BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap fungsi pernafasan dapat dipelajari dari gambaran histopatologi organ paru-paru dengan adanya perubahan-
perubahan yang terjadi pada jaringan organ tersebut. Perubahan pada paru-paru dilihat dengan mengamati sistem saluran pernafasan, bronkhus, bronkhiolus dan
jaringan parenkhim paru-paru yaitu alveol. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap bronkhus dan bronkhiolus meliputi adanya eksudat pada
saluran nafas, dan jumlah sel goblet pada bronkhiolus. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap ketebalan otot polos di sekitar bronkhus. Pengamatan
terhadap Bronchial Associated Lymphoid Tissue BALT meliputi luas fokus BALT pada bronkhus serta kepadatan sel BALT tersebut. Pengamatan terhadap
jaringan parenkhim paru-paru meliputi pengamatan terhadap keadaan kongesti dan hemoragi serta pengamatan terhadap fokus-fokus radang. Selain itu juga
dilakukan pengamatan terhadap emfisema.
4.1 Eksudat pada bronkhus dan bronkhiolus
Pengamatan terhadap adanya eksudat di saluran nafas yaitu bronkhus dan bronkhiolus dilakukan pada perbesaran 10x10. Pengamatan dilakukan pada semua
bronkhus dan bronkhiolus pada jaringan paru di seluruh sediaan. Perhitungan dilakukan dengan membagi jumlah bronkhus dan bronkhiolus yang lumennya
berisi eksudat dengan jumlah bronkhus dan bronkhiolus yang ditemukan secara keseluruhan pada semua bidang sayatan sediaan. Hasil pengamatan terhadap
bronkhus dan bronkhiolus disajikan pada tabel 8. Tabel 8 Persentase bronkhus dan bronkhiolus yang bereksudat pada mencit yang
diberi perlakuan Jintan Hitam Kelompok Perlakuan
Persentase bronkhus yang bereksudat
Persentase bronkhiolus yang bereksudat
Kontrol HS 0.1
HS 0.2 HS-Madu
4.77±0.29
a
4.74±0.23
a
4.93±0.07
a
4.74±0.14
a
4.68±0.00
a
4.60±0.10
a
4.67± 0.00
a
4.60±0.13
a Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang signifikan pada taraf
p0.05
Pengamatan terhadap saluran nafas baik bronkhus dan bronkhiolus menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok
perlakuan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tidak ditemukan adanya tanda-tanda udema pulmonum serta peradangan pada bronkhus maupun
bronkhiolus. Adanya eksudat atau cairan dalam saluran pernafasan merupakan indikasi adanya udema pulmonum, aktivasi sel goblet pada epitel penutup saluran
pernafasan akibat bronkhitis dan bronkhiolitis Mc Gavin 2007. Secara umum eksudat yang ditemukan pada bronkhus dan bronkhiolus hanya dalam jumlah
yang kecil terlihat pada gambar 8. Eksudat dalam jumlah yang kecil bisa disebabkan karena proses fisiologis seperti adanya regenerasi epitel permukaan
lumen saluran nafas atau mukus pada saluran nafas Akers 2008. Permukaan saluran nafas adalah salah satu pintu masuk patogen ke dalam
sistem pernafasan. Permukaan saluran pernafasan mempunyai sistem pertahanan yang terdiri dari mukus, lysozim, immunoglobulin dan mukosiliari. Mukus adalah
campuran kompleks dari air, glikoprotein, imunoglobulin, lipid dan elektrolit. Mukus dihasilkan oleh sel goblet, sel serous, kelenjar submukosa dan cairan dari
proses transport air dan ion. Mukus pada saluran nafas berfungsi sebagai pertahanan pada permukaan saluran nafas. Mukus akan mengikat partikel-partikel
yang terbawa oleh udara pernafasan. Mukus juga mempunyai kemampuan untuk menetralkan gas-gas yang terdapat pada udara pernafasan Mc Gavin 2007.
Selain mukus, pada saluran nafas juga terdapat liozim dan antibodi. Lisozim merupakan
bahan anti
mikrobial yang
berfungsi untuk
membunuh mikroorganisme yang terbawa oleh udara pernafasan. Lisozim berupa enzim yang
dapat membunuh mikroba. Immunoglobulin Ig merupakan protein yang mempunyai aktifitas sebagai antibodi. Immunoglobulin yang terdapat pada
mukosa saluran nafas bagian atas adalah immunoglobulin A IgA. IgA tidak bersifat bakterisidal walaupun IgA mempunyai kemampuan untuk menetralkan
beberapa virus dan enzim bakteri tertentu. IgA diproduksi pada sel plasma pada saluran intestinal, kemudian didistribusikan ke saluran respirasi dan kelenjar
mamae. IgA berperan untuk menghambat perlekatan pada mukosa Tizard 1982. Mukosiliari berfungsi untuk membuang gas dan partikel yang menempel pada
mukus saluran nafas. Mukosiliari berperan sebagai pertahanan utama pada
permukaan saluran nafas. Sistem pertahanan mukosiliari berupa selimut mukosiliari yang akan bergerak secara cepat dan bergelombang untuk
mengeluarkan partikel keluar dari saluran pernafasan. Mukosiliari juga mencegah masuknya gas berbahaya kedalam paru-paru dengan cara mengencerkannya
McGavin 2007. Peningkatan produksi mukus pada saluran pernafasan dapat dipicu oleh
adanya proses peradangan. Jintan hitam diketahui memiliki khasiat sebagai anti radang. Bahan aktif yang terkandung dalam jintan hitam yaitu thymoquinone
dapat menghambat terbentuknya mediator inflamasi yaitu asam arachidonat. Thymoquinone terbukti dapat menghambat pembentukan cyclooxigenase dan 5-
cyclooxigenase dalam proses sintesa asam arachidonat Houghton et al. 1995. Adanya aktivitas anti radang ini diduga berpengaruh terhadap eksudat yang
terdapat pada saluran nafas mencit. Selain aktivitas anti radang, jintan hitam dan madu juga mempunyai aktivitas anti bakteri yang bisa menurunkan resiko
terjadinya peradangan oleh bakteri Estevinho 2008 dan Chaieb et al. 2011. Gambaran histopatologi eksudat pada saluran nafas dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8 Gambaran histopatologi bronkhus yang bereksudat sedikit tanda panah. Pewarnaan HE perbesaran 4x10. Gambar histopatologi diambil dari
kelompok mencit kelompok kontrol
4.2 Sel Goblet pada Bronkhiolus