Estimasi Nilai Ekonomi Budidaya TambakPolikultur Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Budidaya Tambak Polikultur

37 e berpengaruh kepada faktor pengganggu e . Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi, dapat digunakan ketentuan sebagai berikut Firdaus, 2004 : Tabel 2. Uji Autokorelasi D-W Kesimpulan Kurang dari 1,10 Ada autokorelasi 1,10 dan 1,54 Tanpa kesimpulan 1,55 dan 2,46 Tidak ada autokorelasi 2,46 dan 2,90 Tanpa kesimpulan Lebih dari 2,91 Ada autokorelasi Sumber : Firdaus 2004

4.4.4 Estimasi Nilai Ekonomi Budidaya TambakPolikultur

Penelitian ini menggunakan pendekatanrent untuk menghitung nilai ekonomi dari kegiatan budidaya polikultur. Rent didefinisikan sebagai selisih antara biaya dari faktor produksi yang digunakan dalam suatu pemanfaatan sumberdaya dengan nilai total hasil panen usaha tersebut. Rent dapat juga dipandang sebagai kontribusi dari ekosistem alami atau faktor pendapatan guna memperoleh nilai ekonomi total dari suatu pemanfaatan sumberdaya Adrianto et al , 2004. Berikut persamaan fungsi rent: R L 4.4 Dimana: B = manfaat dari produksi budidaya polikultur pada suatu kawasan Rp C = biaya produksi budidaya polikultur Rp L = luasan kawasan sumberdaya ha Perhitungan yang dilakukan pada penelitian ini hanya untuk melihat nilai rent selama satu tahun. Dalam hal ini tidak dilakukan perhitungan terhadap nilai daya dukung optimal lingkungan terhadap jumlah tambak dan nilai rent. 38

4.4.5 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Budidaya Tambak Polikultur

Terhadap Masyarakat Lokal Dampak ekonomi ini akan dapat diukur dengan menggunakan efek pengganda multiplier dari arus uang yang terjadi. Dalam mengukur dampak ekonomi kegiatan budidaya polikultur terhadap masyarakat lokal terdapat dua tipe pengganda, yaitu META 2001 dalam Amanda, 2009: 1. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran petani tambak yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal. 2. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran petani tambak yang berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung indirect dan dampak lanjutan induced. Secara matematis dapat dirumuskan: Keynesian Income Multiplier = N U 4.5 Ratio Income Multiplier, Tipe I = N 4.6 Ratio Income Multiplier, Tipe II = N U 4.7 Dimana: E = Tambahan pengeluaran pembudidaya Rupiah D = Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E Rupiah N = Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E Rupiah U = Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E Rupiah Selanjutnya hasil analisis multiplier ini dapat digunakan sebagai acuan atau rekomendasi untuk kebijakan pengelolaan dan pengembangan budidaya 39 polikultur di Desa Langensari. Perhitungan nilai multiplier dilakukan dengan bantuan program aplikasi komputer Microsoft Excel 2007.

4.4.6 Analisis Perbandingan Pendapatan Petani Tambak Polikultur yang