Harga Jual Industri Industri

Biaya input yang dikeluarkan tersebut merupakan biaya dari 2 responden industri, untuk perhitungannya disajikan pada Lampiran 13.

5.2.3.2 Harga Jual Industri

Industri menetapkan harga jual sesuai dengan jenis dan ukuran produk. Dalam hal ini harga jual industri yaitu harga jual papan ukuran 0,015x0,18x2,8 m³. Tabel 6 Harga jual papan Industri Harga Jual per satuan papan ukuran 0,015x0,18x2,8 m³ Rp0,00756m³ Harga Jual papan ukuran 0,015x0,18x2,8 m³ Rpm³ 1 9.000 1.190.476 2 10.000 1.322.751 Rata-rata 1.256.614 Penelitian dianalisis sampai pada tahap industri penggergajian, karena harga jual industri merupakan harga yang dibayarkan konsumen untuk jenis produk tertentu yang digunakan dalam pemenuhan kebutuhannya. 5.2.4 Lembaga Pemerintah Terdapat beberapa lembaga pemerintah yang berwenang dalam perdagangan kayu sengon rakyat, yaitu kantor desa, kantor kecamatan, kantor Unit Pelaksana Teknis UPT, dan kantor Dinas Pertanian dan Kehutanan DISTANHUT. Beberapa lembaga tersebut mempunyai tugas dalam menjalankan wewenangnya masing-masing. Kantor desa mempunyai wewenang untuk pengurusan izin usaha pendirian industri. Dalam pendirian industri dibutuhkan beberapa dokumen yang dibuat di kantor desa, yaitu surat izin lingkungan dari RTRW setempat yang diketahui oleh kepala desa, surat keterangan usaha, dan surat keterangan domisili perusahaan. Kantor desa juga mempunyai wewenang dalam mengeluarkan Surat Keterangan Asal Usul SKAU. Beberapa dokumen yang telah dibuat di kantor desa untuk pendirian industri dipergunakan untuk pembuatan dokumen selanjutnya, seperti pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP, Tanda Daftar Perusahaan TDP, dan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP sebagai prasyarat pendirian industri. Beberapa dokumen tersebut diurus di kantor kecamatan untuk selanjutnya diurus di kantor pemerintah daerah. Apabila produk jadi yang dihasilkan dari proses pengolahan bahan baku yang berasal dari desa akan disalurkan keluar dari kecamatan, kabupaten, atau kota, maka dibutuhkan Surat Keterangan Sahnya Kayu Bulat SKSKB untuk menyatakan bahwa produk jadi yang dibawa berasal dari bahan baku yang legal. Dalam memperoleh SKSKB dibutuhkan SKAU, namun tengkulak menebang dan menjual hasil tebangannya pada industri yang masih berada dalam lingkup desa dan biasanya tidak disertai dengan SKAU, sehingga apabila produk jadi akan disalurkan keluar dari kecamatan, kabupaten, atau kota maka industri penggergajian yang akan mengurus SKAU. Kantor yang bertugas untuk mengeluarkan surat keterangan sahnya kayu bulat adalah kantor unit pelaksana teknis yang mempunyai wewenang dalam memantau lalu lintas kayu untuk mencegah terjadinya illegal logging. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30Menhut-II2012 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang berasal dari hutan hak yaitu ditetapkannya kebijakan baru bahwa penerbit dinas yang mengeluarkan SKSKB telah berakhir terhitung sajak tanggal 17 Juli 2012 dan diberlakukannya Faktur Angkutan Kayu Olahan FAKO. Berdasarkan peraturan tersebut, dimana sudah tidak berlakunya SKSKB yang dikeluarkan oleh kantor unit pelaksana teknis, tetapi diberlakukannya faktur angkutan kayu olahan yaitu surat yang dikeluarkan oleh suatu lembaga pensertifikasi kayu yang telah mengikuti pembekalan pengukuran dan pengenalan jenis kayu dari hutan hak yang diselenggarakan oleh Dinas ProvinsiKabupatenKotaBalai. Lembaga pensertifikasi kayu tersebut merupakan masyarakat atau pegawai industri penggergajian yang mengikuti pembekalan dan telah mendapatkan izin untuk mengeluarkan faktur angkutan kayu olahan untuk melegalkan produk yang akan disalurkan keluar kecamatan, kabupaten, atau kota. Dalam hal ini kantor unit pelaksana teknis tetap memantau dan mengawasi peredaran kayu melalui lembaga FAKO tersebut. Selanjutnya, data hasil peredaran kayu dari kantor unit pelaksana teknis diserahkan kepada kantor dinas pertanian dan kehutanan sebagai tindak lanjut dalam penentuan kebijakan. Salah satu lembaga pensertifikasi kayu di Kecamatan Leuwisadeng adalah industri UD. Putra Mandiri dengan nama penerbit Faisal. Bagi industri penggergajian lainnya yang ingin mengeluarkan produk keluar dari kecamatan, kabupaten, atau kota, dapat mendatangi lembaga pensertifikasi yang telah ditetapkan.

5.3 Analisis Nilai Tambah

Besarnya nilai tambah dari masing-masing aktor yang melakukan perdagangan kayu sengon rakyat petani, tengkulak, industri penggergajian dapat diperoleh, jika diketahui besarnya biaya input yang dikeluarkan dan harga jual dari masing-masing aktor tersebut. Besarnya nilai tambah merupakan pengurangan harga jual produk yang dihasilkan dengan biaya input yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Biaya input dan harga jual masing-masing aktor berbeda-beda yang didasarkan atas karakteristiknya masing- masing, maksudnya adalah berbeda dalam jenis komponen biaya input, berbeda dalam penetapan harga jual, serta berbeda dalam proses kegiatan usaha yang dilakukan. Analisis nilai tambah pada setiap mata rantai, ditelusuri berdasarkan alur perdagangan sengon dalam penyalurannya dari menyediakan bahan baku dan kemudian mengolah bahan baku tersebut hingga menjadi suatu produk. Besarnya nilai tambah yang terdistribusikan pada masing-masing aktor disajikan pada Tabel 7 di bawah ini. Tabel 7 Nilai tambah masing-masing aktor Responden Harga Jual Rpm³ Biaya Input Rpm³ Nilai Tambah Rpm³ Persentase Petani 126.952 87.371 39.581 6,983 Tengkulak 500.000 409.904 90.096 15,9 Industri