Manajemen Pengelolaan Sampah di TPA Rawa Kucing Saat Ini dan
54 Dari beberapa perbedaan sistem manajemen TPA antara control landfill
dengan sanitary landfill, pengolahan air lindi atau leachate menjadi permasalahan yang masih menghambat pengelola TPA Rawa Kucing untuk dapat menerapkan
sistem sanitary landfill. Permasalahan tersebut dikarenakan pengadaan instalasi pengolahan secara biologis maupun kimia bagi air lindi membutuhkan dana yang
cukup besar dan tahapan proses pengolahan yang cukup lama. Air lindi merupakan air dengan konsentrasi kandungan organik yang tinggi yang terbentuk
dalam landfill akibat adanya air hujan yang masuk ke dalam landfill. Air lindi merupakan cairan yang sangat berbahaya karena selain
kandungan organiknya tinggi, juga dapat mengandung unsur logam Zn dan Hg. Jika tidak ditangani dengan baik, air lindi dapat menyerap dalam tanah sekitar
landfill kemudian dapat mencemari air tanah di sekitar landfill. Dari manajemen pengelolaan sampah control landfill yang diterapkan di TPA Rawa Kucing, saat
ini ada tiga bidang pengolahan sampah yang dijalankan yaitu bidang pemanfaatan sampah menjadi gas metan, bidang pemanfaatan sampah menjadi kompos, dan
bank sentral sampah. Pada bidang pemanfaatan sampah menjadi gas metan, produksi rata-rata yang baru dapat dihasilkan sebesar 3 607.5 m
3
tahun. Pemanfaatan sampah menjadi gas metan masih berada dalam tahap
pengembangan dan akan terus dilakukan upaya untuk dapat meningkatkan produksi sehingga dapat segera didistribusikan kepada masyarakat yang
bermukim di sekitar TPA Rawa Kucing dalam skala besar. Upaya yang dilakukan pihak pengelola TPA Rawa Kucing dalam peningkatan produksi gas metan
diantaranya penambahan sumber gas metan, selain disalurkan dari sampah di area landfill, direncanakan sumber gas metan juga berasal dari pengolahan air lindi
atau leachate. Air lindi atau leachate dapat menjadi salah satu sumber gas metan dengan cara pengumpulan air lindi dalam bak kontrol yang dihubungkan dengan
ventilasi penangkap atau pengumpul gas. Pemanfaatan sampah di TPA Rawa Kucing menjadi kompos saat ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kompos masyarakat Kota Tangerang. Bagian pemanfaatan sampah menjadi kompos di TPA Rawa Kucing sudah
mampu memproduksi 174 500 kgtahun dengan nilai manfaat sebesar Rp 11 470 000tahun. Proses pembuatan kompos di TPA Rawa Kucing melalui beberapa
55 tahapan, diantaranya proses pengangkutan sampah ke dalam bak pemilah, proses
pemilahan sampah, proses pencacahan sampah, proses penumpukan sampah setelah dicacah, proses pembalikan sampah, proses pengeringan sampah, proses
pengayakan, dan terakhir proses pengemasan dalam karung ukuran 50 kg Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, 2013. Bahan baku kompos
bersumber dari sampah beberapa pasar tradisional yang berada di Kota Tangerang dan sebagian berasal dari pemilahan di area landfill. Strategi pengolahan sampah
mejadi kompos di TPA Rawa Kucing untuk masa mendatang adalah perluasan tempat produksi kompos dan pemilahan semua sampah yang masuk ke landfill
sehingga diharapkan mampu meningkatkan produksi kompos dari TPA Rawa Kucing.
Bagian pengolahan sampah lainnya di TPA Rawa Kucing adalah adanya bank sentral sampah. Fungsi dari bank sentral sampah yaitu menampung sampah
anorganik yang telah dipilah dan dikumpulkan oleh pengelola bank sampah yang ada di Kota Tangerang dan yang berasal dari masyarakat di sekitar TPA Rawa
Kucing. Setelah mengumpulkan sampah di bank sentral sampah, pihak pengumpul sampah akan mendapatkan komisi sesuai dengan jenis dan jumlah
sampah yang mereka kumpulkan. Strategi pengelolaan di bank sentral sampah untuk ke depannya diharapkan dapat segera dibangun beberapa instalasi daur
ulang sampah seperti adanya bak pencucian sampah plastik, mesin pencacah sampah, mesin pelebur sampah, dan mesin pengemas sampah sehingga bank
sentral sampah ke depannya mampu menambah fungsinya, tidak hanya tempat mengumpulkan sampah melainkan juga sebagai tempat daur ulang sampah.
Dalam penelitian ini, bank sentral sampah tidak dihitung sebgai salah satu eksternalitas karena dikhawatirkan terjadi double counting dengan perhitungan
penerimaan responden yang digunakan yang kemungkinan juga menjual sampah anorganiknya ke bank sentral sampah, selain itu juga fokus penelitian adalah
pemanfaatan sampah di area landfill secara langsung sedangkan bank sentral sampah tidak memanfaatkan sampah di area landfill TPA Rawa Kucing secara
langsung.
56 Strategi pengelolaan sampah TPA Rawa Kucing di masa mendatang
lainnya selain upaya peningkatan di ketiga bagian pengolahan sampah tersebut yaitu :
1 Meningkatkan kapasitas pelayanan pengangkutan sampah dalam rangka memperluas cakupan pelayanan persampahan melalui penambahan prasarana
dan sarana kebersihan serta petugas kebersihan. 2 Memprioritaskan kebersihan pada ruas jalan protokol dan lokasi-lokasi
strategis seperti pusat pemerintahan, perdagangan, pariwisata, pasar, pelayanan umum, perkantoran dan sekolahan.
3 Menyempurnakan dan membenahi manajemen pengangkutan sampah. 4 Menyempurnakan metode pengelolaan persampahan di TPA termasuk
penataan lahan di dalamnya. 5 Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan aset peralatan berat yang
dimiliki sehingga pemanfaatannya menjadi efektif dan efisien. 6 Secara bertahap melakukan penjajagan dan kerja sama dengan investor dalam
hal pengangkutan sampah atau penanganan sampah di TPA, termasuk mencari teknologi yang tepat guna, atas dasar prinsip peningkatan pelayanan
terhadap masyarakat Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, 2011.
57
VII SIMPULAN DAN SARAN