Penelitian Terdahulu Estimasi Nilai Eksternalitas Dari Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (Studi Kasus Tpa Rawa Kucing Kota Tangerang).

22 dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan utamanya, baik dengan memanfaatkan sampah organik maupun anorganik. Mekanisme pembangkitan dapat dilakukan dengan metode gasifikasi atau memanfaatkan gas yang diperoleh dari sampah sebagai bahan bakar pembangkit dan secara pembakaran thermal. Penggunaan teknologi pengelolaan sampah menjadi listrik yang telah digunakan di negara-negara maju dapat terbagi menjadi 3 mekanisme atau proses pembangkitan yaitu fisika, thermal, dan biologi. Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa persamaan dengan beberapa penelitian terdahulu. Beberapa persamaan tersebut diantaranya masyarakat yang ada di sekitar TPA sebagai objek penelitian, bertujuan menganalisis dan atau mengestimasi nilai eksternalitas dari keberadaan TPA serta memberikan solusi dalam peningkatan pengelolaan TPA yang lebih baik lagi. Penelitian yang akan dilakukan ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu adanya penyediaan fasilitas pengelolaan sampah di TPA seperti penyediaan bank sentral sampah, penyediaan digester atau alat pengolah sampah menjadi biogas yang kemudian didistribusikan bagi rumah tangga di sekitar TPA, serta pembuatan kompos yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Tangerang. Penyediaan berbagai fasilitas di lokasi penelitian tersebut akan menghasilkan kajian yang berbeda dengan penelitian yang telah ada sebelumnya, dengan demikian diharapkan penelitian ini menghasilkan kajian yang berbeda dalam melengkapi hasil penelitian-penelitian sebelumnya. 23 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Peningkatan jumlah penduduk secara signifikan yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia tidak hanya memaksa pemerintah untuk meyediakan berbagai fasilitas umum guna menunjang kebutuhan hidup masyarakat yang semakin banyak, melainkan juga memunculkan berbagai permasalahan rumit lainnya salah satunya peningkatan volume produksi sampah yang dihasilkan setiap harinya. Peningkatan volume produksi sampah berdampak pada semakin kecilnya kapasitas TPA dalam menampung jumlah sampah yang ada, tentunya hal tersebut membuat pemerintah tidak memiliki pilihan yang banyak selain memperluas wilayah TPA sesuai dengan jumlah volume sampah yang ada. Perluasan wilayah TPA pun menimbulkan berbagai permasalahan baru yang harus dihadapi pemerintah yang umumnya menjadi eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi TPA seperti semakin luasnya daerah pencemaran akibat daya tampung TPA yang sudah semakin sedikit yang berdampak pada pencemaran air di sekitar wilayah TPA, semakin luasnya penyebaran penyakit yang bersumber dari timbulan sampah, ancaman ledakan dan longsoran dari keberadaan timbulan sampah, pencemaran udara berupa bau yang tidak sedap yang dirasakan semakin luas, dan pencemaran tanah sehingga turunnya harga lahan di sekitar wilayah TPA. Selain eksternalitas negatif yang diakibatkan keberadaan TPA bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya, ternyata ada beberapa eksternalitas positif yang juga dirasakan masyarakat seperti dapat menjadi tempat mencari nafkah bagi masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai pemulung atau pengumpul barang bekas, sebagai sumber bahan baku sekaligus tempat dalam membuat kompos, dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biogas yang merupakan salah satu sumber energi alternatif juga dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam pengoperasian PLTSa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah serta dapat menjamin kebersihan lingkungan Kota Tangerang pada umumnya. Selain dari nilai ekonomi yang diberikan dari keberadaan TPA bagi masyarakat sekitar dari kegiatan mengumpulkan barang bekas, kegiatan pembuatan kompos, pengolahan gas metan 24 menjadi biogas, dan pengoperasian PLTSa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah yang mengikutsertakan masyarakat sekitar secara aktif juga tentunya menjadi eksternalitas positif yang dapat bernilai besar apabila dapat dijalankan secara tepat dengan aplikasi teknologi yang cermat. Dari pemanfaatan sampah yang dapat dilakukan secara maksimal tersebut maka dimasa mendatang diharapkan TPA bukan lagi sebagai tempat yang dapat memberikan eksternalitas negatif yang besar bagi masyarakat melainkan sebagai tempat peneyedia bahan baku untuk berbagai keperluan yang bernilai ekonomi tinggi.

3.2 Hipotesis

Dengan melihat berbagai eksternalitas yang dihasilkan TPA bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya, ada beberapa hipotesis terkait dengan hal tersebut yaitu : 1. Eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat di sekitar kawasan TPA masih jauh lebih besar dari eksternalitas positif yang didapatkan. 2. Belum sinergisnya peran serta dinas terkait dengan masyarakat sekitar kawasan TPA dalam menanggulangi eksernalitas negatif yang diakibatkan dari keberadaan TPA. 25 Penurunan daya tampung TPA Rawa Kucing Peningkatan sektor industri

3.3 Kerangka Pemikiran Operasional

Gambar 5 Kerangka pemikiran operasional - Peningkatan jumlah penduduk pendatang - Peningkatan volume produksi sampah Peningkatan eksternalitas yang dirasakan masyarakat sekitar Eksternalitas positif Nilai eksternalitas negatif Nilai eksternalitas positif Eksternalitas negatif berupa pencemaran yang berdampak pada peningkatan pengeluaran biaya masyarakat sekitar TPA Rawa Kucing Perbandingan nilai eksternalitas bagi masyarakat sekitar kawasan TPA Rawa Kucing Bagi masyarakat sekitar TPA Rawa Kucing Analisis pendapatan Peningkatan pengeluaran berupa : - Biaya berobat - Biaya pembelian air bersih - Biaya pembelian pengharum ruangan - Biaya pembelian obat anti serangga - Cost of illness - Replacement cost Kota Tangerang Rekomendasi untuk mengurangi nilai eksternalitas negatif dan meningkatkan nilai eksternalitas positif TPA Rawa Kucing dengan penerapan sistem pengelolaan TPA yang lebih baik lagi Manajemen pengelolaan sampah saat ini dan strategi ke depannya di TPA Rawa Kucing Analisis deskriptif Bagi masyarakat Kota Tangerang Mengumpulkan barang bekas Penyediaan biogas Analisis pendapatan Penyediaan kompos Analisis pendapatan Kebersihan lingkungan Analisis deskriptif