18 makanan ganggang biru atau yang dikenal dengan nama klekap yang tumbuh di
dasar perairan. Selama masa perkembangan, ikan bandeng menyukai hidup di air payau atau daerah muara sungai. Ketika mencapai usia dewasa, ikan bandeng
akan kembali ke laut untuk berkembang biak Murtidjo, 2002.
2.8 Udang Windu
Udang merupakan organisme yang aktif mencari makan pada malam hari nocturnal, menggali ke dalam substrat dasar di siang hari dan muncul pada
malam hari untuk mencari makanan sebagai pengumpan bentik.Jenis makanannya sangat bervariasi tergantung pada tingkatan umur udang, pada saat benih,
makanan utamanya adalah plankton fitoplankton dan zooplankton.Apabila keadaan lingkungan tambak cukup baik, udang jarang sekali menampakkan diri
pada siang hari.Ketika udang tampak aktif bergerak di waktu siang hari, hal tersebut merupakan tanda bahwa ada kondisi yang tidak sesuai di dalam tambak.
Gambar 4. Udang Windu
Secara morfologi udang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan disebut kepala yang sebenarnya terdiri dari bagian
kepala dan dada yang menyatu, yang disebut kepala dada Chepalothorax. Bagian perut terdapat ekor di belakangnya. Semua bagian badan beserta
anggotanya terdiri dari ruas-ruas segmen. Kepala dada terdiri dari 13 ruas, dan perut terdiri dari 6 ruas. Seluruh tubuh tertutup oleh kerangka luar yang disebut
eksoskeleton yang terbuat dari Chitin. Bagian kepala-dada tertutup oleh sebuah
19 kelopak yang dinamakan kelopak kepala atau cangkang kepala carapace. Di
bagian depan kelopak kepala memanjang dan meruncing, yang pinggirnya bergigi-gigi yang sering dinamakan cucuk kepala rostrum Suryaperdana, 2011.
Udang windu pancet, bago, menjangan, pedet, pelaspelas, sito, liling,atau lotong, Penaeus monodon Fabricius, yang memiliki badan berwarna hijau
kebiru-biruan dan berloreng-loreng besar, sampai di luar negeri dikenal sebagai Tiger Prawn Gambar 4. Jenis inilah yang sebagai hasil tangkapan di laut merajai
pasaran ekspor kita, karena dinilai tinggi. Panjang badan udang windu jika dibiarkan hidup bebas di alam dapat mencapai 30 cm. tetapi dalam tambak, hanya
dapat mencapai lebih kurang 20 cm saja. Udang windu sudah dipelihara dalam tambak, karena tahan menghadapi
salinitas yang rendah 3‰ maupun yang tinggi 5‰. Dalam tambak yang dikelola dengan cermat sebagaimana yang dilakukan untuk pemeliharaan ikan
bandeng, udang windu ini dalam waktu 6 bulan dapat mencapai bobot 120grekor, mulai dari benur udang 2 cm Soeseno, 1983.
2.9 Produktivitas