air, dan diwarnai dengan pewarna eosin selama 2 menit. Selanjutnya sediaan dicuci dengan menggunakan air mengalir untuk menghilangkan pewarna eosin
yang berlebih sebelum akhirnya diangkat dan dikeringkan. Setelah sediaan kering, sediaan dicelupkan ke dalam alkohol 90
sebanyak 10 kali celupan, alkohol absolut I sebanyak 10 kali celupan, alkohol absolut II selama 2 menit, silol dua kali ulangan masing-masing selama dua menit.
Setelah itu sediaan ditetesi perekat permount dan kemudian ditutup dengan gelas penutup cover glass dan dibiarkan kering. Setelah itu sediaan dapat diamati
dengan mikroskop cahaya. Pewarnaan Periodic Acid Schiff PAS merupakan pewarnaan khusus.
Sediaan yang sudah dideparafinasi digenangi dengan periodic acid 1 selama 10 menit. Periodic acid 1 yang digunakan harus dalam keadaan segar atau baru
dibuat. Setelah digenangi dengan periodic acid 1 sediaan dicuci dengan akuades. Sediaan digenangi kembali dengan Schiff reagent selama 20 menit
kemudian dibilas dengan air sulfit sebanyak tiga kali. Setelah itu sediaan dicuci dengan air mengalir dan bilas menggunakan akuades. Setelah sediaan dibilas
dengan akuades dilakukan proses dehidrasi dan sediaan ditutup dengan menggunakan cover glass dan diamati menggunakan mikroskop cahaya.
3.3.7 Pengamatan Sediaan Histopatologi
Pengamatan sediaan histopatologi dilakukan dengan mikroskop cahaya dan dibantu dengan menggunakan alat digital electronic eyepiece camera yang
terhubung dengan komputer. Pengamatan ini bertujuan untuk melihat perubahan histopatologi yang terjadi pada organ paru-paru. Pengamatan dilakukan baik
terhadap saluran pernafasan yang terdapat di paru-paru maupun jaringan parenkhim paru-paru. Pembesaran yang digunakan disesuaikan dengan keadaan
preparat agar pengamatan dapat dilakukan dengan optimal. Pengamatan terhadap saluran pernafasan yang terdapat di paru-paru
dilakukan dengan menghitung jumlah saluran pernafasan bronkhus dan bronkhioli yang dapat terlihat pada lapang pandang 6,32 mm
2
semua preparat histopatologi serta mengamati perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan pada
saluran nafas yang diamati adalah perubahan epitel dan hadirnya cairan pada saluran nafas serta penghitungan jumlah sel goblet sepanjang 1000
µm, pada 5 lapang pandang. Khusus untuk penghitungan sel goblet digunakan pewarnaan
khusus yaitu pewarnaan PAS. Pengamatan keadaan bronkhus associate lymphoid tissue BALT pada saluran pernafasan yang terdapat di paru-paru. Pengamatan
meliputi jumlah, diameter dan kepadatan sel limfoid. Selain itu juga diamati perubahan ketebalan yang terjadi pada jaringan otot polos di sekitar saluran nafas
Pembesaran mikroskop yang digunakan pada pengamatan perubahan epitel pada saluran nafas serta penghitungan jumlah saluran pernafasan maupun pengamatan
BALT adalah 4 X 10. Sedangkan untuk penghitungan sel goblet digunakan pembesaran 40 X 10.
Perubahan jaringan parenkhim paru-paru yang diamati adalah emfisema, fokus-fokus radang, serta keadaan kongesti maupun hemoragi. Pembesaran yang
digunakan pada pengamatan emphisema organ paru-paru adalah 40 X 10. Pengamatan terhadap fokus-fokus radang dilakukan dengan mengukur luas
wilayah radang dibandingkan dengan luas lapang pandang. Selain luas wilayah radang juga diamati jenis-jenis sel radang yang terdapat pada fokus-fokus radang.
Pengamatan terhadap fokus-fokus radang menggunakan pembesaran 40 X 10. Pengamatan keadaan kongesti dan hemoragi dilakukan dengan pembesaran 20 X
10. Pengamatan jaringan otot polos pada saluran pernafasan menggunakan
pewarnaan HE dan diamati pada pembesaran 4 X 10. Pengamatan perubahan- perubahan histopatologi yaitu ketebalan otot polos yang terjadi dibantu perangkat
lunak ImageJ. Penggunaan perangkat lunak ini bertujuan untuk memudahkan pengamatan dan pengukuran. Hasil dari pengamatan ini merupakan indikator yang
bisa menggambarkan efek yang ditimbulkan oleh jintan hitam serta kombinasi jintan hitam dan madu.
3.3.8 Analisis Statistik