Pengertian Pemasaran Pelaku lembaga dan Saluran Pemasaran

2.6 Konsep Pemasaran

2.6.1 Pengertian Pemasaran

Kotler 1997 diacu dalam Munawar 2010 mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajemen, dimana individu-individu atau kelompok dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui pembuatan dan pertukaran suatu produk dan uang dengan individu-individu atau kelompok lainnya. Sudiyono 2002 diacu dalam Munawar 2010 mendefinisikan pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat, dan guna bentuk yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi pemasaran.

2.6.2 Pelaku lembaga dan Saluran Pemasaran

Lembaga pemasaran adalah suatu badan atau lembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran, mendistribusikan barang dari produsen sampai konsumen melalui proses perdagangan Limbong Sitorus 1985, dalam Munawar 2010. Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk barang dan jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Sebuah saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang- orang yang membutuhkan Kotler 1997, dalam Munawar 2010. Limbong dan Sitorus 1985 diacu dalam Munawar 2010 menyatakan bahwa saluran pemasaran dapat dicirikan dengan memperhatikan banyaknya tingkat saluran. Panjangnya suatu saluran tataniagapemasaran akan ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh suatu barang dan jasa. Saluran pemasaran tersebut meliputi: 1. Saluran non tingkat zero level channel adalah saluran dimana produsen atau pabrikan langsung menjual produknya ke konsumen. 2. Saluran satu tingkat one level channel adalah saluran yang menggunakan satu perantara. 3. Saluran dua tingkat two level channel, mencakup dua perantara. 4. Saluran tiga tingkat three level channel, didapati tiga perantara.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Sadeng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2012.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kalkulator, kamera, alat perekam, kuisioner, dan microsoft office excel. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

3.3 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada para aktor responden yang terlibat di setiap mata rantai petani, tengkulak, industri penggergajian, dan lembaga pemerintah yang dilakukan secara sengaja berdasarkan alur perdagangan kayu sengon dalam penyalurannya, dari menyediakan bahan baku hutan rakyat hingga menjadi suatu produk jadi. Data primer yang dikumpulkan mencakup: 1. Identifikasi para aktor yang terlibat berdasarkan keterkaitan antar aktor dengan mengikuti alur perdagangan kayu sengon dari bahan mentah hingga menjadi suatu produk. 2. Identifikasi karakteristik masing-masing aktor yang terlibat berdasarkan proses kegiatan usaha petani, tengkulak, industri penggergajian dan wewenangnya lembaga pemerintah. 3. Data komponen biaya input dan harga jual masing-masing aktor petani, tengkulak, industri penggergajian kecuali lembaga pemerintah. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti kantor desa dan kantor Unit Pelaksana Teknis UPT. Data sekunder yang dikumpulkan mencakup: 1. Data pajak tanah petani hutan rakyat.