Odor Warna Aroma Kopi dan Aroma Asing

Gambar 4 Skor uji kesukaan kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni Keterangan: Skala jaring laba-laba untuk seluruh atribut uji kesukaan : 1= amat sangat tidak suka, 2= sangat tidak suka, 3= tidak suka , 4=agak tidak suka, 5= biasa, 6=agak suka, 7= suka, 8=sangat suka, 9= Amat Sangat suka Berdasarkan grafik laba-laba uji kesukaan organoleptik produk memiliki skala 1 sampai dengan 9, dimana skala 1 merupakan interpretasi panelis amat sangat tidak suka dan 9 amat sangat suka. Dapat diketahui dari grafik tersebut semakin terluar titik atribut suatu produk maka memiliki tingkat kesukaan lebih tinggi.

1. Odor

Penilaian hedonik odor dalam skala 1 sampai 9. Nilai odor yang semakin rendah menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap produk minuman kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni semakin tidak suka dan nilai odor semakin tinggi menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap produk semakin suka. Hasil uji kesukaan atribut odor dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil uji kesukaan organoleptik terhadap atribut odor pada formula penambahan ekstrak 100 mg, 200 mg, dan 300 mg berkisar antara nilai 5 sampai dengan 6 yaitu biasa sampai agak suka. Berdasarkan hasil diatas tidak terdapat perbedaan antar persepsi panelis terhadap tingkat kesukaan odor formula kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg, 200 mg, dan 300 mg p0.05. Berdasarkan hubungan karakteristik produk dengan tingkat kesukaan, formula produk kopi yang paling disukai adalah produk kopi dengan odor yang agak lemah.

2. Warna

Sama dengan atribut odor dalam uji kesukaan organoleptik yang memiliki 9 skala pengukuran. Nilai warna yang semakin rendah menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap produk minuman kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni semakin tidak suka dan nilai warna semakin tinggi menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap produk semakin suka. Hasil uji kesukaan atribut warna dapat dilihat pada lampiran 4. Atribut warna pada uji kesukaan berkisar antara skala 6 dan 7, atau agak suka sampai suka. Nilai rataan tertinggi 6.52 terdapat pada kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg, dan nilai rataan terendah 6.47 terdapat pada kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 200 mg. Namun tidak terdapat perbedaan yang nyata antar kesukaan panelis terhadap warna formula dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg, 200 mg, dan 300 mg p0.05.

3. Aroma Kopi dan Aroma Asing

Atribut aroma pada uji kesukaan di bagi menjadi 2 atribut yaitu aroma kopi dan aroma asing. Hasil uji kesukaan atribut aroma dapat dilihat pada lampiran 4. Nilai atribut kesukaan aroma kopi dan aroma asing yang berbeda dipengaruhi jumlah ekstrak biji mahoni yang ditambahkan kedalam produk kopi. Hasil penilaian uji kesukaan organoleptik terhadap aroma kopi memiliki kisaran nilai antara 5 sampai 6, atau antara biasa sampai agak suka. Nilai rata-rata terendah 5.1 diperoleh oleh formula 3 yaitu dengan penambahan ekstrak biji mahoni 300 mg. Sedangkan rata-rata tertinggi 5.86 diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni 100 mg. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa perbedaan penambahan ekstrak biji mahoni pada formula kopi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap aroma kopi p0.05. Hal ini berarti, perbedaan jumlah ekstrak biji mahoni yang ditambahkan tidak mempengaruhi nyata pada persepsi kesukaan panelis terhadap aroma kopi pada produk yang dihasilkan. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik aroma kopi yang agak kuat. Atribut aroma asing pada produk kopi memiliki kisaran nilai antara 4 sampai 6, atau antara agak tidak suka sampai agak suka. Nilai rata-rata terendah 4.82 diperoleh oleh kopi dengan penambahan ekstrak 300 mg. Sedangkan rata- rata tertinggi 5.36 diperoleh produk kopi dengan penambahan ekstrak 100 mg. Hasil uji ragam menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni pada formula kopi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap aroma asing p0.05. Hal ini berarti, perbedaan jumlah ekstrak biji mahoni yang ditambahkan tidak mempengaruhi nyata pada persepsi kesukaan panelis terhadap aroma asing pada produk yang dihasilkan. Produk dengan nilai kesukaan tertinggi memiliki mutu organoleptik aroma asing yang just about right.

4. Rasa Manis, Rasa Pahit dan Rasa Creamer

Dokumen yang terkait

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Isolasi Senyawa Terpenoida Dari Kulit Buah Mahoni ( Swietenia Mahagoni (L.) Jacq. )

5 52 68

Isolasi Senyawa Alkaloida Dari Biji Tumbuhan Mahoni (Swietenia mahogani Jacq)

11 84 62

Inhibisi Senyawa Aktif dari Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) sebagai Uji Anti Kanker

0 10 1

Isolasi Senyawa Golongan Flavonoid Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) yang Berpotensi sebagai Antioksidan

1 3 42

Kopi anti-diabetes “goni coffee” : kopi dengan penambahan ekstrak biji mahoni (swietenia mahagoni jacq.) Sebagai minuman fungsional penurun kadar glukosa darah untuk penderita diabetes melitus

2 8 25

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) sebagai Kandidat Obat Antidiabetes

1 15 25

Pemberian Minuman Kopi dengan Penambahan Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) pada Tikus Wistar yang Diinduksi Aloksan

0 3 32

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq) TERHADAP KADAR ALT Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Kadar Alt (Alanin aminotransferase) Tikus Putih ( Rattus norvegicus ) Yan

0 1 13

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% BIJI MAHONI (Swietenia mahagoni Jacq) TERHADAP KADAR ALT Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Terhadap Kadar Alt (Alanin aminotransferase) Tikus Putih ( Rattus norvegicus ) Yang

0 0 15