54 upah berdasarkan pekerjaan yang dilakukannya. Selain itu, pihak KAHMI dan
Perhutani pun memperoleh dana sebagai honor pengelola dan pengawas yaitu masing-masing Rp.500.000,00bulan. Pada awalnya, Perhutani memperoleh dana
sebesar Rp. 1.500.000,003bulan. Namun, pada kenyataannya di lapangan dana honor tersebut dipergunakan untuk kas Perhutani dan pembelian bibit sulaman.
5.2.2 Pembagian Kerja
Sistem pembagian kerja dalam Program Pohon Asuh ini pada awalnya berdasarkan kepemilikan lahan garapan Perhutani yang lahannya dijadikan areal
penanaman pohon asuh. Namun cara ini dirasakan kurang epektif, karena adanya beberapa areal penanaman pohon asuh yang kurang terpelihara dengan baik. Oleh
karena itu, sekarang ini sistem pembagian kerja berdasarkan berapa banyak orang yang aktif akan disebar ke seluruh areal penanaman pohon asuh kemudian
menggunakan sistem absensi. Adapun peran Perhutani disini adalah sebagai pengawas dan mandor jalannya pemeliharaan tanaman asuh. Selain itu, Perhutani
juga berperan sebagai perantara pengasuh lapangan atau LMDH dalam menyampaikan aspirasi dan kekurangan lainnya kepada KAHMI.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan pohon asuh, tidak hanya laki-laki yang turut berpartisipasi aktif. Keterlibatan perempuan dalam pemeliharaan pohon asuh
ini diperkirakan mencapai 15, namun yang tercatat secara resmi sebagai pengasuh lapangan hanya seorang sisanya terkadang hanya menggantikan atau
membantu pekerjaan suami untuk memelihara tanaman. Kegiatan pemeliharaan tanaman asuh yang biasanya dikerjakan oleh perempuan seperti pendangiran dan
pemupukan, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15 Keterlibatan perempuan dalam kegiatan pemupukan.
55 Besarnya upah untuk perempuan agak sedikit berbeda dengan laki-laki, karena
beban pekerjaan antara laki-laki dan perempuan pun sedikit berbeda. Pemberian upah kerja berdasarkan sistem upah harian yaitu sekitar Rp.15.000,00 hari untuk
perempuan sedangkan untuk laki-laki sekitar Rp25.000,00 hari.
5.2.3 Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan dalam Program Pohon Asuh ini diantaranya penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan serta
babat bersih jalur antar tanaman. Intensitas pemeliharaan masing-masing kegiatan berbeda, diantaranya kegiatan penyulaman dilakukan kondisional apabila terdapat
tanaman asuh yang mati namun biasanya dilakukan 3 bulan sekali. Kegiatan penyiangan, pendangiran serta babat bersih jalur antar tanaman dilakukan 3 bulan
sekali. Sedangkan kegiatan pemupukan dilakukan 6 bulan sekali. Pada blok SR Seremonial semua kegiatan pemeliharaan tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan waktu intensitas pemeliharaannya, namun pada blok penanaman lainnya bersifat kondisional.
Pada kegiatan penyulaman tanaman asuh yang mati, pihak yang bertanggung jawab menyediakan bibit adalah KAHMI dan Perhutani. Pada bulan
Desember 2010, KAHMI dan Perhutani menyediakan 200 bibit tanaman untuk mengganti tanaman mati. Namun yang menjadi kendala yaitu sulitnya
memperoleh kondisi bibit yang sama dengan tanaman asuh yang mati serta terdapat beberapa bibit tanaman yang kurang cocok dengan daerah Gunung
Hambalang sehingga menimbulkan banyak tanaman yang mati. Dengan demikian jenis pohon yang mati diganti dengan bibit yang tersedia dan cocok di Gunung
Hambalang. Kegiatan penyiangan dan babat bersih jalur antar tanaman, awalnya masih
menggunakan peralatan sederhana. Namun dikarenakan gulma di areal penanaman pohon asuh sangat cepat tumbuh maka sejak awal Mei 2011 KAHMI
menyediakan alat berupa mesin pemotong rumput. Dengan adanya bantuan mesin tersebut pekerjaan lebih cepat selesai. Sistem pembagian kerja penyiangan dan
pembabat bersih jalur antar tanaman dengan menggunakan mesin yaitu dilakukan secara bergiliran oleh 4 sampai 5 orang membersihkan seluruh gulma di areal
56 penanaman pohon asuh. Berikut dapat dilihat gambar kegiatan membersihkan
gulma dengan menggunakan mesin pemotong rumput.
Gambar 16 Kegiatan membersihkan gulma dengan mesin pemotong rumput oleh laki-laki.
5.3 Tingkat Partisipasi Pengasuh Pohon dalam Program Pohon Asuh 5.3.1 Partisipasi Tahap PerencanaanProgram Pohon Asuh
Pada tahap perencanaan Program Pohon Asuh, pihak-pihak yang ikut terlibat adalah KAHMI dan Perhutani. Selain itu, pengasuh pohon juga turut
diikutsertakan pada beberapa kegiatan tahap perencanaan. Kegiatan tersebut diantaranya:
1. Penandatanganan kontrak kerja sebagai pengasuh pohon dengan pihak
Perhutani dan KAHMI 2.
Penentuan jenis tanaman 3.
Pembuatan papan nama pohon tree tag 4.
Mengikuti kegiatan LMDH 5.
Melakukan diskusi dengan Perhutani dan KAHMI. Keterlibatan pengasuh pohon dalam lima kegiatan tahap perencanaan ini
merupakan dasar pemberian nilai score tingkat partisipasi pengasuh pohon. Berdasarkan pencapaian indeks skor, tingkat partisipasi responden sebagai
pengasuh pohon pada tahap perencanaan progran Pohon Asuh dapat dilihat pada Tabel 25.
57 Tabel 25 Tingkat partisipasi pengasuh pohon tahap perencanaan
No Lokasi
N Skor
Skor Rata - Rata Kategori
Minimum Maksimum
1 2
3 4
5 6
7 1
Blok SR 4
2 4
2,75 Sedang
2 Blok A
6 1
3 2,50
Sedang 3
Blok B 4
2 1,25
Rendah 4
Blok C 3
1 4
2,33 Sedang
5 Blok AD
2 2
2 2,00
Rendah Total dan Rata - Rata
19
1,2 3
2,17 Sedang
Tingkat partisipasi pengasuh pohon tahap perencanaan memiliki nilai score minimum 0 artinya tidak terlibat sama sekali pada kegiatan tahap
perencanaan dan nilai score maksimum 4 dengan kisaran kategori tingkat partisipasi antara sangat rendah sampai sedang. Namun secara umum, seperti yang
terlihat pada Tabel 25 tingkat partisipasi pengasuh pohon tahap perencanaan pada kelima blok penanaman Pohon Asuh termasuk kategori sedang dengan nilai
score rata-rata 2,17. Hal ini dikarenakan adanya pengasuh pohon yang memiliki kegiatan usaha lain di luar Program Pohon Asuh sehingga menyita sebagian waktu
dan tenaga responden serta jarak tempat tinggal sebagian pengasuh pohon dengan sekertariat LMDH yang relatif jauh membuat beberapa pengasuh pohon enggan
untuk ikut berpartisipasi. Pada tahap perencanaan Program Pohon Asuh ini, hanya 3 kegiatan yang
banyak melibatkan pengasuh pohon dari kelima blok penananam Pohon Asuh. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu penandatanganan kontrak kerja sebagai pengasuh
pohon dengan pihak Perhutani dan KAHMI, pembuatan papan nama pohon tree tag
dan mengikuti kegiatan LMDH. Pada kegiatan penandatanganan kontrak kerja sebagai pengasuh pohon,anggota LMDH diwakili oleh satu orang yaitu
ketua LMDH sesuai dengan surat kuasa yang ditandatangani oleh para anggota LMDH. Pengasuh pohon yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu pengasuh pohon
yang turut serta menandatangani surat kuasa kuasa tersebut. Sehingga secara tidak langsung pengasuh pohon turut terlibat dalam kegiatan ini. Salah satu kriteria
penentuan pengasuh pohon dalam program ini yaitu masyarakat yang sering mengikuti kegiatan-kegiatan LMDH.Sebagian besar responden aktif dalam
kegiatan-kegiatan LMDH karena banyak manfaat yang dapat mereka peroleh.
58 Manfaat yang dirasakan responden diantaranya peluang untuk memperoleh
pelatihan pertanian dan kehutanan lebih besar dibandingkan masyarakat lainnya, terjalinnya kerjasama dan kebersamaan antar petani, menambah wawasan tentang
pertanian dan kehutanan, dan dapat menggarap lahan-lahan di Perhutani dan program lainnya. Untuk kegiatan melakukan diskusi dengan Perhutani dan
KAHMI mengenai pengelolaan hutan partisipasi hanya dilakukan oleh sebagian kecil pengasuh pohon. Sedangkan untuk kegiatan penentuan jenis tanaman sama
sekali tidak melibatkan pengasuh pohon karena penentuan jenis tanaman hanya dilakukan oleh pihak Perhutani sementara untuk pengadaan bibitnya dilakukan
oleh pihak Perhutani dan LMDH. Untuk mengetahui sebaran tingkat partisipasi tahap perencanaan dapat dilihat pada distribusi pengasuh pohon berdasarkan
tingkat partisipasinya pada tahap perencanaan Program Pohon Asuh seperti yang terlihat pada Tabel 26 di bawah ini.
Tabel 26 Distribusi pengasuh pohon menurut tingkat partisipasi pada tahap perencanaan program pohon asuh
No Lokasi
N Tingkat Partisipasi Tahap Perencanaan
Sangat Rendah Rendah
Sedang Tinggi
N N
N N
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 1
Blok SR 4
2 50
1 25
1 25
2 Blok A
6 1
16,67 1
16,67 4
66,67 3
Blok B 4
2 50
2 50
4 Blok C
3 1
33,33 1
33,33 1
33,33 5
Blok AD 2
2 100
Total dan Rata - Rata 19
4 20
8 50
5 18,33
2 11,67
Berdasarkan distribusinya pada tahap perencanaan program, kebanyakan pengasuh pohon berada pada kategori tingkat partisipasi rendah yaitu sebesar 50
8 orang. Pada tahap ini, tidak ada pengasuh pohon yang mencapai tingkat partisipasi sangat tinggi, hanya sebagian kecil pengasuh pohon 11,67 yang
mencapai pada kategori tingkat partisipasi tinggi yaitu sebanyak 2 orang. Namun secara keseluruhan, pada tahap ini penentuan tingkat partisipasi pengasuh pohon
berdasarkan skoring termasuk kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 17.
59
Gambar 17 Presentase distribusi pengasuh pohon menurut tingkat partisipasinya pada tahap perenacanaan.
Partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan akan melahirkan sense of identification
kemampuan untuk mengidentifikasi dalam tubuh masyarakat Kadir dan Jusuf 2008. Dengan partisipasi pengasuh pohon dalam tahap
perencanaan ini, kapasitas untuk mengidentifikasi kebutuhan, permasalahan, alternatif dan skenario pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah akan
dimiliki oleh pengasuh pohon. Namun karena tingkat partisipasi pengasuh pohon pada tahap ini termasuk sedang, sehingga sense of identification yang dimiliki
oleh pengasuh pohon pun termasuk sedang. Hal ini menggambarkan bahwa keterlibatan pengasuh pohon dalam kegiatan-kegiatan tahap perencanaan program
ini masih kurang, karena sebagian besar peserta hanya terlibat pada kegiatan- kegiatan teknis di lapangan seperti pembuatan papan nama pohon tree tag.
5.3.2 Partisipasi Tahap Pelaksanaan Program Pohon Asuh