Penanganan Sampah Estimasi Nilai Eksternalitas Dari Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (Studi Kasus Tpa Rawa Kucing Kota Tangerang).

19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.81 Tahun 2012 sedangkan dalam Azmir 2012 Dirjen PPM Pemberantasan Penyakit Menular dan PLP Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan RI 1989, mengemukakan pengertian TPA adalah lokasi untuk memusnahkan sampah pada tempat tertentu dengan ketentuan sebagai berikut : a. Lokasi untuk penempatan TPA harus memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut: 1. Jarak terhadap pemukiman minimal 3 km. 2. Jarak terhadap sumber air baku untuk air minum mata air, sumur, danau dan lain-lain minimal 200 meter. Hal ini mengingat, bahwa hasil dekomposisi sampah dapat meresap melalui lapisan tanah dan menimbulkan pencemaran terhadap sunber air tersebut. 3. Tidak terletak pada daerah banjir, hal ini mengingat kemungkinan terbawanya sampah TPA oleh air yang akan mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan. 4. Tidak terletak pada lokasi yang permukaan air tanahnya tinggi, hal ini mengingat bahwa lokasi TPA pada tempat yang air tanahnya tinggi akan berakibat pencemaran air tanah baik kualitas maupun jumlahnya. Bila sampah langsung kontak dengan air tanah, pencemarannya akan meluas dan terjadi dalam waktu yang lama. 5. Jarak tepi paling dekat terhadap jalan besarumum, sedikitnya 200 meter, hal ini mengingat alasan estetika, tidak terlihat dari jalan umum. Ini bisa dilakukan dengan membangun pagar atau penanaman pepohonan dan sebagainya 6. Tidak merupakan sumber bau, kecelakaan serta memeperhatikan aspek estetika. 7. Jarak dari bandara tidak kurang dari 5 km. b. Pengelolaan sampah di TPA harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Diupayakan agar lalat, nyamuk, tikus, kecoa tidak berkembangbiak dan tidak menimbulkan bau. 2. Memiliki drainase yang baik dan lancar. 20 3. Leachate harus diamankan sehingga tidak menimbulkan masalah pencemaran. 4. TPA yang digunakan untuk membuang bahan beracun dan berbahaya, lokasinya harus diberi tanda khusus dan tercatat di Kantor Pemda. 5. Dalam hal tertentu jika populasi lalat melebihi 20 ekor per blok gris atau tikus terlihat pada siang hari atau nyamuk Aedes, maka harus dilakukan pemberantasan dan perbaikan cara-cara pengelolaan sampah. c. TPA yang sudah tidak digunakan : 1. Tidak boleh untuk pemukiman. 2. Tidak boleh mengambil air untuk keperluan seharĂ­-hari. Untuk mengantisipasi dampak negatif yang diakibatkan oleh metode pembuangan akhir sampah yang tidak memadai seperti yang selalu terjadi di berbagai kota di Indonesia, maka langkah terpenting adalah memilih lokasi yang sesuai dengan persyaratan. Sesuai dengan SNI No. 03-3241-1997 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA, bahwa lokasi yang memenuhi persyaratan sebagai tempat pembuangan akhir sampah adalah : - Jarak dari perumahan terdekat 500 m. - Jarak dari badan air 100 m. - Jarak dari airport 1500 m pesawat baling-baling dan 3000 m pesawat jet. - Muka air tanah 3 m. - Jenis tanah lempung dengan konduktivitas hidrolik 10 -6 cmdet. - Merupakan tanah tidak produktif. - Bebas banjir minimal periode 25 tahun.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Bujagunasti 2009 mengenai estimasi manfaat dan kerugian masyarakat akibat keberadaan TPST Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantar Gebang mendapatkan nilai manfaat yang dihasilkan dari keberadaan TPST Bantar Gebang adalah sebesar Rp 183 547 000tahun. Nilai tersebut didapatkan dengan menjumlahkan pendapatan masyarakat yang pekerjaannya bersumber dari TPST Bantar Gebang. Nilai manfaat bersih yang diterima masyarakat adalah sebesar Rp 170 161 700tahun yang didapatkan