BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen
2.1.1 Klasifikasi Berdasarkan Botanis
Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen juga dikenal dengan nama botani Albizia moluccana Mig; Albizia falcata Backer; Albizia falcataria L.
Fosberg. Sengon dapat dikelompokkan ke dalam famili Leguminosae dengan sub- famili Mimosoidae dan memiliki beberapa nama lokal. Untuk Indonesia, sengon
dikenal dengan beberapa nama sesuai dengan tempat tumbuh tanaman yang bersangkutan. Di daerah Jawa sengon dikenal dengan nama jeungjing Sunda dan
sengon laut Jawa, di daerah Maluku dikenal dengan nama sika, di daerah
Sulawesi dikenal dengan nama tedehu pute, dan di Papua dikenal dengan baewahogon
. Sengon juga memiliki beberapa nama di negara lain, yaitu batai Perancis, Jerman, Itali, USA, dan Kanada, kayu machis Serawak-Malaysia,
dan puah Brunei Darussalam Alrasyid 1993, dalam Siregar et al. 2009. Pohon sengon tercatat sebagai salah satu pohon yang tercepat
pertumbuhannya di dunia. Pada umur 1 tahun dapat mencapai tinggi 7 m dan pada umur 12 tahun dapat mencapai tinggi 39 m dengan diameter lebih dari 60 cm dan
tinggi cabang 10-30 m. Diameter pohon yang sudah tua dapat mencapai 1 m, bahkan kadang lebih. Batang umumnya tidak berbanir, tumbuh lurus, dan
silindris. Pohon sengon memiliki kulit licin, berwarna abu-abu, atau kehijau- hijauan. Tajuknya berbentuk perisai, jarang, dan selalu hijau. Pohon sengon
memiliki daun majemuk dengan panjang bisa mencapai 40 cm. Dalam satu tangkai daun terdiri dari 15-25 daun dengan daun berbentuk lonjong Alrasyid
1993, dalam Siregar et al. 2009. Bunga berkelamin ganda, kelopak, dan mahkota bunga berbentuk lonceng
dan memiliki benang sari yang banyak serta kepala sari sangat kecil. Di Jawa, biasanya tanaman sengon berbunga pada bulan Maret-Juni dan Oktober-
Desember. Pohon sengon kadang-kadang mulai berbunga sejak umur 3 tahun. Buah polong sengon matang sekitar 2 bulan setelah pembungaan dan ketika
matang, polong terbuka dan biji akan terpancar ke atas tanah. Vektor
penyerbukannya tidak diketahui, tetapi berdasarkan bentuk bunga dapat diduga bahwa vektornya adalah lebah dan kupu-kupu.
Sengon memiliki buah yang lurus berbentuk polong, retak di sepanjang kedua sisinya, berisi banyak biji. Pada waktu muda, biji berwarna hijau dan ketika
sudah tua berwarna cokelat tua kekuningan. Biji sengon berbentuk pipih dengan kulit tebal, tidak bersayap, tanpa endosperma dengan lebar 3-4 mm dan panjang 6-
7 mm. Pada bagian tengah terdapat garis melingkar berwarna hijau dan cokelat. Jumlah biji kering per kilogram berkisar 38.000-40.000 butir. Daya kecambah
rata-rata 80 dengan berat 1.000 butir sekitar 25,0-26,3 gram. Biji sengon termasuk jenis biji yang ortodoks. Biji sengon dengan kadar air 8 yang disimpan
pada suhu 4-8°C bisa bertahan sampai 1,5 tahun tanpa penurunan viabilitas yang berarti. Selama penyimpanan, biji sebaiknya dimasukkan ke dalam kantong
plastik kedap udara.
2.1.2 Syarat Tumbuh