Fungsi Produksi TINJAUAN PUSTAKA

22

2.11 Fungsi Produksi

Hubungan fisik antara input dan output sering disebut fungsi produksi. Bentuk fungsi produksi dipengaruhi oleh hukum ekonomi produksi “Hukum Kenaikan Hasil Yang Semakin Berkurang” The Law of Diminishing Return. Hukum ini menyatakan bahwa jika faktor produksi terus menerus ditambahkan pada faktor produksi tetap, maka tambahan jumlah produksi per satuan akan semakin berkurang. Hukum ini menggambarkan adanya kenaikan hasil kurva produksi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5. Sumber : Nicholson 1995 Gambar 5. Hubungan Antara Produk Total, Produk Rata-Rata dan Produk Marjinal Hubungan antara produk marjinal, produk rata-rata dan produk total memperlihatkan bahwa total produksi memiliki bataas optimum, hal yang mempengaruhi produk marjinal dan produk rata-rata juga berpengaruh terhadap biaya yang digunakan dan penerimaan petani dengan kombinasi penggunaan input. Dalam menggambarkan fungsi teknis dapat dilihat pada tiga daerah 23 produksi yang ditulis sebagai Daerah I, Daerah II, dan Daerah III berdasarkan elastisitas produksi faktor-faktor produksi. 1. Daerah Produksi I Pada daerah ini elastisitas produksi lebih dari 1 Ep1 terletak antara titik asal 0 dan X2 artinya penambahan faktor produksi sebesar 1 akan menyebabkan penambahan output selalu lebih besar dari 1. Pada daerah ini belum dihasilkan produksi yang optimal yang akan memberikan keuntungan maksimum karena produksi masih dapat diperbesar dengan pemakaian input produksi lebih banyak sehingga Daerah Produksi I disebut daerah irrasional apabila produksi dihentikan. 2. Daerah Produksi II Pada daerah ini elastisitas produksi bernilai antara 0 dan 1 0Ep1 terletak antara titik X1 dan X3. Artinya setiap penambahan faktor produksi sebesar 1 akan menyebabkan penambahan produksi paling tinggi 1 dan paling rendah 0. Daerah ini dicirikan oleh penambahan hasil produksi yang semakin meningkat berkurang decreasing return. Pada tingkat tertentu dari penggunaan faktor-faktor produksi di daerah ini akan memberikan keuntungan maksimum sehingga Daerah Produksi II disebut daerah rasional. 3. Daerah Produksi III Pada daerah ini nilai elastisitas produksi lebih kecil dari nol Ep0 artinya setiap penambahan faktor produksi sebesar 1 akan menyebabkan penurunan julah produksi yang dihasilkan. Daerahini mencerminkan pemakaian faktor- faktor produksi yang sudah tidak efisien sehingga Daerah Produksi III disebut juga daerah irrasional. 24

2.12 Penelitian Terdahulu