Jintan Hitam TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jintan Hitam

Nigella sativa merupakan tanaman herbal tahunan. Tanaman ini sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu sebagai bumbu dan pengawet makanan. Tanaman ini biasanya tumbuh di Eropa, Timur Tengah dan Asia Barat. Jintan hitam tumbuh pada keadaan tanah semi arid. Bunga jintan hitam berwarna kebiru- biruan dengan variasi jumlah kelopak Gambar 5. Bunga jintan hitam juga ditandai dengan adanya nektar. Biji jintan hitam berukuran kecil dengan berat antara 1-5 mg berwarna abu-abu gelap atau hitam dengan permukaan kulit yang berkerut Antuono et al. 2002. Jintan hitam dikenal sebagai obat-obatan herbal sejak ribuan tahun yang lalu. Jintan hitam sering digunakan sebagai obat-obatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit seperti demam, flu, sakit kepala, asma, rematik, infeksi oleh mikroba, untuk mengatasi cacing pada saluran pencernaan dan juga untuk meningkatkan status kesehatan Salama 2010. Nigella sativa di Indonesia dikenal sebagai jintan hitam. Sedangkan di Arab Saudi N. Sativa dikenal dengan nama Al-Habbah Al Sawda, Habbet El- Baraka, Kamoun Aswad, Schuniz dan Khodria. Di Pakistan India, dan Sri Lanka dikenal sebagai Kalvanji, Kalunji, Azmut, Gurat, Aof dan Aosetta. Dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal dengan nama black seed, black cumin, black caraway, cinnamon flower, nutmeg flower dan love-in-a-mist Salama 2010. Klasifikasi ilmiah jintan hitam USDA 2011 adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Ranunculales Famili : Ranunculaceae Genus : Nigella L. Spesies : Nigella sativa L. Gambar 1. Bunga dan Biji Jintan Hitam Sumber: Gambar A: USDA 2011; Gambar B: Fatoni 2011 Biji jintan hitam diketahui mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Karakteristik kimia biji jintan hitam menurut Rouhou et al. 2007 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Karakteristik Kimia Biji Jintan Hitam Komposisi Jumlah Dry matter 91.35 ± 0.26 Oil a 28.48 ± 0.05 Crude protein a 26.7 ± 0.35 Ash a 4.86 ± 0.06 Potassium b 783 ± 6.61 Magnesium b 235 ± 4.87 Calcium b 572 ± 21.5 Phosphorus b 48.9 ± 0.04 Sodium b 20.8 ± 2.21 Iron b 8.65 ± 0.65 Copper b 1.65 ± 0.03 Zinc b 8.04 ± 0.21 Manganese b 4.43 ± 0.11 Total carbohydrate a 40.0 ± 0.46 a Dalam basis bahan kering b Dalam mgkg dari bahan kering Sumber: Rouhou et al. 2007 A B Kandungan asam lemak dari minyak jintan hitam didominasi oleh asam linoleat, asam oleat, dan asam palmitoleat. Perbandingan antara asam linoleat dan asam oleat lebih besar dari 2:1. Perbandingan antara asam linoleat dan asam oleat pada minyak jagung dan minyak kedelai dilaporkan juga memiliki perbandingan yang lebih besar dari 2:1 Rouhou et al. 2007. Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Minyak Jintan Hitam Asam Lemak Jumlah Myristic C14:0 0.35 ± 0.02 Myristoleic C14:1 Sedikit Palmitic C16:0 17.2 ± 0.15 Palmitoleic C16:1 1.15 ± 0.05 Margaric C17:0 Sedikit Margaroleic C17:1 Sedikit Stearic C18:0 2.84 ± 0.08 Oleic C18:1 25.0 ± 0.24 Linoleic C18:2 50.31 ± 0.25 Arachidic C20:0 0.14 ± 0.02 Eicosenoic C20:1 0.32 ± 0.04 Behenic C22:0 1.98 ± 0.08 Lignoceric C24:0 Sedikit Sumber: Rouhou et al. 2007 Jintan hitam diketahui memiliki berbagai macam khasiat antara lain anti bakteri, anti jamur, anti kanker, antioksidan, antiparasit, analgesik, anti koagulan dan juga agen hipoglikemik Salama 2010. Aktivitas antimikroba jintan hitam berasal dari kandungan zat aktifnya yaitu thymoquinone dan longifolene. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa thymoquinone dan longifolene mempunyai efek antibakteri terhadap S. aureus dengn nilai IC 50 1,8µM 0,3µgml dan 3,0 µM 0,6 µgml Bourgou et al. 2010. Thymoquinone mempunyai aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri gram positif. Thymoquinone juga dilaporkan mempunyai efek sinergi dengan streptomycin dan gentamycin. Cahieb et al. 2011 menguji kemampuan thymoquinone secara in vitro dalam melawan bakteri dengan bakteri patogen yang ada pada manusia. Hasil dari percobaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Aktivitas Antimikroba Thymoquinone dibandingkan Gentamycin dan Erythromycin terhadap Bakteri Patogen pada Manusia Strain Antimicrobial susceptibility Gentamycin µgml Erythromycin µgml Thymoquinone µgml a MIC b MBC a MIC b MBC a MIC b MBC Bakteri batang gram negatif Escherichi coli ATCC 35218 8 16 32 64 512 512 Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 2 4 256 256 512 512 Salmonella enterica serovar Typhimurium ATCC 14028 2 8 256 256 512 512 Vibrio alginolyticus ATCC 33787 32 64 256 256 256 512 Vibrio paraheamolyticus ATCC 17802 8 16 128 256 32 64 Gram positive bacilli Bacillus cereus ATCC 14579 4 8 8 16 8 8 Listeria monocytogene ATCC 19115 2 4 1 4 16 32 Gram positive cocci Enterococcus faecalis ATCC 29212 32 64 256 256 32 64 Micrococcus luteus NCIMB 8166 2 8 4 16 8 64 Staphylococcus aureus ATCC 25923 16 32 16 32 8 16 Staphylococcus epidermidis CIP 106510 4 8 16 32 8 8 a Minimum Inhibitory Concentration b Minimum Bactericidal Concentration Sumber: Chaieb et al 2011 Selain memiliki aktivitas antimikroba, jintan hitam juga diketahui memiliki aktivitas antifungi dan antihelmintika. Biji jintan hitam berkhasiat sebagai obat cacing Hutapea 1994. Ela 2002 meneliti tentang efek ekstrak jintan hitam terhadap tikus yang mengalami schistosomiasis. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa thymoquinone yang merupakan kandungan dari jintan hitam memberikan efek mencegah aberasi kromosom pada mencit yang diinfeksi schistomiasis. Thymoquinone yang merupakan bahan yang terdapat pada jintan hitam juga dilaporkan memiliki efek protektif terhadap aberasi kromosom. Ekstrak jintan hitam juga mempunyai efek inhibisi terhadap khamir patogen Candida albican Salama 2010. Jintan hitam di Arab Saudi biasanya digunakan sebagai obat untuk penyakit asma Salama 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Boskabady et al. 2007 menunjukkan bahwa jintan hitam memiliki efek pencegahan pada pasien penderita asma. Efek protektif dan kuratif terhadap penyakit asma diduga berasal dari efek anti histamin yang dimiliki oleh jintan hitam. Dalam penelitian yang lain Boskabady et al. 2008 menyatakan bahwa jintan hitam juga memberikan efek protektif pada paru-paru marmut yang dipapar gas berbahaya yaitu sulfur mustard. Ramadhan 2011 menggunakan mencit untuk menguji efek analgesik jintan hitam. Mencit jantan yang terlebih dahulu diberi minyak jintan hitam lebih tahan terhadap rasa sakit yang disebabkan oleh asam asetat dibandingkan mencit jantan pada kelompok kontrol. Mencit betina mempunyai mekanisme yang berbeda dengan mencit jantan dalam merespon rasa sakit yang ditimbulkan oleh asam asetat. Namun demikian pemberian minyak jintan hitam juga menunjukkan efek yang sama dengan yang ditimbulkan pada mencit jantan. Efek analgesik jintan hitam berasal dari kandungan aktif jintan hitam yaitu thymoquinone. Efek antiinflamasi juga ditunjukkan oleh jintan hitam. Borgou et al. 2010 menguji efek antiinflamasi jintan hitam dengan mengukur kemampuan jintan hitam dalam menghambat pembentukan NO nitrat oksida. NO merupakan radikal bebas yang dihasilkan oleh jaringan tubuh. NO bisa dijadikan indikator keadaan patologis beberapa jenis inflamasi. Thymoquinone terbukti sebagai bahan aktif jintan hitam yang mampu menghambat pembentukan NO. Seperti yang disebutkan di atas, jintan hitam juga memiliki efek antioksidan. Antioksidan berfungsi dalam menangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel. Jintan hitam terbukti dapat menurunkan produksi ROS reactive oxygen species yang dapat merusak sel. Efek antioksidan dari jintan hitam berasal dari thymoquinone Borgou et al. 2010. Boskabady et al. 2007 dalam penelitiannya mengamati efek jintan terhadap pasien penyakit asma. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa jintan hitam memiliki efek preventif terhadap asma. Terjadi peningkatan nilai PFT Pulmonary Function Test pada kelompok pasien asma yang diberi jintan hitam. Respon alergi merupakan salah satu penyebab penyakit asma. Jintan hitam dilaporkan dalam beberapa uji in vivo dilaporkan tidak memiliki efek samping. Hal ini tentu sangat membantu pengobatan asma tanpa menimbulkan alergi. Selain itu jintan hitam juga diketahui memiliki efek hepatoprotektif yang akan mendukung proses penyembuhan penyakit asma Boskabady et al. 2007.

2.2 Madu