1997 dengan melakukan analisis ekonomi
pengelolaan air PDAM di Kotamadya Pontianak dengan mengambil 170 responden pada empat kecamatan yang berbeda. Tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kondisi biaya-biaya produksi yang mempengaruhi PDAM sebagai suatu unit usaha. Alat analisis yang digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui analisis biaya variabel total TVC, biaya variabel rata-rata AVC dan biaya marjinal MC. Selain itu penelitian juga
bertujuan untuk menganalisis kebijakan tarif air PDAM melalui analisis permintaan atau konsumsi air PDAM dengan menggunakan model linear double
log dan analisis keinginan konsumen membayar dengan cara menghitung
keinginan membayar dan kemampuan untuk membeli. Analisis untuk pilihan sumber air dilakukan pengujian dengan models of qualitative choice.
Hasil penelitian Sudrajat menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik biaya, dengan semakin meningkatnya produksi perusahaan, biaya variabel rata-
rata dan biaya marjinal semakin menurun sehingga terjadi eksternalitas teknis pada pengelolaan air PDAM Kotamadya Pontianak. Pelanggan PDAM nya adalah
golongan masyarakat dengan pendapatan lebih tinggi, sehingga semakin tinggi volume bak mandi yang dimiliki maka akan semakin tinggi konsumsi PDAM per
kapita. Hal tersebut dikarenakan pemilik bak cenderung menggunakan baknya
28 untuk menampung air PDAM dibanding menampung air hujan. Hasil penelitian
yang over estimated ini menunjukkan bahwa sumberdaya air PDAM sudah memiliki nilai tinggi di tangan konsumen.
Penelitian lainnya oleh Kusuma 2006 melakukan penelitian mengenai pengelolaan air dan kebijakan tarif air di Kota Madiun. Tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian tersebut adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan tarif dan mengestimasi variabel-variabel yang
mempengaruhi fungsi biaya pengelolaan air bersih dengan menggunakan regresi linier berganda dan analisis penetapan tarif dengan marginal cost pricing dan
variasi tarif serta melihat penyesuaian tarif air dengan melihat perhitungan laba rugi dari PDAM. Hasil penelitian Kusuma menunjukkan bahwa hasil analisis
model biaya pengelolaan air PDAM Madiun dari tahun 1995-2005 menunjukkan bahwa baik biaya variabel, biaya investasi maupun jumlah produksi air
berpengaruh nyata dengan arah yang positif terhadap total biaya pengelolaan air PDAM dan penetapan tarif air baik secara ekonomi maupun finansial telah dapat
memberikan susunan tarif yang sesuai dengan kondisi masyarakat telah mencapai kondisi full cost recovery.
Esanawati 2009 melakukan penelitian mengenai fungsi produksi, penetapan tarif dan alokasi air minum yang efisien di PDAM Tirta Patriot, Kota
Bekasi. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengidentifikasi pengelolaan air dan memproyeksikan pengembangan kapasitas produksi PDAM Tirta Patriot
sepuluh tahun yang akan datang dengan menggunakan metode pemulusan dengan teknik eksponensial ganda yang dilakukan dengan analisis kapasitas produksi,
analisis deskriptif juga melihat analisis pola pengelolaan sumberdaya air.
29 Hasil penelitian Esanawati menunjukkan bahwa tingkat kekeruhan air
baku berpengaruh nyata dan negatif, penggunaan tarif yang berlaku belum memenuhi besaran tarif dasar dengan mekanisme biaya pemulihan penuh sebesar
Rp. 2.239m
3
kemudian proyeksi produksi air dengan model ARIMA 2,1,0, tren produksi air yang meningkat dari tahun ke tahun dengan menggunakan teknik
pemulusan data eksponensial ganda menunjukkan hasil yang berfluktuatif yang cenderung meningkat setiap tahunnya.
30
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Komponen Biaya Produksi dan Biaya Pengelolaan Air PDAM
3.1.1 Biaya Produksi Air PDAM
Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi. Menurut Suparmoko 1995, biaya produksi air bervariasi
pada tiga dimensi yaitu jumlah pelanggan, kapasitas untuk menyediakan dalam arti kapasitas yang berbeda-beda untuk melayani daerah yang berbeda-beda dan
jarak pengiriman atau penyerahan air ke tempat pemakai. Atas dasar klasifikasi tersebut, biaya produksi air dibagi ke dalam biaya kapasitas, biaya langganan dan
biaya penyerahan. Biaya kapasitas berkaitan dengan ukuran perusahaan seperti instalasi air
minum. Biaya langganan berkaitan dengan jumlah dan penyebaran para langganan yang meliputi biaya penagihan, biaya meteran, dan biaya pelayanan atau
perbaikan, perbaikan nama pada rekening serta biaya untuk membaca meteran dan rekening. Biaya penyerahan berkaitan dengan volume pengiriman air sepeti biaya
transport dan biaya penyaluran. Komponen biaya produksi pengelolaan air PDAM adalah biaya pengadaan bahan baku, biaya pengolahan, biaya transmisi, biaya
distribusi, biaya umum, biaya administrasi, biaya penyusutan dan biaya amortisasi instalasi non pabrik
4
. Salah satu maksimisasi keuntungan produsenperusahaan adalah dengan minimisasi biaya produksi. Biaya eksplisit, pengeluaran aktual
secara akuntansi perusahaan untuk penggunaan sumber daya dalam proses produksi. Biaya implisit, biaya ekonomi perusahaan atas penggunaan sumber daya
yang ditimbulkan karena proses produksi
4 Surat Keputusan menteri Dalam Negeri No 690-069 tanggal 28 Januari 1999