Latar Belakang Estimasi Nilai Eksternalitas Dari Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (Studi Kasus Tpa Rawa Kucing Kota Tangerang).
                                                                                3 Upaya  mengurangi  beban  Pemerintah  Kota  dalam  mengangkut  sampah,
perlu  didorong  terus  dengan  insiatif  dan  kreatifitas  warga  dan  kalangan  industri dalam  mengelola  sampah  secara  mandiri,  misalnya  dengan  membangun  dan
mengelola  industri  pengomposan  sampah  Dinas  Pekerjaan  Umum  Kota Tangerang, 2007c.
Tabel 2  Laju timbulan sampah Kota Tangerang tahun 2011-2013
Uraian Tahun
2011 2012
2013 Jumlah penduduk
jiwa
1 853 264 1 910 530
1 969 566
Timbulan sampah per kapita
literoranghari
2.25 2.26
2.27
Timbulan sampah m
3
hari
4 169.8 4 317.8
4 470.9 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang 2012.
Sistem  pengelolaan  persampahan  Kota  Tangerang  saat  ini  meliputi  aspek teknis  dan  aspek  non  teknis  aspek  institusi,  aspek  hukumperaturan,  aspek
pembiayaan dan retribusi serta aspek peran serta masyarakatswasta. Pemerintah Kota  Tangerang  dalam  hal  ini  Dinas  Kebersihan  dan  Pertamanan,  membagi
tanggung  jawab  pengelolaan  sampah  dari  sumber  sampai  dengan  Tempat Pemrosesan  Akhir  TPA  menjadi  dua  bagian.  Sampah  yang  dihasilkan  dari
sumbernya  sampai  dengan  sampah  masuk  ke  dalam  Tempat  Pembuangan Sementara TPS sebagai tanggung jawab masyarakat. Sampah dari TPS diangkut
ke  TPA  pada  jalur  atau  rute  yang  sudah  ditetapkan  menjadi  tanggung  jawab Pemerintah Kota Tangerang.
Kota Tangerang memiliki satu unit TPA saat ini, yaitu TPA Rawa Kucing Tabel  3.  Dalam  pengolahan  sampah  di  TPA,  diupayakan  agar  dampak  yang
ditimbulkan terhadap lingkungan dapat dikurangi sekecil mungkin. Tabel 3  Data TPA Rawa Kucing Kota Tangerang tahun 2007
Uraian Luas Total
Ha Status Masa Guna
Lokasi TPA  Rawa  Kucing
Status  Lahan  :  Milik Pemkot  Tangerang
Metode  Operasional  : Control Landfill
34.8 s.d Tahun 2017
Kel. Kedaung Wetan Kec. Neglasari
Kota Tangerang Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang 2007b.
4 Hal ini tentunya sesuai dengan tujuan dari pengelolaan sampah yang salah
satunya  adalah  untuk  meningkatkan  kesehatan  masyarakat.  Pengelolaan  sampah yang  tidak  ramah  lingkungan  akan  menimbulkan  masalah  baru  bagi  masyarakat
sehingga  tujuan  dari  pengelolaan  sampah  tidak  dapat  tercapai  Dinas  Pekerjaan Umum Kota Tangerang, 2007a.
Masyarakat  yang  bertempat  tinggal  di  sekitar  TPA  mengalami  berbagai macam  dampak  akibat  keberadaan  TPA  tersebut.  Dampak  yang  dirasakan  dapat
berupa  manfaat  juga  kerugian.  Manfaat  yang  dapat  timbul  dari  keberadaan  TPA adalah terbukanya lapangan pekerjaan baru. Masyarakat dapat hidup dari sampah
yang menumpuk di TPA. Pemulung dapat mengambil sampah yang dapat didaur ulang seperti besi,  kaca, plastik dan sebagainya.  Usaha pengumpulan sampah ini
dapat  memberikan  nilai  positif  bagi  pemenuhan  kebutuhan  ekonomi  masyarakat sekitar TPA karena sampah tersebut menghasilkan nilai ekonomi bagi mereka.
Selain  manfaat  yang  diberikan  oleh  kehadiran  sampah  di  TPA,  terdapat pula kerugian yang terjadi akibat kehadiran TPA. Kehadiran sampah di TPA dapat
menyebabkan  kerusakan  lingkungan  dan  sumberdaya  yang  cukup  besar. Lingkungan  dan  sumberdaya  yang  berada  tidak  jauh  dari  lokasi  TPA  dapat
tercemar,  baik  itu  udara,  air,  maupun  tanah  sehingga  sumberdaya  tersebut  tidak layak untuk  digunakan sebagai  pendukung aktivitas manusia  yang terus-menerus
meningkat.  Tidak  hanya  itu,  penetapan  TPA  juga  dapat  menimbulkan  konflik sosial antara masyarakat dan pemerintah.
Sampah  juga  dapat  membahayakan  kesehatan  masyarakat,  terlebih  lagi masyarakat  yang  tinggal  di  sekitar  TPA.  Bau  tidak  sedap  yang  bersumber  dari
timbulan  sampah  dapat  menyebabkan  penyakit  saluran  pernafasan  seperti  TBC, bronchitis,  dan  penyakit  saluran  pernafasan  lainnya.  Sampah  juga  dapat  menjadi
tempat  berkembang  biaknya  bibit  penyakit  yang  mudah  menyebar  dan menyebabkan wabah penyakit bagi  manusia maupun mahluk hidup lainnya  yang
berada  di  sekitar  TPA.  Kondisi  seperti  ini  tidak  dapat  dibiarkan  dan  perlu penanganan  yang  tepat  dari  semua  pihak  yang  terkait  dengan  pengelolaan  TPA
tersebut. Sistem pengelolaan sampah  yang selama ini dijalankan perlu dievaluasi dan  dilihat  tingkat  keberhasilannya  dalam  mengatasi  masalah  sampah.  Apabila
sistem  pengelolaan  yang  selama  ini  berjalan  dianggap  banyak  menimbulkan
5 kerugian,  maka  pihak-pihak  yang  berkepentingan  dapat  mengadopsi  sistem
pengelolaan sampah baru  yang lebih efektif. Penanganan sampah  yang tepat  dan efektif  tentunya  dapat  mencegah  sekaligus  mengurangi  eksternalitas  negatif  dari
keberadaan TPA, terutama bagi kesehatan masyarakat sekitar TPA. Dalam  menanggapi  keberadaan  sampah  sebagai  bahan  pencemar
lingkungan  yang  dapat  mengganggu  kesehatan  masyarakat  terlebih  lagi masyarakat  yang  tinggal  di  dekat  TPA,  perlu  pengelolaan  yang  tepat  sehingga
dampak negatif dari timbulan sampah dapat diminimalisir bahkan dapat dijadikan sebagai  salah  satu  sumberdaya  dalam  memenuhi  kebutuhan  masyarakat  sehari-
hari  Sabarguna,  2009.  Upaya  menjadikan  sampah  sebagai  sumber  manfaat  dan sumber  energi  alternatif  tentunya  diharapkan  dapat  mewujudkan  zero  waste  dari
pengelolaan  sampah  di  masa  mendatang,  sehingga  eksternalitas  negatif  dari keberadaan  TPA  dapat  diubah  menjadi  eksternalitas  positif  khususnya  bagi
masyarakat  sekitar  kawasan  TPA.  Berdasarkan  beberapa  eksternalitas  yang dirasakan  masyarakat  di  sekitar  TPA  tersebut,  peneliti  merasa  perlu  untuk
melakukan  penelitian  terkait  nilai  dari  eksternalitas  positif  maupun  negatif  yang dirasakan  masyarakat  untuk  selanjutnya  dapat  dilakukan  upaya  mengembangkan
eksternalitas positif sekaligus menanggulangi eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat di sekitar TPA Rawa Kucing Kota Tangerang.
                