Konsep Rantai Nilai Konsep Nilai Tambah

3. Sesuatu yang dibiayai Menurut sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: 1 Biaya langsung yaitu biaya yang secara langsung untuk membiayai suatu kegiatan produksi, misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan lain sebagainya. 2 Biaya tak langsung yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendukung produksi. Termasuk di sini adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen, misalnya biaya listrik, overhead pabrik, gaji pengawas beberapa produk, dan lain sebagainya. 4. Jangka waktu manfaat Menurut jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibedakan ke dalam 2 golongan, yaitu: 1 Pengeluaran modal capital expenditures yaitu biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode produksi turn over, misalnya biaya pembelian alat produksi. Biaya tersebut dibebankan melalui depresiasi dan deplesi. 2 Pengeluaran penerimaan revenue expenditure yaitu biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam satu kali periode produksi turn over, misalnya bahan baku, bahan penolong, dan lain-lain. 5. Perilaku terhadap perubahan volume kegiatan Menurut perilaku terhadap perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: 1 Biaya tetap yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam satuan unit waktu tertentu, tetapi akan berubah per satuan unitnya jika volume produksi per satuan waktu tersebut berubah. Biaya ini akan terus dikeluarkan walaupun tidak berproduksi, misalnya depresiasi, bunga modal, pajak langsung, gaji karyawan tetap, dan lain sebagainya. 2 Biaya variabel yaitu biaya yang per satuan unit produksinya tetap, tetapi akan berubah jumlah totalnya jika volume produksinya berubah. Biaya ini tidak diperlukan apabila tidak berproduksi, misalnya upah borongan, bahan baku, pemeliharaan dan perbaikan, biaya ban untuk alat angkut, dan lain sebagainya.

2.4 Konsep Rantai Nilai

Rantai nilai merupakan suatu alat utama untuk mempelajari semua kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan serta bagaimana kegiatan tersebut berinteraksi. Porter 1980 diacu dalam Gayatri 2009 menyatakan bahwa rantai nilai sebagai alat utama untuk mengidentifikasi cara menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih tinggi. Kerangka rantai nilai value chain framework merupakan suatu metoda memecah rantai chain, dari bahan mentah sampai dengan pengguna akhir ke dalam aktivitas-aktivitas strategis yang relevan untuk memahami perilaku biaya dan sumber-sumber diferensiasi, karena suatu aktivitas biasanya hanya merupakan bagian dari himpunan aktivitas yang lebih besar dari suatu sistem yang menghasilkan nilai. Setiap perusahaan terdiri dari kumpulan aktivitas yang dilaksanakan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung produk perusahaan. Kaplinsky dan Morris 2000 diacu dalam Gayatri 2009 menggambarkan rantai nilai dari seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menghasilkan barang atau jasa. Proses tersebut dimulai dari mendesain produk barang atau jasa yang akan dihasilkan, proses menghasilkan produk, memasarkan produk, dan mendaur ulang produk tersebut. Secara lengkap disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Rantai nilai sederhana

2.5 Konsep Nilai Tambah

Dalam industri nilai tambah berarti ukuran untuk menyatakan sumbangan proses produksi terhadap nilai jual suatu barang. Nilai tambah tersebut dapat dinyatakan untuk tiap meter kubik kayu bulat, setiap dolar modal, setiap orang kerja, dan sebagainya Widarmana 1978, dalam Tarigan 1998. Nilai tambah menurut Gittinger 1986 diacu dalam Tarigan 1998 adalah nilai output dikurangi input yang dibeli dari luar. Dalam tiap satuan produksi, nilai tambah diukur dengan perbedaan antara nilai output perusahaan dan nilai seluruh input yang dibeli dari luar perusahaan. Nilai Tambah = Nilai Penjualan Output – Nilai Pembelian Input Produksi Pemasaran Recycle Design

2.6 Konsep Pemasaran