Perubahan Histopatologi Paru-Paru Pada Penderita Asma

makrofag merupakan sel yang utama yang melindungi paru-paru dari mikroba yang masuk ke dalam paru-paru. Alveolar makrofag membunuh mikroba baik dengan mekanisme oksidatif maupun non-oksidatif. Selain itu, alveolar makrofag juga mensekresikan faktor anti mikrobial termasuk lisozim, peptida dan transferrin yang memungkinkan alveolar makrofag membunuh mikroba secara ekstraselular. Selain berfungsi untuk membunuh mikroba yang masuk atau terhirup ke paru-paru, sekresi yang dikeluarkan alveolar makrofag juga berfungsi sebagai inisiasi proses peradangan untuk membasmi mikroba secara tuntas. Heitmann 1999 menggunakan mencit unuk mengamati karakteristik immunohistologi dari paru-paru mencit sehat dan melihat jenis sel radang pada paru-paru mencit saat peradangan akut terjadi. Dalam penelitiannya tersebut Heitmann menggunakan Haemophilus influenza tipe b Hib yang diberikan secara intratrakhea. Pada paru-paru mencit yang sehat populasi sel radang didominasi oleh sel T, dan sel CD4 + . Saat peradangan akut terjadi, jumlah neutrofil pada jaringan parenkhim dan BALT meningkat. Peningkatan neutrofil terjadi pada satu jam pertama setelah infeksi bakteri dan kembali ke jumlah minimum dalam waktu satu minggu.

2.4.5 Perubahan Histopatologi Paru-Paru Pada Penderita Asma

Asma didefiniskan sebagai peradangan kronis pada saluran pernafasan yang biasanya dihubungkan dengan kejadian peningkatan sel radang. Gejala klinis yang timbul adalah memendeknya nafas, batuk, sesak nafas, dan mengeluarkan bunyi yang khas saat bernafas mengi Barrios et al. 2006. Olmez et al. 2009 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terjadi beberapa perubahan pada struktur histopatologi pada mencit yang digunakan sebagai model penyakit asma. Dalam penelitiannya tersebut Olmez et al. 2009 mengamati perubahan ketebalan membran basal, ketebalan otot polos subepitelial, ketebalan jaringan epitel, jumlah sel mast, dan jumlah sel goblet. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada mencit yang menderita asma terjadiperubahan ketebalan membran basal, ketebalan otot polos subepitelial, ketebalan jaringan epitel, jumlah sel mast, dan jumlah sel goblet. Gambar 5. Perubahan yang terjadi pada jaringan paru-paru mencit model penyakit asma. Bagian yang ditunjuk oleh tanda panah adalah bagian epitel yang menebal. Bagian yang ditunjuk dengan tanda GC adalah peningkatan jumlah sel Goblet. Gambar A menggunakan pewarnaan HE, Gambar B menggunakan pewarnaan PAS. Sumber Olmez et al. 2009 Gambar 6. Perubahan yang terjadi pada jaringan paru-paru mencit model penyakit asma. Bagian yang ditunjuk dengan tanda GC adalah peningkatan jumlah sel Goblet. Bagian yang ditandai dengan tanda elips menunjukkan infiltrasi sel mononuklear. Gambar A menggunakan pewarnaan HE, Gambar B menggunakan pewarnaan PAS. Sumber Olmez et al. 2009. Perubahan yang dapat diamati pada preparat histopatologi organ paru-paru yang menderita asma menurut Yamauchi 2006 terdapat pada beberapa bagian. Bagian yang pertama adalah bagian lumen saluran pernafasan. Pada penderita asma, saluran pernafasan akan berisi eksudat. Bagian yang kedua yang dapat diamati pada penderita asma adalah lapisan mukus pada bronkhus. Pada mukosa bronkhus juga terdapat eksudat. Selain eksudat juga terlihat kelainan sel-sel epitel pada mukosa bronkhus. Bagian terakhir adalah dinding bronkhus. Pada penderita asma, dinding bronkhus akan mengalami kelainan berupa hipertrofi otot polos. Emfisema dan asma biasanya dikelompokkan dalam satu kelompok yaitu chronic obstructive pulmonary dissease COPD. Emfisema adalah perluasan ruangan alveol yang terjadi akibat kerusakan dinding alveol tetapi tanpa diikuti fibrosis. Berdasarkan lokasinya emfisema dapat dibedakan menjadi emfisema sentrilobular, emfisema pan-asinar dan emfisema lokal. Emfisema sentrilobular biasanya disebabkan oleh asap rokok. Emfisema jenis ini banyak sekali ditemui pada paru-paru perokok. Emfisema sentrilobular ditandai dengan emfisema yang terjadi di bronkhus terminal hingga ujung bronkhus. Berbeda dengan emfisema sentrilobular, pada emfisema pan-asinar, kerusakan dinding alveol tidak hanya terjadi di dekat bronkhus terminal, tetapi terjadi di seluruh bagian alveolar. Emfisema lokal adalah emfisema yang hanya terjadi pada daerah-daerah tertentu pada paru-paru, misalnya pada apeks paru-paru Rubin 2009.

BAB III BAHAN DAN METODE